14. We Are Getting Married

4.2K 609 316
                                    

Aona mengeluh ketika Janu tiba-tiba membangunkannya saat tengah malam. Lelaki itu memaksanya duduk membuka mata.

"Bangun Aona. Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat," bisik Janu di telinga perempuan.

"Kemana?" tanya Aona malas. Bibirnya merengut tidak senang. Janu mengecup bibir Aona berulang kali hingga perempuan itu tertawa geli.

"Ayo. Seseorang sudah menunggu." Janu mengulurkan tangan, menarik tubuh Aona dari ranjang.

Mereka berdua berjalan ke luar rumah, menuju sayap kiri rumah yaitu gereja. Aona mengerutkan kening, merasa heran karena di bawa ke gereja ditengah malam saat dia masih memakai piyama tidur. Apakah Janu ingin mengajaknya berdoa bersama?

Seperti yang lalu, gereja itu sepi dengan penerangan yang temaram. Aona menelengkan kepalanya untuk berpikir saat melihat sebuah kanopi di tengah ruangan.

"Kami sudah disini," Janu memberi sebuah pengumuman dengan nada yang tenang. Aona masih belum paham apapun, bahkan ketika seorang pastur mendekati mereka.

"Selamat datang, Sir," sapa beliau, menundukkan kepala sopan.

"Maaf mengganggumu malam-malam begini," balas Janu. "Dia adalah Aona, calon isteriku. Dan Aona, ini adalah Pastur Damien, pemimpin gereja ini."

Aona mengangguk segan saat sang pastur tersenyum ramah padanya. "Anda sudah mempersiapkan semuanya?" Janu kembali bersuara.

"Ya. Saya sudah melaksanakan perintah anda," jawab pastur Damien. "Apakah kita akan melangsungkan upacaranya sekarang juga?"

"Beri aku waktu lima menit untuk menjelaskan pada Aona lebih dulu," balas Janu, membuat pastur Damien mengangguk dan mundur ke belakang.

"Ada apa ini?" tanya Aona sebelum Janu bisa mengatakan sesuatu.

"Kita akan menikah malam ini juga," jawab lelaki itu tenang. Aona membelalakkan mata tidak percaya.

"Itu tidak masuk akal! Ini tengah malam, dan tidak ada orang lain disini kecuali kita! Lihat? Kita juga memakai piyama!" tukas Aona sebal.

Janu menyentuh pipi perempuan itu dan mengelusnya lembut. "Aku tau," katanya. "Untuk saat ini saja, Aona. Kau bisa merencanakan pesta pernikahan kita nanti. Aku harus kembali mencari pemberontak itu besok pagi."

Bibir Aona terkatup, tiba-tiba merasakan dilema. Bukannya dia ingin pernikahan yang mewah bersama Janu. Tapi menikah ditengah malam hanya dengan memakai piyama? Tidakkah seharusnya Janu menyuruhnya berganti baju lebih dulu dengan yang lebih pantas?

Karena Aona tidak kunjung menjawab, Janu meraih kedua tangan perempuan itu dan mengecupnya dalam. Aona sampai mendongak terkesima.

"Aku mencintaimu, Euna Aona. Maukah kau menikah denganku?" pinta Janu dengan ekspresi yang lembut. Aona tau pipinya merona, ada senyum yang coba dia tahan karena sikap romantis si jenderal.

Balas meraih wajah Janu dengan kedua tangan, Aona mencium bibir lelaki itu lembut. Dengan nada lirih dia menyetujui lamaran kedua Janu. Lelaki itu menciumnya sekali lagi sebelum memanggil pastur Damien dan membawa Aona menuju ke altar.

Pernikahan mereka memang sangat sederhana, tanpa ada saksi mata dan pernak-pernik yang cantik. Hanya saja, suasana yang dibawa oleh penerangan dan arsitektur gereja membuat pernikahan mereka terasa lebih hikmat bagi Aona.

"I make this solemn promise to you." Janu dan Aona saling berhadapan ketika mengucap janji suci mereka. Ada senyum di masing-masing bibir, tersungging dengan manis dan penuh rasa bahagia.

"To be your lover when you need to be loved,
Your doctor when you are ill,
Your army when you go to war,
Your umbrella when life rains down on you,
Your rock when you get weary,
Your shield when you need defense,
Your spirit when you are drained,
Your pillow when you need to rest,
Your voice when no one can hear you,
Your ear when no one will listen,
Your comfort when you feel pain,
Your hero when you are under duress,
Your sunshine when darkness falls,
Your answer when questions arise,
Your inspiration to overcome obstacles,
Your hand to hold when you are frightened,
Your kiss that wakes you everyday,
And your 'i love you' each and everynight.
I am yours. All of me."

Marry The GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang