35. Ada Hati yang Tersakiti

2.4K 295 203
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

***

Emosi sudah menyelimuti, sehingga penjelasan sudah tak mau didengar lagi. Bagaimana kamu mau mengerti? Sementara aku tak diberi kesempatan untuk menjelaskan segala yang terjadi.

Pinta [Terakhir]
Rani Septiani

***

Kayla duduk di bangku sebuah taman, ada sedikit rasa sedih yang menyelinap dalam hati Kayla. Sebab sang sahabat tidak ada kabar beberapa hari ini. Kayla bertanya-tanya apakah Rere lupa kalau hari ini Kayla sedang ulang tahun? Pasalnya sejak tadi malam sampai sore ini. Kayla tak mendapat telepon ataupun chat dari sang sahabat. Sebenarnya do'a terbaik dari Rere yang lebih ia harapkan. Kalau tak memberi ucapan tak apa. Kayla tahu, namanya sudah lebih dulu masuk ke dalam do'a-do'a baik yang dipanjatkan oleh Rere untuknya. Tapi tetap saja, seperti ada yang kurang di momen spesial ini. Terlebih ia jauh dari keluarga, biasanya akan ada kue ulang tahun dan hadiah dari orang tuanya, dan Zia. Sekarang mereka hanya bisa saling menatap via video call.

Berbagai jenis kotak kado sebenarnya menumpuk di dalam kamar Kayla, bahkan sebulan sebelum ia ulang tahun. Kotak-kotak kado itu sudah lebih dulu berdatangan, dari mana lagi kalau bukan dari sahabat pena dan teman sesama penulis. Berbagai video ucapan ulang tahun pun bertebaran di sosial media yang dibuat khusus untuk Kayla. Kayla merasa terharu dengan sikap sahabat pena dan teman-teman penulisnya. Padahal do'a-do'a baik dari mereka sudah cukup bagi Kayla. Tapi mereka mau repot-repot mengirimkan Kayla kado seperti ini. Kayla pun sudah mengingatkan pada semua sahabat pena, kalau Kayla tidak ingin membuat mereka repot dengan menyiapkan kado untuknya. Tapi mereka semua tetap ingin mengirimkan kado dengan alasan kado sudah dibeli. Hingga Kayla hanya bisa berpesan 'kalian boleh memberi saya kado. Tapi, saya tidak mau kalau kalian sampai harus repot menyiapkan kado. Kalau ada hal lain yang lebih penting, lebih baik uang untuk membeli kado itu dipakai untuk kepetingan lain yang jauh lebih penting'. Kayla juga berpesan, 'jangan lupa untuk memberi kado untuk orang tua, kakak, adik, dan keluarga mereka sendiri. Masa iya saya yang bukan siapa-siapa diberi kado. Sedangkan orang yang paling berharga dalam hidup kalian tidak diberi kado juga?' Dua pesan itu yang selalu Kayla ingatkan pada semua temannya.

Kayla berharap dengan pesan itu, mereka tidak memaksakan diri membelikan kado untuk Kayla. Karena sungguh, Kayla tidak ingin merepotkan mereka semua. Kayla tahu, banyak hal lain yang jauh lebih penting daripada harus membelikannya kado.

"Assalamualaikum."

Kayla menoleh, "Waalaikumussalam. Ayo silakan duduk."

Kayla pergi ke taman ini karena mendapat chat dari Risa mengajak untuk bertemu. Ternyata Risa tidak datang sendiri. Melainkan bersama sang kakak, dan ada seorang laki-laki lagi yang ikut bersama Risa dan Araz. Kayla lupa, kalau hari ini adalah hari Minggu. Pantas saja Araz bisa ikut menemani.

"Perkenalkan Mbak Kayla ini kakak saya, namanya Mas Adit. Mas ini Mbak Kayla," Araz memperkenalkan mereka berdua.

Kayla langsung menangkupkan tangan di depan dada saat melihat Adit akan menyodorkan tangannya, hingga Adit mengikuti gaya bersalaman Kayla tanpa bersentuhan tangan.

Risa duduk di samping Kayla, di depan Kayla ada Araz yang duduk menghadap padanya. Dan Adit duduk di samping Araz berhadapan dengan Risa. Sedari tadi Adit terus saja memperhatikan Kayla membuat Kayla merasa kikuk dan canggung. Sepertinya Risa mengetahui hal itu.

"Mas Adit kenapa? Terpesona sama Kak Kayla ya? Hayoo ngaku? Tapi jangan ya Mas. Soalnya aku mau jodohin Kak Kayla sama Mas Araz. Nanti Mas aku cariin calon yang lain," ucap Risa membuat Adit tersadar dan terkekeh.

Pinta [Terakhir] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang