9. Team Leader

3.7K 591 182
                                    

Semalem tuh abis baca-baca komen dj book yang lalu. Ada beberapa yang komen, males baca karena narasinya panjang trus nanti di chapter lain bingung alurnya. Ingin kumaki kalian :) sekali muncul komennya nyakitin :) Fuck.

###
Satu hari Janu habiskan dalam pertemuan parlemen dimana seluruh staff pemerintahan berunding. Diujung meja, ada pemimpin negara yang sedang berbicara mengenai kasus wabah yang belum juga teratasi.

"Tim medis yang berada di bawah pengawasan saya telah mulai meramu obat terbaru guna menangani virus yang sudah bermutasi." Janu memberi laporan singkat. Salah satu pemegang jabatan termuda itu tampak tidak acuh.

"Lalu bagaimana dengan kelompok yang menyebar virusnya? Ini sudah hampir tiga bulan!" Seorang perempuan muda yang menjabat sebagai menteri kesehatan memelototi lelaki itu.

"Jika anda bersedia mengambil alih semua hal yang berkaitan dengan masalah ini Nona Gia, tentu dengan senang hati saya akan mengejar kepala para biadab yang anda sebut tadi." Janu balas mencibir. Giana, menteri kesehatan itu cemberut.

"Kau sendiri yang menawarkan diri untuk membantu!" sanggahnya sebal.

"Bagaimana jika untuk beberapa waktu kedepan Nona Giana mengambil alih tugas Jenderal Janu dalam mengawasi tim riset obat?" seorang menteri lain mengusulkan. "Epidemi ini tidak lama lagi akan membuat negara kita bangkrut. Kita tidak punya pemasukan apapun selama beberapa bulan terakhir karena kegiatan ekonomi yang mati total!"

"Negara lain juga mengajukan protes karena penyebaran virus ini bermula dari keadaan negara kita. Bahkan, negara yang beberapa waktu lalu kita mintai bantuan untuk menyetok bahan baku obat juga terkena virus ini. Mereka mulai mengurangi pengiriman karena warga negara mereka juga membutuhkan." Menteri Luar Negeri juga berbicara.

Semua orang menunggu pemimpin negara mereka mengambil keputusan. Keadaan kali ini benar-benar mengkhawatirkan hingga tidak ada yang berani bertindak gegabah.

"Baiklah kalau begitu. Jenderal Janu, fokuslah untuk mengejar kelompok pemberontak ini," ucap pemimpin negara sambil menatap Janu serius. "Kuberi kau waktu satu bulan. Tidak lebih!"

"SIAP!" sahut Janu tegas.

"Giana, untuk sementara waktu, kau fokus pada tim riset obat di kediaman Janu," lanjut pemimpin negara sekarang beralih pada menteri kesehatan. Perempuan cantik itu mengangguk patuh.

"Formula obat kita jangan sampai bocor. Jika ada negara yang ingin membeli, berikan harga yang pantas. Dan karena kita sedang menutup wisata dari seluruh negara, kencangkan penjualan barang melalui fasilitas online."

"Baik!"

"Budidayakan bahan obat-obatan yang kita perlukan. Lalu buat anggaran untuk segera menyelesaikan kasus ini."

Selesai rapat, Janu pulang. Lelaki itu tidak membiarkan Giana ikut ke dalam mobilnya. Tentu, perempuan itu juga perlu mengepak barang-barangnya sendiri.

Sampai di rumahnya, Janu menyuruh sang sopir untuk mengantar ke laboratorium. Lelaki itu harus memberi tau mengenai perubahan penanggung jawab seluruh operasional pada para pekerja.

Aona, Vivian, Johan dan satu lagi ahli farmasi menghadap Janu setelah dipanggil. Wajah mereka sudah tampak kelelahan. Maklum saja, mereka harus bekerja lebih keras setelah mendengar kabar kalau virus telah bermutasi.

"Mulai besok, kalian akan berada di bawah mengawasan menteri kesehatan, Giana Russel. Bekerjasama lah dengan baik," ucap Janu pada mereka.

"Kenapa tiba-tiba diganti? Maksud saya, apakah kami akan pindah dari sini?" Vivian bertanya.

"Aku diharuskan fokus mengejar para pemberontak dan kalian masih dipersilakan bekerja disini. Hanya saja, Gia akan mengurus yang perlu di urus," jawab Janu ringkas.

Marry The GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang