PISAU BERMATA DUA

34 26 0
                                    

Pergerakan kami terhenti karena banyaknya musuh yang menembaki posisi kami. Pasukan pemberontak dan tentara Havoc mengetahui kekalahan sudah ada didepan mata mereka, maka dari itu mereka lebih memilih bertempur habis habisan daripada menyerah dan tunduk pada kami.

Pertempuran berlanjut sampai pagi, cahaya matahari mulai samar samar terlihat dari balik pegunungan yang tinggi. Ini adalah pertarungan terakhir. Di salah satu rumah di tepi jalan, sebuah senapan mesin medium terus memuntahkan pelurunya tanpa henti ke semua arah, mencoba menghabisi musuh sebanyak mungkin.

Sebuah proyektil yang sangat cepat menghantam dan menghancurkan rumah itu beserta penembak senapan mesin di dalamnya. Aku melihat ke asal tembakan, dua tank medium angkatan darat datang untuk memberikan bantuan kepada pasukan penyerang.

Kami pun bergerak menuju belakang tank yang masih terus maju kedepan untuk menembus pertahanan lawan. Pasukan musuh terus menghujani tank dengan ratusan bahkan ribuan peluru. Mereka seharusnya tahu bahwa peluru-peluru mereka tidak akan memberikan kerusakan yang signifikan. Sementara itu senapan mesin otomatis yang terpasang diatas tank terus membabat seluruh pasukan musuh yang mulai mundur.

Meriam tank mulai bergerak sedikit ke kanan, lalu memuntahkan proyektil 105mm yang menghantam dan menghancurkan bunker di sisi kanan jalan. ledakannnya menghempaskan beberapa tentara pemberontak yang berada didekatnya. Tanpa banker itu, pasukan musuh tidak memiliki bantuan perlindungan lagi, mereka segera pergi meninggalkan tempat dan mundur ke wilayah bangunan kantor bupati yang menjadi target kami.

Senapan mesin otomatis yang dikendalikan dari dalam tank itu terus menembaki pasukan pemberontak yang berlarian mundur. Mereka lari kocar kacir dan tak terkoordinasi lagi, kami sedikit keluar dari balik tank dan memberikan tembakan bantuan.

Sebuah ronket anti tank meluncur cepat ke udara kemudian menukik tajam ke tanah, targetnya adalah tank medium didepan kami. Aku bisa mendengar desingan pelan dari badan tank, sistem pertahanan tank mulai beraksi. Sebuah roket pencegat keluar dari samping kanan lambung tank dan menghancurkan roket anti tank itu, meledakannya di udara.

Aku sedikit terhempas karena efek ledakan, tapi aku masih berdiri kokoh diatas kakiku. Tank terus bergerak maju, sepertinya inilah perlawanan terakhir dari para pemberontak dan tentara Havoc. Mereka sudah tidak memiliki ruang gerak lagi. Kami sudah mengepung mereka disetiap sisi.

Pertempuran untuk mengambil alih kantor bupati tidak berjalan begitu mulus meski dengan bantuan alat tempur seperti tank sekalipun. Pasukan pemberontak dan tentara Havoc memiliki pertahanan yang cukup kuat disana, mereka memasang senapan mesin mulai dari yang ringan sampai berat di setiap jendela bangunan. Mereka bertarung habis habisan.

Langit pagi yang sedikit gelap dipenuhi kilat cahaya kuning dari peluru yang berterbangan ke setiap sisi, juga suara ledakan dari geranat dan juga bahan peledak lainya yang membuat jantung berdetak kencang. Setelah berjam-jam suara kontak senjata memekakan telinga, pertempuran yang memakan banyak tenaga dan korban, akhirnya kami bisa menguasai kantor bupati ini. Ini adalah target terakhir dari misi kami, tinggal menunggu rekan rekan kami yang lain untuk menghancurkan pertahanan terakhir musuh dan mengambil alih kota.

Beberapa tentara terlihat menodongkan senjatanya, menggiring pasukan musuh yang sudah menyerah, beberapa lagi mengangkuti mayat mayat yang tergeletak di sembarang tembat. Sementara itu aku melihat Zanu yang sedang berbicara lewat telefon dengan seseorang, pembicaraannya tanpak serius sekali. Zanu mengangguk, lawan bicaranya mengakhiri percakapan.

“Tim Harimau! Berkumpul!” Kami segera membentuk posisi melingkar. “Kapten Hassan ingin kita menemuinya di bandara, truk penjemput akan segera tiba jadi bereskan barang kalian dan yang masih makan cepat selesaikan!” Kami mengangguk dan segera melakukan perintah Zanu. Aku sedikit menerka-nerka, apa yang ingin dibicarakan oleh Kapten Hassan sampai dia rela terbang disini meninggalkan pekerjaan pentingnya dimarkas pusat.

Danau Yang Menyimpan Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang