11. Tanda Tangan

3.1K 325 83
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

***

Satu kata bernama 'rindu' sering mengusik dikala dua insan sedang jatuh cinta dan terpisah oleh jarak. Seharusnya kita berterima kasih pada jarak karena membuat kita terpisah, sehingga cinta bisa terjaga dengan baik.

~Pinta [Terakhir]~
Rani Septiani

***

Kayla terus saja mengaduk minuman rasa cokelat itu sembari tersenyum. Seolah minuman itu adalah sang pujaan hati yang berhasil membuat jantung berdebar dan menciptakan sensasi ingin terus tersenyum. Rere yang duduk di hadapannya pun menghentikan makannya dan melambai-lambaikan tangan di depan wajah Kayla.

"Serem kamu, Kay. Senyum-senyum sendiri. Kenapa?" tanya Rere lalu kembali menyuapkan nasi dan lauknya.

"Nggak apa-apa," jawab Kayla singkat.

Tiba-tiba saja ada seorang lelaki berwajah tampan dan berkulit putih naik ke atas panggung yang ada di kafe ini. Membuat para pengunjung kafe berdecak kagum karena ketampanan dan pesona lelaki itu. Ia duduk di kursi yang telah disipakan di atas panggung dengan membawa gitar.

"Lagu ini gue persembahkan untuk orang yang spesial," ucapnya dengan suara khas.

Lelaki itu menyanyikan lagu dengan penuh penghayatan. Dan seluruh pengunjung kafe seperti terbius dengan ikut bernyanyi, ada juga yang sibuk mengabadikan momen ini dengan merekamnya. Sementara Kayla sibuk dengan minumannya seolah tidak peduli. Jangankan ikut bernyanyi, lirik dan judulnya saja Kayla tidak tahu. Kayla hanya mengetahui lagu-lagu yang sering diputar dan dinyanyikan oleh Rere. Karena Kayla bukan tipe orang yang gemar mendengarkan lagu. Ia lebih suka membaca, menulis, ataupun memasak.

Setelah menyelesaikan lagu yang dinyanyikannya, ia turun dan menghampiri meja Kayla dan Rere. Membuat kedua gadis itu saling tatap. Merasa heran kenapa menghampiri meja mereka.

"Apa orang yang disukai cowok itu antara kita berdua?" tanya Rere berbisik. Dan Kayla hanya mengangkat kedua bahunya tanda tidak tahu.

"Raisya maukah kamu menjadi pacarku? Bersama mewarnai hari walaupun nanti kita akan berbeda provinsi?" tanya lelaki itu sembari menyerahkan buket bunga mawar merah.

Kayla terdiam berusaha mencerna apa yang diucapkan lelaki ini. Kayla juga berusaha mengingat apakah mereka saling mengenal. Namun Kayla tidak menemukan jawabannya. Lantas mengapa lelaki ini dengan berani menembaknya? Tanya Kayla pada dirinya sendiri.

"Bentar. Beda provinsi?" Kayla bangkit dari duduknya setelah menanyakan itu, "Kamu stalker? Paparazi? Atau penjahat yang lagi mengintai aku ya?" tanya Kayla bertubi-tubi dengan tatapan horor yang diberikannya.

Rere masih diam duduk memerhatikan kedua insan di hadapannya ini. Tidak mengerti situasi apa yang terjadi saat ini. Bukankah seharusnya ini menjadi momen spesial yang romantis? Kenapa sekarang malah berubah seperti komedi? Bukannya tidak ingin menengahi, Rere hanya memberi ruang kepada mereka untuk saling menjelaskan dan mengerti. Pasalnya saat ini mereka menjadi pusat perhatian pengunjung kafe sehingga Rere tidak ingin menambah keributan dengan ia yang ikut andil.

"Aku emang stalker kamu. Tapi lebih tepatnya pengagum rahasia yang memberanikan diri muncul. Aku tahu kamu dari instagram. Dan siapa yang nggak kenal kamu? Seorang penulis novel best seller," jawabnya dengan senyuman yang tidak menghilang meski pertanyaanya belum dijawab Kayla. Yang artinya ia masih digantung karena belum mendapat jawaban pasti.

Pinta [Terakhir] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang