MUSUH DARI MUSUHKU ADALAH MUSUHKU JUGA

34 25 0
                                    

“Baik senior, aku akan mengusahakannya.” Aku menutup telfon, aku berharap Kenan bisa melakukan hal yang aku minta tepat waktu. “Alam! Cepat ceritakan padaku! Dan juga, kemana tujuan kita?” Kalia menarik narik lenganku, terlihat dia sangat penasaran dengan semua kasus yang mulai berhubungan ini.

“Kamu tidak lihat aku sedang menyetir?” Aku memandangnya dengan wajah mengejek, mencoba membuatnya lebih penasaran lagi. Kami berkendara menuju kota hujan dengan kecepatan tinggi, mencoba mengejar waktu sebelum fajar menjemput.

“Baiklah aku akan menceritakannya padamu, beberapa bulan lalu aku menghabisi salah satu pemilik tambang batu bara terbesar di negeri ini, namanya Orman Pangkualam, kamu mungkin sudah tahu itu kan dan juga latar belakang aku masuk detasemen ini!?” Aku memandang Kalia, dia mengangguk menandakan dia tahu tentang pembunuhan orang tuaku dan sangkut pautnya dengan dunia gelap ini.

“Ambisiku masuk ke dalam detasemen ini adalah untuk menghabisi semua orang seperti Orman, orang orang yang merugikan negara, yang menggunakan kekuasaan dengan seenaknya, yang bermain dalam kegelapan.” Aku memandang tajam kedepan, bukan memandang sesuatu tapi sedang mengingat rasa pahit yang mereka berikan, aku tidak akan pernah lupa sampai kapanpun.

“Intel kita mengatakan bahwa ada organisasi rahasia yang sangat besar yang akan menggulingkan pemerintahan berdaulat kita, dan salah satu anggotanya adalah Orman yang kini sudah tiada, tapi satu tiang jatuh tidak bisa meruntuhkan sebuah kerajaan. Tito Cahyoko adalah salah satu anggota organisasi ini, sekutu dari Orman Pangkualam.” Aku tidak mengalihkan pandangan dari jalan.

“Apakah kita tahu organisasi seperti apakah itu dan siapa pemimpinnya?” Kalia bertanya kembali. “Kita tidak tahu apapun soal organisasi ini, bahkan daftar keanggotaannya saja masih samar, jika mereka memiliki anggota yang bahkan sangat berkuasa, entah seberapa berkuasanya para petinggi organisasi ini.”

Kami sudah memasuki jalanan kota yang sepi meskipun masih ada beberapa pengendara yang lewat. “Baiklah Kalia, kamu sudah tahu kemana kita akan pergi, sekarang beginilah rencananya, kita akan berpura pura sebagai tim khusus Orman Pangkualam yang sangat loyal padanya dan sekarang sedang mencari pembunuh majikan mereka yang telah melarikan diri, lalu kita akan menyerahkan orang ini dan mengatakan bahwa dia punya informasi pernting yang mungkin ingin di dengar oleh Tito sendiri, kita akan memancing dua burung dengan satu batu.”

Kalia memandang ke kursi belakang dimana Mclane sedang tertidur pulas akibat obat tidur dengan dosis tinggi yang kami berikan beberapa waktu lalu. “Jadi kamu ingin membocorkan rencana Juan ke musuh utamanya dan membuat mereka saling menyerang satu sama lain dan saat itu tiba kamu akan ada disana untuk menghabisi keduanya?” Kalia menyimpulkan dengan tepat sekali, aku membalasnya dengan anggukan.

Apa kalian tahu kenapa kota ini disebut kota hujan? Karena curah hujan di kota ini adalah yang tertinggi di seluruh negeri dan itu memang benar, sekarang menunjukan jam tiga pagi dan hujan sudah turun meskipun tidak lebat. DIsiniah kami, sebuah rumah mewah di selatan kota hujan. Kami berhenti tepat didepan pagarnya, membuat penjaga waspada. Aku keluar dari mobil dan menghampiri mereka.

“Siapa kalian?” Salah satu dari dua penjaga gerbang bertanya dengan nada mengancam. “Aku membawa seseorang yang mempunyai informasi penting yang akan sayang untuk dilewatkan Tuan Tito. Beritahu beliau!” Kalia keluar dari mobil lalu membuka pintu belakang, memperlihatkan seseorang yang sedang tertidur di jok. “Kami adalah anak buah Tuan Orman Pangkualam, lebih baik kalian mengizinkan kami masuk atau kalian akan kena marah Tuan Tito. Aku tidak suka kehujanan di pagi hari.” Kali ini Kalia balas mengancam mereka. Kedua penjaga pintu itu saling berpandangan, beradu argumen.

Beberapa saat kemudian mereka mengizinkan kami masuk dengan syarat kami tetap di dalam mobil dan tidak melakukan sesuatu yang mencurigakan. Mereka mencoba menghubungi Tito Cahyoko dari telefon kabel yang ada di pos jaga. Kami menjelaskan maksud kedatangan kami dengan detail supaya Tito sendiri yang akan turun tangan dan menemui kami

Danau Yang Menyimpan Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang