MARHABAN YA RAMADHAN!!!
Sebelum besok puasa, Ai mau minta maaf dulu nih ke kalian.Maaf ya kalau selama ini aku suka bikin kalian kesel, kebanyakan ngeluh, suka ngedrama deelel. Maaf buat kesalahanku yang kemarin-kemarin dan juga buat sesuatu yang di masa depan wkwkwk...
###
Begitu sampai di rumah, ternyata Asoka sudah menunggu. Tidak seperti biasa, salah satu orang militer yang ramah itu kali ini memasang wajah garang. Aona bersembungi di balik punggung Rachel karena itu.
"Lapor, sir, tugas sudah selesai," kata Rachel.
"Masuk." Asoka memberi perintah bernada datar. Rachel mengangguk dan membukakan pintu untuk Aona.
"Mm... Ini, buatmu saja." Aona Mengulurkan setangkai bunga mawar ke dada Asoka sebelum buru-buru masuk ke rumah.
Asoka menangkap bunga Aona yang hampir jatuh lalu menghela napas. Jika saja bunga itu dari orang lain, Asoka pasti sudah membuangnya. Lelaki itu memanggil salah satu pelayan yang kebetulan lewat, menitipkan lagi bunga Aona supaya dikembalikan pada pemiliknya.
Setelah Aona selamat sampai di rumah, Asoka bergegas pos penjagaan untuk melakukan komunikasi dengan pihak militer yang ada ditempat lain. Para pemberontak sudah mulai menyerang. Mereka harus lebih waspada.
Sampai di kamar, Aona meminta Rachel untuk bertahan lebih lama dengannya. Perempuan itu tampak agak waswas.
"Apakah menurutmu Asoka akan menghukum kita?" tanya Aona.
"Beliau tidak mungkin berani melakukan itu kepada anda, nyonya." Rachel menjawab datar.
"Dia akan menghukummu? Dia tidak boleh melakukan itu!" sahut Aona tegas. "Dan, apakah dia akan melapor pada Janu?" kali ini Aona menggigit bibir cemas.
"Jenderal belum bisa dihubungi sampai saat ini. Lagipula, anda sudah kembali dengan selamat," jawab Rachel lagi.
"Aku belum pernah melihatnya marah begitu," gumam Aona, membuat Rachel tersenyum sedikit. Pintu kamar Aona diketuk pelan, begitu dibuka ternyata seorang pelayan yang mengembalikan bunga yang sebelumnya telah Aona berikan pada Asoka. "Dia mengembalikannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry The General
FanfictionAdalah sebuah ketidaksengajaan ketika suatu hari Euna Aona bertubrukan dengan seorang lelaki yang memakai seragam militer. Kopi yang ia beli tidak tumpah, hanya dompetnya yang jatuh ke lantai. "Saya minta maaf." Sosok berseragam militer itu berucap...