9. Orang yang Mencurigakan

3.1K 311 70
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

***

Kecantikan seorang wanita akan sirna termakan usia. Tapi indahnya akhlak yang terpuji akan abadi membersamai hingga akhir hayat. Seorang lelaki selalu mendambakan perempuan cantik nan shalehah, tetapi lupa memperbaiki diri. Seakan lupa bahwa jodoh adalah cerminan diri.

Pinta [Terakhir]
Rani Septiani

***

Selama di atas kapal lelaki yang menggunakan masker itu tidak henti-hentinya menyaksikan interaksi kedua gadis di hadapannya ini. Sesekali ia terkekeh karena aksi seorang gadis yang akan berteriak saat kapal sedikit bergoyang. Namun, ia langsung menundukkan pandangan tatkala mengingat nasihat sang sahabat yang mengatakan bahwa tidak boleh menatap perempuan yang bukan mahram.

Kapal pun menepi, satu per satu pengunjung mulai turun dan disuguhi indahnya hutan bakau. Mereka berjalan di atas jembatan untuk menuju pantai. Rere menarik lengan Kayla dan berhenti tepat di depan seorang lelaki yang sendari tadi memerhatikan mereka.

"Mas! Mas kenapa dari tadi merhatiin kita? Naksir?! Istighfar, Mas. Jaga pandangan," ucap Rere galak. Rupanya sendari tadi Rere menyadari bahwa mereka berdua sedang diperhatikan oleh lelaki ini. Namun, karena Kayla yang terus merengek ketakutan dan suara mesin yang begitu nyaring, sehingga membuat Rere tidak jadi menegur lelaki ini. Dan ini adalah saat yang tepat.

Alih-alih menjawab lelaki itu justru terkekeh dengan suara renyahnya itu.

"Dokter Fauzan?" Kayla membeo.

Lelaki itu melepas kacamata hitam dan maskernya membuat kedua gadis di hadapannya mematung.

"Dokter Fauzan? Aduhh, maaf Dokter. Aku kira tadi siapa. Maaf ya udah marah-marah," ucap Rere merasa bersalah.

"Iyaa nggak apa-apa. Justru aku yang minta maaf karena udah merhatiin kalian, soalnya Kayla lucu ngerengek kayak gitu. Aku jadi keinget adik sepupu aku yang umurnya enam tahun. Dia juga takut kalau naik kapal," jawab Fauzan membuat wajah Kayla memerah karena merasa malu.

Apa? Aku disamain sama anak umur enam tahun? Batin Kayla.

Tawa Rere pecah, "Iya nggak papa, Dokter. Kayla itu emang takut naik kapal," jawab Rere. Sementara Kayla masih setia menundukkan kepala karena malu.

"Jangan panggil, Dokter. Panggil Kakak aja biar samaan kayak panggilan Kayla buat aku," jawab Fauzan lagi membuat seulas senyum di wajah cantik Kayla.

"Cieee," ucap Rere membuat Fauzan dan Kayla salah tingkah.

"Kamu yang foto sama Araz waktu di kantin yang di belakang gedung rektorat kan?" tanya Fauzan pada Rere.  Yang ditanya menganggukkan kepala antusias sembari tersenyum.

Mereka berjalan bersama menuju salah satu gazebo yang berjejer dengan indah di tepi pantai. Pasir yang begitu putih menambah kecantikan pantai ini. Membuat siapa saja akan merasa terkagum-kagum dan merasa betah berlama-lama menikmati keindahan Pantai Mutiara Indah.

"Kakak suka pantai?" tanya Kayla saat Fauzan begitu senang menatap ombak.

"Suka ka--" jeda dua detik, "Suka kambing gulai," jawab Fauzan asal. Hampir saja ia keceplosan mengatakan suka kamu.

"Kambing gulai? Bukannya gulai kambing ya? Sejak kapan namanya dibalik kayak gitu?" tanya Kayla sembari terkekeh.

"Namanya udah berubah mungkin," jawab Fauzan asal. Pasalnya detak jantungnya sudah berdetak diluar batas normal, sehingga ia sudah tidak bisa memikirkan alasan lain.

Pinta [Terakhir] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang