Bismillahirrahmanirrahim
***
Jangan hanya karena ia tak pernah memberikan perhatian lebih, lantas kita berpikiran bahwa ia tak peduli. Siapa tahu ia selalu meminjam nama kita untuk bercerita panjang bersama Allah. Ia menghormatimu, bukan tidak memperdulikanmu. Caranya yang begitu memuliakan seorang wanita, seharusnya mampu kita pahami.
Pinta [Terakhir]
Rani Septiani***
Seorang dokter yang usianya masih terbilang muda sedang menyusuri lorong rumah sakit, setelah melaksanakan shalat dzuhur kini waktunya ia memberi asupan untuk tubuhnya. Perutnya sendari tadi sudah mendemo meminta asupan.
Setelah memesan makanan ia duduk di meja yang kosong, lalu ia mengeluarkan gawai dari saku kemejanya. Dan, meletakkan benda pipih itu di atas meja.
"Permisi, Dokter. Boleh aku duduk di sini? Soalnya meja lain udah penuh," ucap Rere.
"Iyaa, boleh. Duduk aja," Fauzan mempersilakan.
Suasana hati Rere sedang bahagia karena ternyata instagram miliknya difollback oleh dokter pujaan hatinya. Sampai-sampai Rere bertanya pada dirinya sendiri. Apakah ini peluang untuk dirinya berjuang? Namun kebahagiaan itu sirna kala ia teringat akan direct message yang dikirim dua hari yang lalu pada Araz belum juga dibalas. Jangankan di balas. Dibaca pun tidak. Hingga wajah cerianya berubah dratis menjadi muram. Tampaknya Fauzan mengetahui akan hal itu.
"Kenapa Re?" tanya Fauzan.
"Nggak papa, Dokter." Rere bingung apakah ia harus bercerita pada Fauzan atau tidak. Karena biasanya ia hanya bercerita pada Kayla.
"Kalau ada masalah dan ingin bercerita boleh. Siapa tahu aku bisa ngasih solusi," kata Fauzan.
"Itu, Dokter. Aku ngirim DM ke Dokter Araz dua hari yang lalu. Tapi sampai sekarang belum di balas."
Fauzan tersenyum karena ia sangat hafal dengan sifat sahabat baiknya itu, "Araz itu bukan sombong. Justru dia itu orang yang sangat peduli terhadap orang lain. Araz menghormati kamu Re, bukan tidak memperdulikan. Karena Araz begitu memuliakan seorang wanita, dia nggak mau buat perempuan mudah baper. Kamu pasti tahu kalau seorang perempuan itu selalu menggunakan perasaan," jelas Fauzan panjang lebar membuat kadar kagum Rere pada Araz kian bertambah. Rasa sedih pun sirna. Berganti dengan rasa cinta yang semakin tumbuh.
"Aku baru tahu, Dokter. Ternyata Dokter Araz itu sholeh banget ya. Beruntung banget nanti perempuan yang menjadi istrinya," jawab Rere dengan senyum cerianya, "Dokter Araz sama kayak Kayla. Dia juga nggak pernah balas DM yang cuma modus. Katanya nggak mau dikira ngasih harapan. Terus Kayla juga emang bener-bener membatasi komunikasi dengan lawan jenis," jelas Rere panjang lebar.
Fauzan tersenyum dan berpikir betapa beruntungnya mereka yang berjodoh dengan Araz dan Kayla. Kenapa Araz dan Kayla terlihat cocok? Pertanyaan itu yang muncul di dalam benak Fauzan. Tetapi bolehkah Fauzan berharap bahwa Kayla berjodoh dengannya? Karena perasaannya terhadap Kayla sudah begitu mendalam. Tidak bisa ia bayangkan jika nanti ternyata Kayla bukan jodohnya. Apakah ia mampu untuk ikhlas?
Niat baik Fauzan untuk melamar Kayla setelah Kayla mendapat gelar sarjana harus ia urungkan. Mengingat cerita Rere tempo hari bahwa Kayla sangat antusias ingin bekerja dulu. Karena yang Fauzan tahu dari Rere setelah menikah, Kayla tidak ingin bekerja karena ingin fokus menjadi ibu rumah tangga. Namun, pekerjaan menulis Kayla akan tetap lanjut karena menulis sudah menjadi sahabat baik Kayla. Itulah, informasi yang Fauzan dapatkan selama Rere menjadi koas di rumah sakit ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pinta [Terakhir] | TAMAT
Espiritual[Spiritual - Romance] Lelaki berperangai baik telah berhasil menggetarkan hati perempuan muda yang memiliki senyum menawan itu. Apakah lelaki itu menaruh rasa yang sama padanya? Disaat yang bersamaan ternyata ada lelaki lain yang mengagumi sosok per...