Happy reading 😄
###
Pagi itu, Aona membuka mata dan heran melihat suaminya masih tertidur. Perempuan itu mencoba sadar, mencari jam untuk menemukan waktu. Pukul tujuh pagi, tapi Janu masih tertidur lelap.
Aona terdiam beberapa saat karena biasanya Janu akan ikut bangun jika ada sedikit gerakan. Kediaman lelaki itu semakin membuat Aona bingung. Apakah lelaki itu baik-baik saja? Haruskah Aona membangunkannya? Tapi Janu tampak sangat lelap. Perempuan itu menggigit bibir bawahnya ragu.
Pada akhirnya Aona memutuskan untuk membiarkan Janu tetap tertidur. Aona membersihkan diri, kemudian lanjut memasak sarapan. Roti sudah masuk ke alat pemanggang, jus pun telah tertuang ke dalam gelas. Dia harus memeriksa keadaan Janu.
"Janu, bangunlah. Ini sudah jam setengah delapan. Kau tidak kerja?" Aona mengguncang lengan lelaki itu pelan.
"Mm," gumam Janu tidak jelas. Mata lelaki itu masih tertutup rapat--hal yang aneh bagi Aona.
"Kau libur?" tanya perempuan itu sekali lagi.
"Mm." Karena suaminya terus bergumam, Aona memilih meletakkan telapak tangannya di dahi lelaki itu untuk memeriksa suhu tubuhnya.
"Kau demam?" Suhu tubuh Janu tidak terlalu tinggi, hanya sedikit hangat. Janu tidak menjawab lagi, kembali tertidur pulas.
Suara tting dari mesin pemanggang roti membuat Aona bergegas kembali ke dapur. Perempuan itu menyisihkan sarapannya lebih dulu untuk beralih ke kompor. Dia harus menyiapkan bubur untuk Janu.
Aona bisa maklum kalau ternyata Janu memang sakit. Selama ini lelaki itu terlalu banyak bekerja dengan pola hidup yang tidak sehat--terutama kebiasaan tidurnya. Haruskah dia mengabari Troy mengenai kondisi Janu?
"Troy, maaf mengganggumu pagi-pagi begini tapi apakah Janu sibuk hari ini?" Aona menjepit ponselnya diantara bahu dan telinga. Kedua tangan perempuan itu sibuk dengan masakannya.
"Kami berencana mengunjungi pos-pos angkatan militer hari ini, Nyonya. Ada apa?" jawab Troy heran.
"Janu jatuh sakit pagi ini. Bisakah hal itu diundur sampai dia sembuh? Dia bahkan tidak bisa membuka matanya sama sekali," balas Aona.
"Jenderal sakit?" seru Troy kaget.
"Bukan sakit parah. Kurasa dia hanya kelelahan. Kau bisa melakukannya untuk Janu, kan? Memundurkan acara kunjungan itu?" sahut Aona cepat. Dia tidak mau membuat Troy kalut.
"Baiklah, tentu saja saya bisa. Saya akan berkunjung jika tugas saya sudah selesai," kata Troy.
"Oke. Terimakasih, Troy."
Kuah kaldu ayam yang dibuatnya sudah selesai. Aona hanya harus menunggu sampai buburnya masak. Maka dari itu dia memanfaatkan waktu dengan sarapan sekaligus menyiapkan kompres bagi Janu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry The General
FanfictionAdalah sebuah ketidaksengajaan ketika suatu hari Euna Aona bertubrukan dengan seorang lelaki yang memakai seragam militer. Kopi yang ia beli tidak tumpah, hanya dompetnya yang jatuh ke lantai. "Saya minta maaf." Sosok berseragam militer itu berucap...