TEMAN LAMA

37 27 0
                                    

Kapten Hassan masuk ke dalam ruangan membawa sebuah map cokelat yang berlabel 'Sangat Rahasia'. Kapten Hassan duduk menghadap kami, dia membuka map cokelat itu dan membagi isinya kepada kami. Kami sedang mengadakan pertemuan yang sangat mendesak, 15 orang anggota Detasemen Hantu dikumpulkan di ruang rahasia bawah tanah ini. Intel yang Kalia dapatkan dari rumah Tito Cahyoko mengandung informasi yang sangat penting dan krusial bagi keutuhan bangsa ini.

"Baiklah, kita mulai rapat kali ini." Kapten Hassan memulai rapat, lampu ruangan diredupkan agar anggota terfokus pada layar besar yang menampilkan data data. "Kita mulai dari permasalahan pokoknya. Intel yang kita dapat, mengatakan bahwa beberapa tahun kedepan, organisasi misterius, code name : Havoc yang sedang kita selidiki ini akan menggulingkan pemerintah yang berdaulat."

"Ini jelas ancaman yang sangat serius bagi kedaulatan negara." Kapten Hassan memandang audience sejenak. "Setelah memilah dan mengelompokan, kita mendapatkan beberapa bab, yaitu rencana yang sudah berjalan, rencana yang belum berjalan dan eksekusi akhir kudeta, juga termasuk beberapa nama yang kita peroleh dari intel ini." Ujar Kapten Hassan.

"Rencana yang sudah dilakukan antara lain, memecah belah paham masyarakat, membuat mereka saling membenci dan bermusuhan dengan fitnah dan berita bohong, dan membuat rakyat tidak percaya dan tidak puas kepada memerintah. Lanjut pada rencana yang belum berjalan, ini adalah tahap selanjutnya. Mereka berencana membentuk kelompok kelompok sparatis baru di daerah daerah, memecah belah kepolisian dan ketentaraan, membuat mereka bermusuhan dan tidak saling percaya satu sama lain."

"Membuat fitnah antara pemerintah dan ketentaraan, membuat mereka saling curiga. Dan kita sampai pada tahap akhir, yakni eksekusi kudeta. Memang informasi yang kita dapatkan masih samar, tapi kemungkinan, mereka ingin meruntuhkan pemerintah dengan cara kudeta militer yang sebelumnya sudah dipengaruhi dan dibentuk untuk membenci pemerintah, aksi terorisme yang semakin liar dan semakin tersebar luas ke penjuru negeri, juga dengan perpecahan langsung pada masyarakat yang mungkin sekarang sudah sangat terasa."

Data data baru kembali muncul di layar raksasa menunjukan biodata lengkap beserta foto beberapa anggota kelompok Havoc yang telah teridentifikasi. Pembagian misi pun dimulai, setiap tim yang terdiri dari dua orang mendapatkan satu target untuk di leyapkan. Brefing singkat tentang para target diberikan oleh Kapten Hassan dan tim yang telah menerima misi segera meninggalkan tempat dengan membawa map cokelat berlabel sangat rahasia yang sudah pasti isinya adalah rincian misi dan biodata target.

Pembagian misi telah selesai, setiap tim telah keluar ruangan, kecuali aku dan Kenan. Kapten Hassan memandangku dengan tatapan tajam. "Aku ingin berbicara empat mata denganmu!" Nada yang digunakannya menunjukan bahwa dia tidak sedang bahagia. Kenan yang langsung menyadari maksud dari Kapten Hassan langsung meminta izin meninggalkan tempat dan beranjak keluar ruangan.

"Apa misi terakhir yang aku berikan padamu?" Tatapannya masih sama, tajam. "Siap pak, misi pengintaian Juan Handoko. "Aku membalas tatapannya "LALU MENGAPA KAU BUNUH?" Kapten Hassan membentak, aku tak gentar sedikitpun. "Siap pak, saya masuk ke detasemen ini dengan tujuan menghabisi orang yang telah membunuh keluarga saya dan menghancurkan apapun yang mengancam kedaulatan, keutuhan dan kesatuan bangsa!" Jawabku tegas.

"Tugasmu adalah melakukan perintah!" Nada yang digunakan masih tinggi meskipun sudah tidak membentak. Kapten Hassan memutar badannya membelakangiku. "Intel yang kau bawa sangat berharga. Cepat atau lambat, kita memang harus keluar dari kegelapan, memburu mereka semua sebelum terlambat. Mereka tidak akan diam saja melihat satu per satu anggotanya dihabisi, mereka pasti akan memberikan perlawanan." Kapten Hassan menarik napasnya sejenak.

"Paling tidak, mereka akan mencari tahu siapa sebenarnya yang sedang memburu mereka. Sudah saatnya kita mengangkat senjata lagi, keadaanya sudah amat berbeda sekarang." Kapten Hassan kembali menatapku, kali ini dengan tatapan yang lebih bersahabat "Siap, mengerti pak." Aku hanya menjawab pendek. Sebuah data baru muncul di layar raksasa. "Misi untukmu, kau pasti sangat mengenalnya." Aku memandang layar raksasa itu. Apa apaan ini? Apa maksudnya ini semua?

Danau Yang Menyimpan Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang