22. Reason

3K 557 197
                                    

Yang udah baca, coba baca ulang bagian bawah 😒

Yang rindu, coba mana suaranya?

Kalo komen dan vote 300an, nanti aku post part selanjutnya heheee...

###
Troy mematikan sambungan telepon kemudian menoleh ke arah Janu tang tengah menghisap cerutu sambil menatap ke pemandangan hutan. Mereka masih di benteng Timur, mengatur strategi setelah mendapat informasi dari para tawanan.

"Nyonya Aona menanyakan kabar anda lagi." Troy melapor, tapi Janu seakan tuli. Lelaki itu tidak menunjukkan reaksi atau bahkan berkomentar. "Tidakkah anda ingin menghubunginya secara langsung?"

"Dia menghubungimu adalah bukti kalau dia tidak ingin berkomunikasi denganku. Lakukan saja seperti biasanya." Janu menyahut datar. "Dua orang itu sudah diberi makan?"

Troy mengangguk. "Hanya Reno yang masih keras kepala," sahutnya membuat Janu tertawa lirih.

"Terserah padanya saja."

Troy tidak bersuara, begitu juga dengan Janu. Letnan itu tampak ragu-ragu menyampaikan hal yang ada dipikirannya karena akhir-akhir ini Janu kembali seperti Janu yang dulu. Dingin dan tidak memiliki belas kasih.

"Bagaimana dengan tes DNA-mu?" Tiba-tiba Janu bertanya.

"Seperti yang anda duga, hasilnya sama. Hanya saja, Treya juga diadopsi sejak kecil." Troy menjilat bibirnya yang tiba-tiba kering. Berkat kode yang diberikan oleh Janu, akhirnya dia menemukan saudari kembarnya yang telah lama terpisah. "Saya dengar dia, Vivian dan Nyonya Aona akan bertemu di cafe hari ini," tambah Troy.

"Hubungi Rachel. Suruh dia mengawasi Aona," ucap Janu cepat. Troy hanya mengangguk. Lelaki itu segera mencari kontak yang Janu minta untuk di hubungi.

Rachel adalah letnan perempuan yang satu tingkat ada di bawah Troy. Perempuan itu salah satu kesayangan Janu karena keahlian bela diri dan menembaknya yang bagus. Hanya saja, seperti kelompok militer yang lain, Rachel memiliki sifat yang kaku. Karena itu dia memiliki sebutan She Wolf.

"Bagaimana dengan Gia?" Janu bertanya lagi setelah Troy menghubungi Rachel. Si letnan tertawa.

"Saya rasa dia masih merajuk karena anda hanya menggertak mengenai aphrodisiak. Dia selalu menatap saya dengan marah," jawab Troy.

"Andreas benar-benar payah," cibir Janu sinis. Troy tersenyum. "Bagaimana dia bisa mencintai seorang perempuan seperti Giana?"

"Kalau saya boleh menjawab, mungkin karena secara mental dokter Giana lebih kuat jika harus hidup di dunia militer," kata Troy, menarik perhatian Janu.

"Oh, ya?"

"Hanya pendapat selintas, Jenderal."

"Apa yang membuatmu berpikir begitu?"

"Nyonya Aona memiliki hati yang lemah-lembut. Beliau tampak begitu rapuh sampai saya tidak berani bernapas terlalu keras. Berbeda dengan Gia yang berani bersuara atau melawan meskipun pada akhirnya tetap kalah," jawab Troy menjelaskan.

Janu memikirkan hal itu, tersenyum sedikit saat menyadari kebenarannya. Aona memang baik. Terlalu baik untuk seseorang dalam lingkup keras sepertinya. Hanya saja Troy mungkin belum tau, Rachel--She Wolf mereka akan segera bertemu dengan Luna-nya.

"Ada kabar dari para pemberontak?" Janu bersuara lagi setelah beberapa saat.

"Hanya berita burung kalau tempat persembunyian mereka berada di hutan Barat, sir. Mata-mata kita dalam perjalanan untuk memastikannya," jawab Troy.

"Reno belum mau buka suara?" Troy hanya menggeleng. "Siapkan buaya-buaya kita. Aku lelah berbaik hati padanya. Langsung bunuh saja," perintah Janu kemudian.

Marry The GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang