Aku nggak tau mau baca apa kalau kalian nggak komen :"
Cerita-cerita yang aku suka belom pada update soalnya :"
Saya gabut :"###
Kedatangan Treya di acara makan siang mereka membuat Aona terlonjak kegirangan. Perempuan itu tidak menyangka Janu akan berinisiatif mengundang teman dekat Aona tersebut.Dan saat ini, Janu dan Aona berkumpul bersama Troy, Johan, Vivian dan juga Treya. Aona sempat mempertanyakan keberadaan Reno, tapi kata Treya lelaki itu sedang pergi ketika Troy menjemputnya.
"Ini baru pertama kalinya aku masuk ke dalam rumah. Pantas saja anda sangat betah tinggal disini." Vivian berbisik lirih di telinga Aona.
"Apa maksudnya itu?" desis Aona, pura-pura melotot.
"Ngomong-ngomong, apakah kita sedang merayakan sesuatu secara khusus?" tanya Treya.
"Tidak juga--"
"--Kau bisa bilang begitu." Janu menyela ucapan Aona. "Anggap saja ini adalah pesta perayaan pernikahanku dengan Aona."
Tidak hanya tamu mereka, Aona ikut merasa syok. Hanya Troy yang masih tampak biasa saja, seolah tau rencana Janu.
"Kalian sudah menikah?" tanya Vivian terkejut.
"Aona!" Treya memelototi perempuan itu garang.
"Eh? Mm, itu memang benar. Hanya saja, tidak seperti yang kalian bayangkan," gumam Aona, meringis salah tingkah pada Treya.
"Mungkin sudah lewat beberapa bulan," ucap Janu santai seolah tidak menyadari kegaduhan yang disebabkannya. "Nikmatilah semua yang tersedia. Aona memasak beberapa manu hari ini khusus untuk kalian."
Suasana makan siang hari itu sangat damai dan ceria. Aona berperan besar dalam membangun kondisi tersebut, karena perempuan itu memang akrab dengan sebagian besar tamu. Alasan lain, tentu saja karena mengobrol dengan Janu terasa sangat mengerikan bagi mereka. Kecuali Troy.
"Apakah anda sudah tau kalau petugas di laboratorium mulai di pulangkan?" tanya Vivian, berbisik di telinga Aona saat Janu dan Troy sibuk mengobrol tentang hal lain.
"Oh, ya? Aku baru tau," jawab Aona, melirik ke arah suaminya sekilas. "Kenapa?"
"Tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Kondisi negara kita sudah mulai membaik, jadi riset lanjutan akan dilanjutkan di laboratorium negara," jawab Vivian sambil merengut. "Aku akan merindukan tempat ini."
"Kurasa itu hal yang bagus. Karena kejadian lalu, sekarang banyak orang yang bersemangat untuk kembali bekerja. Wabah kemarin sangat mengerikan bagi kami yang tinggal di rumah," sahut Treya menimpali.
"Apa yang dulu aku pikirkan, ya? Padahal setiap hari berhadapan langsung dengan virus itu." Vivian mengenang dengan wajah prihatin. "Syukurlah aku masih sehat sampai sekarang!" katanya melanjutkan.
Aona yang duduk diantara kedua temannya pun menahan senyum. Ruang tamu di rumah Janu akhirnya terpakai setelah sekian lama. Sang tuan rumah tengah mengobrol dengan Troy dan Johan di sisi lain.
"Untunglah kita bisa melewati semua itu meski banyak korban yang tidak bisa diselamatkan," balas Aona bergumam.
"Kau akan kembali bekerja di rumah sakit setelah ini?" Treya bertanya setelah beberapa saat terdiam.
"Entahlah. Kami belum membicarakan hal itu sampai sekarang. Janu banyak bertugas diluar belakangan ini," jawab Aona. Jujur saja, kesempatan untuk kembali bekerja di rumah sakit sangat menggiurkan. Aona mulai bosan bermalas-malasan di rumah Janu yang sangat besar itu.
"Kudengar, rumah sakit tempatmu bekerja menjadi salah satu tempat menampung pasien kemarin. Banyak berita kalau tenaga medis yang ada disana meninggal karena tertular," gumam Treya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry The General
Fiksi PenggemarAdalah sebuah ketidaksengajaan ketika suatu hari Euna Aona bertubrukan dengan seorang lelaki yang memakai seragam militer. Kopi yang ia beli tidak tumpah, hanya dompetnya yang jatuh ke lantai. "Saya minta maaf." Sosok berseragam militer itu berucap...