Mendengar informasi itu dari Kalia, adrenalin dan amarahku menyebar keseluruh tubuh. Aku bisa melihat sebuah mobil keluar dari dalam tanah, sepertinya itu adalah pintu rahasia. Tak perlu menerka lagi, aku sudah tahu dengan pasti orang yang ada di dalam mobil itu pastilah Jaka. Sebuah mobil sedan keluar dari pintu itu, mengejar mobil SUV yang dikendarai Jaka. Pastilah itu Kalia. Entah kebetulan atau apa, Jaka melaju menuju arahku. Aku masih tetap tenang, dia tidak akan bisa melihatku dan Kenan.
Mobil jaka melaju kencang tak jauh dari posisi kami. Tak berapa lama, sedan itu berhenti tepat disamping kami. “Cepat masuklah!” Kalia berteriak. Aku meminta senapan serbu Kenan kemudian masuk ke dalam mobil. Kalia memacu mobil sedan ini ke batas maksimalnya, berusaha menyusul Jaka. Kami mengejar Jaka menuju utara. Aku menembaki mobil SUV itu, berharap membuatnya rusak mesin ataupun pecah ban, apapun untuk membuat mobil itu berhenti.
Aku mengambil magazen baru dari rompi Kalia. Aku terus menghujani mobil itu dengan peluru, tapi apa daya, mobil itu didisain untuk medan ini, membuatnya dengan mudah melakukan manuver zig-zag di tanah berdebu. “Kalia! Alam! Cepat kembali!” Zanu berteriak kepada kami melalui radio. “Maaf komandan tidak bisa sekarang! Kalian pulanglah duluan, kami pasti menyusul!” Kalia kemudian mematikan radionya dan akupun melakukan hal yang sama.
Kami sudah masuk ke jalan raya, ini adalah keuntungan bagi kami. Sedan ini bisa melaju jauh lebih cepat diatas aspal. Tak lama kemudian, kami sudah mensejajari mobil Jaka. Kalia membanting stir, menghantamkan mobil. Tak mau kalah Jaka juga menghantamkan mobilnya kearah kami. Body mobil SUV yang besar itu membuat sedan kami sedikit oleng.
Kalia membanting stir ke kanan untuk menghindari truk di depan kami. Kalia membanting stir ke kiri untuk menghindari minibus dari arah berlawanan. Aku berpegangan erat, Kalia memutar mutar stir mencoba mengendalikan mobil yang tak terkendali. suara decitan roda terdengar dan asap putih terlihat mengepul dibelakang. Mobil sudah stabil, Kalia menginjak pedal gas kuat kuat untuk menyusul ketinggalan.
Bunyi ‘klek’ terdengar dari senapan serbuku, magazen terakhir sudah habis. Aku membuang senapan itu ke bangku belakang dan mengambil senapan sub mesin ringanku. Setelah menembaki roda belakang berkali kali, akhirnya roda itu meledak juga. Mobil SUV itu berputar tak terkendali dan menghantam mobil kami. Kalia yang tidak siap, terlambat untuk menghindari tabrakan. Mobil sedan kami dan mobil SUV Jaka terbalik beberapa kali hingga menghantam pembatas jembatan.
Aku menggelengkan kepala, pandanganku masih buram tapi aku jelas masih sadar. Aku melihat Jaka yang berjalan pincang keluar dari mobil dan menuju kearah kami, kepalanya berdarah. Aku melihat Kalia yang tidak sadarkan diri, mobil sedan ini terbalik. Akhirnya aku berhasil keluar.
Aku mencolek sendikit darah segar yang keluar dari pelipis kiriku. Aku berjalan menghampiri Jaka lalu melayangkan pukulan tepat menghantam pelipis kirinya, membuatnya tersungkur ke tanah. Aku segera melampiaskan kemarahanku padanya. Anehnya Jaka hanya berusaha melindungi kepalanya tanpa membalas pukulan.
Aku menghentikan pukulanku, berusaha menebak apa yang ada dipikiran Jaka, kenapa dia tidak membalas pukulanku. Jaka kembali berdiri, dari tatapannya aku bisa mengetahui dia tidak memandangku sebagai musuhnya. “Alam!” Mataku terbelalak kaget mendengar Jaka menyebutkan namaku.
Pandanganku teralihkan ke Kalia yang mengacungkan pistolnya dan siap untuk menembak Jaka. Jaka berlari kearahku, mendorongku jatuh ke sungai bersamanya. Aku bisa mendengar dengan jelas Kalia meneriakan namaku.
Aku mengehembuskan napas berat dan terbatuk batuk berusaha mengeluarkan sisa air dari tenggorokanku. Aku merayap ketepian sungai dengan baju yang basah kuyup. Aku melihat Jaka bersender di bebatuan tak jauh dariku. Aku beranjak berdiri dan menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danau Yang Menyimpan Kenangan
ActionKetika seseorang telah menempuh perjalanan yang sangat panjang, melelahkan, dan menyakitkan. Orang itu akan mulai mempertanyakan apa arti dari kehidupan ini, apa gunanya dia berjuang sampai sejauh ini dan apa yang dia perjuangkan benar benar sebandi...