14. Direct Message

2.8K 296 38
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

***

Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki. Kecuali, jika napas sudah tidak berembus lagi.

Pinta [Terakhir]
Rani Septiani

***

Jangan lupa untuk membaca Surah Al-Kahfi dan perbanyak membaca Shalawat.

***

Air mata mengalir dikedua pipinya. Ini adalah kali kedua ia menangis setelah kejadian menyakitkan kala itu. Hatinya ikut merasakan sakit walau hanya mendapat kabar melalui sambungan telepon.

Braaakkkk

Ia menggebrak meja di ruangan kerjanya, lalu bangkit dan menuju balkon kamarnya. Kejadian beberapa tahun silam begitu membekas dalam ingatannya. Ia tidak akan lupa semua kata-kata menyakitkan yang terlontar untuknya.

Plak

"Terserah kamu Adit! Sekali kamu keluar dari rumah ini. Maka kamu bukan anggota keluarga ini lagi!" ucap Mansur dengan wajah merah padam karena emosi.

"Egois!" hanya kata itu yang mampu terlontar oleh remaja lelaki yang baru saja lulus SMA itu.

Seketika pandangannya mengabur akibat air mata yang menggenang di pelupuk matanya dan hendak tumpah. Sakit. Satu kata itu yang menggambarkan hatinya saat ini. Orang yang selama ini selalu ia hormati ternyata telah menancapkan luka yang begitu mendalam. Belum lagi luka lama itu sembuh, kini sudah ada luka baru yang diterima oleh Risa. Itu sama saja membuat luka lama yang dirasakan Adit kembali ia rasakan.

***

Hari minggu yang begitu cerah berbanding terbalik dengan suasana hati seorang gadis cantik yang sedang duduk di balkon kamarnya. Ia membuka aplikasi instagram dan mulai mengetik nama seseorang yang notifikasinya selalu ia tunggu.

Risa
Assalamualaikum, kakak penulis yang baik hati dan tidak sombong.
Perkenalkan aku Risa. Pembaca baru di karya-karya Kakak.

Sebenarnya aku DM karena mau ngasih tanggapan soal novel Kakak. Sekaligus mau curhat. Aku nggak tahu kakak bakalan baca ini atau nggak. Aku izin untuk menumpahkan isi hati aku ya.

Tanggapan untuk novel kakak itu aku bingung menjelaskan dengan kata-kata gimana. Karya kakak itu sangat sangat sangat bagus. Banyak ilmu dan manfaat yang aku dapatkan setelah membaca novel kakak. Mungkin kalau aku jelaskan semua akan jadi cerpen :v atau bahkan jadi novel. 😆

Oh iya, aku mau curhat. Gimana kalau aku menentang keinginan orang tua? Aku nggak tahu harus gimana, Kak. Kalau aku kabur dari rumah gimana?

Lalu Risa mengirim direct message itu pada penulis favoritnya. Tidak tahu apakah akan dibaca atau hanya menumpuk di request instagram. Air matanya mengalir. Bingung harus memilih yang mana. Ini pilihan yang berat menurut Risa.

***

Tok tok tok

"Teh ada tamu. Ada Teh Rere juga di ruang tamu," ucap Zia di depan pintu kamar Kayla.

Kayla menghentikan aktivitasnya, "Kenapa nggak langsung ke kamar Teteh aja?" Kayla merasa bingung biasanya Rere jika datang pasti akan di suruh langsung ke kamar Kayla.

"Temuin aja di ruang tamu. Pakai hijab," Zia mengingatkan sang kakak.

Sesampainya di ruang tamu Kayla terkejut karena ada seseorang yang mengenakan snelli kebanggannya sedang duduk di salah satu sofa. Kayla melirik jam dinding ternyata sudah pukul lima sore. Ia duduk bersebelahan dengan Rere yang duduk berseberangan dengan sang dokter.

Pinta [Terakhir] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang