Adalah sebuah ketidaksengajaan ketika suatu hari Euna Aona bertubrukan dengan seorang lelaki yang memakai seragam militer. Kopi yang ia beli tidak tumpah, hanya dompetnya yang jatuh ke lantai.
"Saya minta maaf." Sosok berseragam militer itu berucap...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
### Meski sudah cukup lama Aona menikah dengan Janu, tapi perempuan itu masih tidak bisa membaca isi pikiran suaminya. Janu memang tipe orang yang sulit ditebak, dengan kekuasaan dan kekuatan ditangannya, berikut dengan sifat dominan serta sering bertindak semaunya karena itu lah segalanya terasa membingungkan.
Seperti kali ini, setelah kejadian dimana Gia ditembak mati oleh Rachel, Janu tidak bisa ditemui. Menurut Asoka yang ditugaskan di rumahnya lagi, Janu tengah mencari informasi mengenai kelompok pemberontak seorang diri.
Lelaki itu bahkan tidak pamit secara langsung padanya, batin Aona.
Dalam waktu seminggu ini, perempuan itu fokus menyembuhkan para pasien yang terjangkit virus. Meski belum menemukan obat, penyebaran di wilayah rumah Janu dapat di tekan.
Aona tidak turun langsung ke lapangan. Kondisi yang sedang hamil dan kesepakatannya dengan Janu membuat Aona berada di posisi watcher alias pengawas. Tugas Aona hanya di belakang meja, mengamati perkembangan kasus kemudian berusaha mencari jalan keluar.
Pintu ruangan yang dipakainya bersama dokter Eros diketuk. Vivian muncul membawa berkas, diikuti oleh Treya.
"Maaf mengganggu. Tapi ada hal yang perlu anda ketahui," ucap Vivian dengan raut wajah serius. Dibelakangnya, Treya terlihat waswas.
