KAK RAINA

33 25 0
                                    

Aku menelan ludahku, bersiap mengetahui kenyataan tentang keluargaku yang selama ini tidak aku ketahui. Aku melihat Jaka yang masih memandang kearah langit malam sambil terbatuk batuk kecil. Aku bisa sedikit menebak apa yang ada dikepalanya sekarang. Aku bisa merasakannya juga, seseorang  yang sudah berjuang keras selama hidupnya dan sudah kehilangan banyak hal, pada suatu titik dia akan mempertanyakan arti dari kehidupan.

“Pada suatu saat, aku menghadap Edwin Berbatov, meminta izin untuk pensiun dari dunia ini dan menjalani kehidupan yang normal. Sebagai syaratnya, dia memberiku sebuah tugas yang kotor. Membunuh pasangan suami istri yang memiliki kekuasaan dan pengaruh cukup kuat dikawasan ini. Edwin melihat ancaman pada posisinya di organisasi.” Jaka kembali terbatuk batuk. Dia mengusap darah yang ada dimulutnya untuk kesekian kali kemudian memandangku tajam. “Alam! Orang tuamu adalah anggota Anthem.”.

Mataku terbelalak mendengar pengakuan Jaka, sekujur tubuhku merasakan seperti tersengat aliran listrik kecil, membuatku gemetar. “Edwin takut ayah ibumu akan mengambil posisinya di organisasi, jadi dia mengirim lima pembunuh bayaran terlatih untuk menghabisi orang tuamu. Edwin memanfaatkan salah satu anak buahnya yaitu Orman Pangkualam sebagai kambing hitam.” Aku masih belum bisa berkata apapun, mulutku terkunci, kata kata tertahan di kerongkonganku. Aku berusaha menolak kebenaran yang dikatakan Jaka dan berharap dia hanya berdusta.

Jaka kembali melihat kearah langit dan sesekali meliriku, menunggu untuk aku bisa menerima kenyataan. Jika dia berbohong, bagaimana dia bisa tahu banyak tentang Detasemen Hantu dan juga misi penyelamatan regu intai itu. Lagipula tidak ada gunanya dia berbohong, Jika Edwin memang benar di dalam sana, dia pasti sudah mati sekarang. Tidak ada alasan lagi untuk tipu muslihat.

“Menyerang atau membunuh sesama anggota organisasi adalah hal paling tercela di Anthem. Setelah kematian Orman, pemimpin mengetahui kebenaran sesungguhnya dan dia sangat marah. Tetapi Edwin membuat penawaran yang tidak bisa ditolak. Dia berjanji untuk menggulingkan pemerintahan suatu negara dan menjadikannya boneka. Negara itu memiliki apa yang dibutuhkan Anthem untuk menguasai dunia di masa depan, salah satunya sebuah materi unik yang jika dijadikan bom akan lebih kuat dari bom nuklir. Negara itu adalah negara kita.”

“Keputusan diambil, Edwin ditunjuk sebagai pemimpin dalam usaha Athem untuk menggulingkan pemerintah berdaulat kita. Dia didukung banyak sekali anggota lainnya yang juga memiliki pengaruh kuat. Tetapi kemarahan pemimpin saat itu membuat Edwin menjadi sedikit paranoid. Dia berhenti berpindah pindah tempat secara acak dan menetap di sebuah benteng bawah tanah yang sudah dibangunnya sejak lama. Dia memperketat setiap penjagaan. Dia sangat takut jika pemimpin berubah pikiran secara tiba-tiba dan memutuskan untuk membunuhnya.”

Jaka terbatuk batuk kembali, kini terlihat semakin parah. Darah menetes ke bebatuan dan tanah. “Kurasa waktuku tidak lama lagi. Aku memang tidak pantas untuk mendapat maaf darimu, tetapi sebagai permintaan maafku, datanglah ke.” Jaka menyebutkan sebuah alamat. “Aku harap kau bisa menemukan kebahagiaanmu Alam!” Perlahan mata Jaka mulai terpejam dan akhirnya tertutup, napasnya sudah berhenti berhembus. Jaka telah tiada, seorang pahlawan yang dilupakan.      

“Alam!” Sebuah suara teriakan terdengar dari atas jurang. Aku mendongak keatas, ternyata Kalia yang memanggilku. Aku melambaikan tangan menandakan aku baik baik saja.

“Wow, itu sangat, sangat rumit!” Itulah tanggapan Kalia setelah aku menceritakan semua detail tentang masa laluku yang aku dengar dari Jaka. “Jadi? Bagiamana dengan misinya?” Kalia memandang atap mobil, tidak menghiraukan pertanyaanku. Sepertinya dia sedang mencoba memahami masalah keluargaku yang rumit.

“Kal?” Aku memanggilnya sekali lagi. Kalia menggeleng gelengkan kepalanya seperti sedang mengembalikan kesadaran dari lamunannya. “Oh ya oh ya. Setelah baku tembak itu berakhir, kami memeriksa ke seluruh ruangan. Kami menemukan satu mayat yang sangat mirip dengan Edwin, hanya saja rambutnya lebih panjang dan juga berjenggot lebat. Zanu pasti telah mengambil sampel dna dan beberapa foto untuk dikonfirmasi oleh markas pusat.” Jelas Kalia.

Danau Yang Menyimpan Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang