Aku berjalan cepat menuju ruangan Kapten Hassan. Satu jam yang lalu, pertemuan mendadak para petinggi detasemen hantu diadakan. Membahas sebuah intel terenkripsi yang baru saja dipecahkan oleh divisi analisis. Intel itu mengatakan bahwa dalam dua minggu kedepan akan diadakan sebuah serangan besar besaran untuk menguasai pulau paling timur dan provinsi paling barat di negara ini.
Serangan itu akan dikoordinasikan dengan para pemberontak lokal. Intel ini mengungkapkan semua rencana Havoc secara terperinci mulai dari pendanaan hingga bantuan senjata canggih untuk pemberontak. Havoc juga akan mengirim pasukan pasukannya untuk memegang peranan kunci dan ikut maju digaris depan dalam serangan kali ini.
Mereka pasti sudah sangat marah dan benar benar ingin menghancurkan kita sampai mereka berani melakukan perang terbuka seperti ini. Mengingat kami telah membunuh salah satu petinggi Havoc, mereka sekarang pasti sedang mempercepat proses persiapan penyerangan.
Sebelum sempat mengetuk pintu, Kapten Hassan sudah berlalu keluar ruangan. Aku segera mengejarnya dan berjalan mensejajarinya. “Darimana saja kau?” Kapten Hassan tampaknya sedang terburu-buru, terlihat dari pakaiannya yang rapi, dia akan menghadiri sebuah pertemuan penting. “Kau ikutlah denganku! Dimana Kalia?”.
Aku menyetir dengan cepat dan hati hati, berusaha mengambil setiap celah yang ada. Kami sedang menuju ke markas besar militer yang ada di daerah selatan ibukota untuk menghadiri sebuah pertemuan dengan jendral- jendral mereka dan juga presiden. Dalam rapat mendadak itu diputuskan bahwa detasemen hantu saja tidak akan cukup untuk memenangkan pertempuran ini. kita harus bekerja sama dengan militer dan kepolisian.
Entah karena terburu-buru atau apa, Kapten Hassan mengutusku dan Kalia sebagai pengawal pribadinya kali ini. Mobil melalui pemeriksaan sebelum memasuki gedung. Setelah memarikir mobil, kami segera mengikuti Kapten Hassan menuju ruangan rapat. Langkah Kapten Hassan sangat cepat, melihatnya seperti ini membuatku berpikir bahwa negara sedang benar-benar terancam.
Kami masuk ke dalam ruangan yang sudah dipenuhi oleh petinggi militer dan Pak Presiden sendiri. Semua mata tertuju kepada kami yang aku sendiri hanya mengenakan jaket dan celana jens dan Kapten Hassan yang memakai setelah jas seperti pembisnis dan Kalia yang berpakaian seperti model.
Kapten Hassan dipersilahkan untuk duduk sementara kami menunggu dibelakangnya seperti para ajudan lainnya. Kapten Hassanlah yang memulai rapat karena hanya kamilah yang memiliki informasi tentang Havoc dan rencana mereka.
Kapten Hassan menjelaskan secara terperinci apa dan seberapa kuat organisasi kriminal yang bernama Havoc tersebut. Apa yang mereka inginkan di negara ini dan tujuan utama mereka. Kapten Hassan juga menceritakan beberapa garis besar tentang segala upaya kami untuk mencegah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dan terakhir, Kapten Hassan menjelaskan rencana terakhir Havoc untuk melancarkan perang kepada negara ini.
Presiden dan para jenderal sedang berunding dan beberapa kali mengajukan pertanyaan kepada Kapten Hassan. Mereka saling mengungkapkan strategi apa yang sebaiknya diterapkan untuk menghentikan invasi Havoc. “Mohon ijin berbicara!” Entah apa yang merasukiku, lidah dan mulutku dengan spontan berucap tanpa aku perintahkan.
Kini seluruh pasang mata orang orang penting di negeri ini tertuju kepadaku. “Bicaralah anak muda!” Kata Pak Presiden. Meskipun beliau terkenal kalem dan santai, beliau terlihat sangat karismatik dan berwibawa ditengah para jenderal militer.
Baiklah aku rasa sudah terlanjur berbicara, sekalian saja aku ungkapkan apa yang ada di dalam pikiranku. “Mohon ijin, dengan mempertimbangkan segala aspek yang ada, saya ingin merekomendasikan sebuah strategi lama yang masih sangat efektif hingga sekarang. Strategi ini saya adaptasi dari sebuah buku yang sangat terkenal yaitu Seni berperang!” Para jenderal itu mulai memandangku serius, sepertinya mereka tertarik dengan apa yang aku katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danau Yang Menyimpan Kenangan
ActionKetika seseorang telah menempuh perjalanan yang sangat panjang, melelahkan, dan menyakitkan. Orang itu akan mulai mempertanyakan apa arti dari kehidupan ini, apa gunanya dia berjuang sampai sejauh ini dan apa yang dia perjuangkan benar benar sebandi...