Setelah melumpuhkan semua sniper musuh yang bisa kami temukan, seluruh anggota tim kecuali aku dan Kenan segera bergerak masuk ked alam air dengan senyap. Aku pastikan kota itu telah dikuasai pemberontak. Aku terus memantau keadaan dermaga kecil di tepi sungai yang dijaga cukup ketat, beberapa tentara pemberontak terlihat berlalu lalang melakukan patroli dengan membawa senapan serbu sementara Zanu memimpin pasukan berenang dengan senyap tanpa menciptakan cipratan air sedikitpun di permukaan.
“Sekitar delapan orang senior! Lima diatas dermaga dan tiga diatas perahu!” Kenan memberikan informasi. Kami menunggu sampai akhirnya sepasang tangan muncul dari dalam sungai di pinggiran dermaga. Aku mengerti tanda itu, aku langsung menembak tentara pemberontak yang berdiri di tepian dermaga dan sepasang tangan itu menangkapnya dengan sigap sebelum dia tecebur dan membuat cipratan air.
Aku langsung memindahkan target ke salah satu tentara pemberontak yang berada di atas perahu kecil di dekat posisi Zanu dan yang lainnya. Aku mengirimkan tembakan akurat yang langsung menembus kepalanya. Zanu dan yang lain bergerak cepat menaiki dermaga sebelum penjaga yang lain menyadari keberadaan mereka.
“Bagus Harimau Putih, bergerak ke target selanjutnya!” Ujar Zanu. Aku memantau setiap langkah mereka menyusuri dan membersihkan dermaga itu sampai akhirnya hanya tinggal dua orang tentara pemberontak yang berjaga. Terlihat mereka sedang mengobrol dan yang satunya mengeluarkan korek api dan menyulut rokok di mulutnya. Aku menarik pelatuk lembut, satu peluru meluncur menembus tengkorak kedua pemberontak itu.
“Sepertinya kau tak perlu bantuanku untuk melumpuhkan mereka berdua. Oh dan sebaiknya kau segera menyebrang dan berikan kami tembakan perlindungan dari atas bangunan putih itu!” Aku segera bergerak sesuai perintah Zanu. Berenang dengan senyap adalah salah satu keahlianku disamping melumpuhkan target dari jarak lebih dari satu kilometer.
Setelah mencapai dermaga, aku dan Kenan segera menuju bangunan putih yang dimaksudkan Zanu. Setelah berjalan kurang lebih lima ratus meter, kami akhirnya tiba. Pintunya terkunci dan kami melakukan ‘lock-picking’. Tak perlu menunggu lama, akhirnya pintu itu terbuka. Kami segera masuk ke dalam dan menyisir setiap ruangan untuk memastikan tidak ada siapapun disini selain kami.
Kenan sudah siap membuka pintu dan aku berdiri dibelakangnya. Aku meremas sedikit bahu kanan Kenan, memberikan isyarat untuk membuka pintu. Kami masuk dan menemukan seorang tentara pemberontak yang sedang tertidur pulas diatas ranjang lipat. Disamping tentara pemberontak itu tergeletak sebuah senapan sniper.
Sepertinya mereka memberlakukan waktu jaga bergiliran. Aku mengabarkan hal ini ke Harimau Utama. Mereka langsung bergerak menuju ke bangunan dimana sniper pemberontak yang aku lumpuhkan sebelumnya berada, memastikan tidak ada orang lain yang bersama mereka.
Ternyata dugaanku benar, ada dua sniper yang gantian berjaga di setiap pos pantau sniper dan beruntungnya kami, mereka semua tertidur pulas tanpa mengetahui rekan mereka sudah tewas tertembus timah panas tepat dibagian kepala dan dada.
Baiklah itu urusan Harimau Utama untuk menangani mereka. Tugasku kali ini untuk mencari sniper yang mungkin terlewat dari pantauanku dan Kenan. Kota ini memang tidak terlalu luas tetapi tetap akan memakan waktu untuk menemukan sisa sniper musuh.
Aku tidak menemukan sniper pemberontak lagi sejauh mataku memandang tapi aku menemukan sesuatu yang lebih baik lagi. “Harimau Utama masuk! Aku menemukan sejenis markas operasi, aku perkirakan jaraknya lebih dari satu kilometer kearah timur!” Kenan dengan sigap langsung menerbangkan drone miliknya menuju markas itu.
Ternyata markas itu pusat operasi tentara pemberontak di kota ini. Memang benar kataku, kota ini telah dikuasai pemberontak. ”Sepertinya itu adalah kantor bupati senior!” Ujar Kenan padaku. Aku melirik ke arah tabletnya yang terhubung dengan kamera di drone. Tidak salah para pemberontak itu menggunakan kantor bupati sebagai markas. Fasilitas memadai juga memiliki lapangan yang luas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danau Yang Menyimpan Kenangan
ActionKetika seseorang telah menempuh perjalanan yang sangat panjang, melelahkan, dan menyakitkan. Orang itu akan mulai mempertanyakan apa arti dari kehidupan ini, apa gunanya dia berjuang sampai sejauh ini dan apa yang dia perjuangkan benar benar sebandi...