29. Sibling

3.1K 548 335
                                    

Ssttt... Votenya masih banyak yang belum sampai ke 300. Ayo dipencet bintangnya...

Saya selalu menunggu komentar kalian wahai netijen

Ceritanya panjang, nih! Panjangin juga dong komentarnya 😚😚

Ceritanya panjang, nih! Panjangin juga dong komentarnya 😚😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

###

Janu datang ke rumah sakit setelah semua pekerjaannya selesai. Rachel sudah mengabarinya sejak tadi, tapi karena bukan Aona yang mengalami masa kritis, lelaki itu lebih memilih untuk bekerja lebih dulu.

Masih didampingi Asoka, Janu menghampiri Troy dan Treya yang sudah menunggu di depan ruang operasi. Nihil dengan Aona. Troy langsung memberi hormat ketika melihat Janu, mengangguk seadanya pada Asoka sementara Treya bergeming sambil sesunggukan.

"Dimana Aona?" tanya Janu.

"Beliau ikut menangani operasi dengan beberapa dokter yang lain. Saya terlambat datang untuk mencegahnya," jawab Troy. "Apa anda sudah tau bagaimana dia masuk ke wilayah kantor?"

"Seseorang menggali terowongan rahasia di dekat hutan," jawab Janu. "Setidaknya kini kita tau kenapa orang itu kembali datang ke kota setelah menyepi ditengah hutan," tambahnya mencibir pelan.

"Sudah berapa lama operasinya berlangsung?" Asoka mengeluarkan suara.

"Sudah hampir lima jam. Kondisi di wilayah perairan stabil?" balas Troy berbasa-basi.

"Laporan yang mengalir padaku mengatakan kalau semua baik-baik saja," jawab Asoka tenang. Lelaki itu kemudian melirik pada Treya. "Saudarimu?"

Troy mengangguk singkat, lalu beralih pada Janu. "Saya akan bertugas sekarang jika anda berkenan," katanya menawarkan.

"Tidak ada hal yang mendesak," balas Janu. "Tapi besok pagi aku memerlukanmu." Troy menganggukkan kepala menanggapi hal itu.

Troy kemudian beralih ke arah Treya dan menghela napas panjang.
"Tenanglah, Treya. Berhenti menggigiti kukumu!" katanya.

"Tapi kenapa mereka lama sekali? Ini sudah berjam-jam," keluh Treya agak memprotes. "Apakah luka Reno sangat parah?"

"Nyonya Aona pasti ingin yang terbaik bagi Reno," balas Troy mengingatkan dengan lembut. Treya mengangguk-angguk setuju.

Janu dan Asoka menatap Troy dengan satu alis terangkat. Lelaki berpangkat letnan itu hanya bisa diam, tidak tau harus menanggapi bagaimana. Treya memang menyukai Reno--orang yang kaum militer anggap seorang pemberontak. Hanya saja, baik Treya ataupun Aona belum mengetahui fakta itu.

Tidak lama kemudian terdengar suara denting yang diikuti perubahan warna di lampu ruang operasi. Treya yang sejak tadi duduk pun bergegas berdiri. Ranjang yang membawa Reno digiring oleh beberapa orang perawat dan dokter.

Merasa tidak melihat Aona, Janu langsung masuk ke dalam ruang operasi. Lelaki itu menemukan isterinya sedang duduk berjongkok di samping meja operasi, masih memakai baju hijau dan perlengkapan steril yang lain.

Marry The GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang