###
Tidak ada yang berbeda dari Aona meskipun tau ibu kandungnya berada di rumah yang sama. Setidaknya itu lah yang Asoka lihat. Perempuan hamil itu lebih suka menyendiri dengan hobinya.
"Kakak." Asoka menoleh ketika Ivora memanggilnya. Adik tiri hasil pernikahan kedua ibunya itu terlihat hangat. "Salah satu pelayan memberitauku kalau sarapan sudah tersedia. Apakah nyonya Aona akan bergabung dengan kita?" tanyanya.
"Biasanya nyonya Aona tidak sarapan, tapi akan kucoba tanyakan," jawab Asoka, mengelus puncak kepala Ivora lembut.
"Bolehkah aku saja?" tanya Ivora menawarkan diri. "Tampaknya nyonya Aona adalah orang baik."
Asoka mengangguk. "Aku akan menemanimu."
Mereka berdua berjalan berdampingan menuju kamar Aona kemudian mengetuk pintu. Tiga ketukan pertama tidak ada sahutan, tapi kali kedua Aona menyahut pelan.
"Ya?"
"Nyonya Aona, saya Ivora. Sarapan sudah siap, apakah anda akan bergabung dengan kami?" Asoka memperhatikan bagaimana Ivora menanti jawaban Aona dengan antusias.
Tidak ada jawaban, tapi terdengar suara kaki melangkah dari dalam kamar. Tidak lama, Aona membukakan pintu.
"Ah," Aona meringis penuh penyesalan. "Sepertinya saya tidak bisa bergabung. Silakan kalian nikmati sarapan yang ada. Kau juga, letnan Asoka."
"Anda mual lagi?" tanya Asoka melihat wajah Aona yang agak pucat.
"Bukan masalah besar. Aku akan makan jika sudah membaik nanti. Maaf tidak bisa menemani kalian sarapan. Tolong sampaikan pada orangtua kalian, ya?" sahut Aona tenang. Senyum tidak pernah lepa dari bibirnya.
"Saya bisa meminta ibu untuk--"
"--Tidak perlu." Aona memotong kata-kata Asoka. "Aku tidak ingin merepotkan. Lagipula, aku belum tau ingin makan apa untuk sarapan pagi ini."
Asoka akhirnya menganggukkan kepalanya kaku. Jadwal sarapan Aona memang berantakan sejak hamil. Hanya Janu yang selalu berhasil memaksanya.
"Apakah nyonya Aona sakit?" Ivora bertanya pada Asoka saat mereka menuju ruang makan lagi.
"Bukan begitu. Dia hanya tidak terbiasa sarapan," jawab Asoka sekenanya.
"Ivora, Asoka, dimana nyonya Aona?" Illion bertanya saat kedua anaknya masuk ke ruang makan.
"Beliau tidak ikut sarapan," jawab Ivora, mengerucutkan bibir kecewa.
"Kenapa? Apakah dia sakit?" Almira menatap Asoka, menunggu penjelasan.
"Beliau memang seperti itu, ibu. Nyonya Aona akan makan jika dia sudah ingin makan," sahut Asoka.
"Tapi rasanya tidak nyaman jika kita sarapan tanpa pemilik rumah," tukas Illion cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry The General
FanfictionAdalah sebuah ketidaksengajaan ketika suatu hari Euna Aona bertubrukan dengan seorang lelaki yang memakai seragam militer. Kopi yang ia beli tidak tumpah, hanya dompetnya yang jatuh ke lantai. "Saya minta maaf." Sosok berseragam militer itu berucap...