Nggak mau banyak omong karena mau di komen banyak-banyak 😁😁
###"Aku ingin dinding kamar dicat pink."
Janu mendelik, kaget dengan permintaan Aona yang menurutnya tidak masuk akal. Saat ini mereka sedang mengunjungi rumah Janu yang masih dalam tahap renovasi. Insinyur yang Janu minta untuk mengembalikan bangunan rumahnya tengah meminta saran tentang tata benda dan lain-lain saat Aona menyeletuk demikian.
"Jangan aneh-aneh!" tukas Janu cepat. "Lakukan yang sudah kita sepakati. Aku tidak suka ada perubahan di rumahku." kali ini lelaki itu berbicara pada sang insinyur.
"Tapi aku mau kamar ini bernuasa merah jambu!" Aona membalas marah. Janu dan insiyur itu meliriknya. Dengan satu gerakan kecil Janu meminta tamunya untuk keluar ruangan lebih dulu.
"Ada apa dengan warna merah jambu?" tanya lelaki itu sebal. "Kau pikir ini kamar barbie?"
"Tapi aku mau!" jawab Aona keras kepala. "Aku jenuh dengan warna monokrom yang kau gunakan diseluruh bagian rumah."
"Rumah ini peninggalan orangtuaku dan memang sejak dulu sudah didesign seperti ini. Aku tidak mau mengubahnya sedikitpun!" balas Janu tidak mau kalah.
"Ya sudah! Hidup saja disini sendiri!" Aona menghentakkan kakinya marah sebelum berbalik dan keluar kamar. Janu hanya memutar bolamata melihat kelakuan isterinya.
Janu keluar tidak lama kemudian. Bukan untuk mengejar Aona, melainkan menemui insiyur itu.
"Lakukan seperti yang aku katakan. Jangan pedulikan dia," kata Janu."Mm..." insiyur itu tampak berpikir terlebih dahulu sebelum mengiyakan permintaan Janu. "Kalau begitu saya akan menata semua barang seperti yang telah kita sepakati."
Janu mengangguk setuju, kemudian pergi mencari Aona. Perempuan itu sedang berada di kamar tamu tempat dia menginap saat pertama kali datang ke rumah Janu. Dia sedang menangis menahan kesal.
Janu mengetuk pintunya pelan.
"Aona, sudah cukup. Berhenti bertingkah kekanak-kanakkan karena hormonmu itu. Ayo kita pulang," ujar Janu tenang."AKU TIDAK MAU! SANA! PERGI SAJA SENDIRI! KAU MENYEBALKAN! AKU BENCI PADAMU!" balas Aona dari dalam kamar, terdengar sangat marah ditengah tangisnya.
"Kukira kau tidak mau tinggal dirumahku?" balas Janu, tersenyum kecil pertanda meledek.
"LIHAT? KAU LEBIH MENCINTAI RUMAH INI DARIPADA AKU DAN ANAKMU! PERGI SANA!"
"Tentu saja aku lebih mencintai rumah ini. Menurutmu, berapa uang yang harus aku keluarkan untuk merenovasinya lagi?" Janu menyeringai saat Aona menjerit padanya. "Sekarang, cepat keluar. Kau punya janji dengan dokter kandungan."
Aona tidak lama kemudian dengan penampilan yang berantakan. Dia juga masih menangis. Janu nyaris tertawa karena melihatnya.
"Queen Orders-mu itu benar-benar tidak bisa diatasi." Lelaki itu tertawa kecil sambil menghapus airmata di pipi Aona. Tentu saja langsung ditepis kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry The General
أدب الهواةAdalah sebuah ketidaksengajaan ketika suatu hari Euna Aona bertubrukan dengan seorang lelaki yang memakai seragam militer. Kopi yang ia beli tidak tumpah, hanya dompetnya yang jatuh ke lantai. "Saya minta maaf." Sosok berseragam militer itu berucap...