Gimana sih cara dapet judul yang keren? 😭😭
###
Janu sampai di tengah hutan--tempat dimana seharusnya dia bertemu dengan Troy, saat matahari nyaris di atas kepala. Lelaki itu mendengarkan laporan bawahannya dengan wajah datar tidak terbaca."Kami sungguh menyesal, Jenderal. Kami pantas dihukum." Troy menunduk setelah menyelesaikan laporannya.
Janu tidak menyahut, justru menyusuri sekitar dengan tatapan menelisik.
"Ada yang berkhianat disini," gumamnya tenang."Saya duga, dia sudah melarikan diri bersama para tawanan, Sir," jawab Troy.
"Salah satu hal yang tidak kusuka dari Andreas adalah sifatnya yang pengecut. Dia tidak pernah berani menghadapiku secara langsung dan orang yang dikirimnya selalu mati kubunuh." Janu tertawa tanpa nada, seluruh pasukan di hadapannya hanya diam. "Jika memang mereka melarikan diri lewat sini, maka pasti ada petunjuk yang tertinggal. Cari!"
Dikomandoi oleh Troy, pasukan militer itu kembali bubar untuk melaksanakan perintah. Janu masih bergeming, bahkan sampai semua orang pergi.
Janu kemudian ikut bergerak, menghentakkan kaki pada tanah yang dipijaknya kemudian terdiam lagi. Senyum miring kecil muncul disudut bibir Janu selama satu detik. Lelaki itu lalu ikut pergi menyusul anak buahnya.
Jejak kaki yang ditemukan oleh salah satu prajurit membuat mereka bersemangat. Hanya Janu yang melangkah ke arah yang berlawanan dari para bawahannya. Tidak lama kemudian, terdengar suara tembakan yang membelah kesunyian hutan.
Prajurit militer yang mendengarnya tertegun, melirik satu sama lain dengan pandangan bingung. Troy yang ikut menoleh pun tidak banyak menunjukkan reaksi.
"Ap-apakah Jenderal Janu baik-baik saja?" seseorang bertanya tergagap. Troy tidak menanggapi, kembali fokus pada jalan yang ada dihadapan mereka.
"Ayo maju lagi," kata Troy tenang. Semua orang merasa keheranan, mulai curiga mengapa Troy tidak menghampiri tempat terdengarnya suara tembakan.
"Kami akan memeriksa keadaan jenderal Janu." Seseorang berkelit, didukung oleh beberapa yang lain.
"Tidak ada yang perlu diperiksa. Maju lagi!" Bantah Troy, tegas.
"Tapi terdengar suara tembakan! Jika terjadi sesuatu dan tidak ada yang membantunya--"
"--kalau kalian berani meninggalkan barisan, kalian akan dianggap sebagai pengkhianat!" Troy menyela dengan nada mengancam.
Semua orang kembali saling melirik, tidak yakin dengan pilihan yang harus mereka ambil. Namun, orang yang tadi berkata ingin menyusul Janu akhirnya menetapkan niat.
"Saya akan segera kembali setelah memastikan jenderal Janu baik-baik saja." Orang itu kemudian meninggalkan barisan. Troy tidak menahan, tatapannya justru menajam.
"Ada lagi yang ingin bergabung dengan orang tadi?" tanyanya tenang.
"Tidak, sir!" jawab mereka semua. Troy mengangguk, kembali memimpin pelacakan hingga mereka menemukan persimpangan jalan yang sama-sama terdapat jejak kaki manusia.
"Kita berpencar," kata Troy. Perjalanan semakin jauh, dua prajurit yang bersama Troy mulai kelelahan. "Kita istirahat sejenak."
Mereka bertiga duduk di atas akar pohon, minum air dan menstabilkan napas setelah berjalan lama. Kesunyian hutan saat itu tetap solid karena tidak ada yang bersuara.
"Kita berada di jantung hutan." Troy bersuara dengan tenang, seolah sedang menceritakan sebuah dongeng. "Sangat jauh dari keramaian," lanjutnya.
"Apakah menurut anda, para pemberontak berlari ke arah sini?" salah satu diantara kedua prajurit yang bersama Troy bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry The General
FanfictionAdalah sebuah ketidaksengajaan ketika suatu hari Euna Aona bertubrukan dengan seorang lelaki yang memakai seragam militer. Kopi yang ia beli tidak tumpah, hanya dompetnya yang jatuh ke lantai. "Saya minta maaf." Sosok berseragam militer itu berucap...