1 chapter lagi, end...
###
Suara tembakan, dentuman dan ledakan terasa sangat nyata di luar sana. Sementara para pengungsi tidak diperkenankan keluar dari tenda masing-masing, Aona bersama petugas medis yang lain memeriksa jenazah Illion."Ini persis seperti yang telah terjadi pada beberapa pasien positif virus gelombang kedua ini. Dampaknya lebih ganas daripada mutasi pertama," ucap dokter Eros yang memimpin pengamatan.
"Hasil laboratorium sudah keluar?" Aona bertanya pada Vivian yang ada dibelakangnya.
"Butuh waktu beberapa saat lagi, dok. Seluruh keluarga mendiang juga telah di periksa, kecuali letnan Asoka," jawab Vivian menjelaskan.
Aona pun mengangguk. "Karena tidak ada penemuan baru, bisakah kita menguburkannya sekarang?" wanita itu meminta pendapat Dokter Eros.
"Tentu saja. Lebih cepat, lebih baik. Tapi, kemana kita harus menguburkan beliau? Tidak mungkin menerobos perang yang tengah terjadi di depan," sahut beliau.
Aona terdiam. Memang benar, sekarang posisi mereka sedang terjepit. Makam khusus penderita telah disediakan, jauh dari tempat tinggal masyarakat. Namun, dengan keadaan yang seperti sekarang, keluar dari rumah Janu, berarti bunuh diri. Jika dibiarkan terlalu lama juga bukan hal yang bagus.
"Kita kremasi saja kalau begitu. Vivian, minta beberapa orang menyiapkan keperluan dan kabari keluarga almarhum mengenai keputusan ini," ucap Aona serius.
"Baik, dok."
Vivian bergegas pergi, meninggalkan Aona bersama Dokter Eros.
"Virus ini luar biasa. Bagaimana dia bisa bermutasi secepat itu?" gumam Dokter Eros pelan.
"mikroorganisme yang ada di dalam tubuh manusia pasti membantunya bertahan hidup. Mengingat, setiap sel di dunia ini memiliki zat penyusun yang berbeda-beda," balas Aona.
"Anda pasti tau kalau sebelumnya, virus Corona hanya menyerang bagian paru--penyakit Sars dan Mers contohnya. Dan sekarang, virus itu bahkan bisa meledakkan sel darah atau menginfeksi alat kelamin. Bukankah ini sesuatu yang mengerikan? Lebih mengerikan daripada AIDS?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry The General
FanficAdalah sebuah ketidaksengajaan ketika suatu hari Euna Aona bertubrukan dengan seorang lelaki yang memakai seragam militer. Kopi yang ia beli tidak tumpah, hanya dompetnya yang jatuh ke lantai. "Saya minta maaf." Sosok berseragam militer itu berucap...