24. Gagal Bertemu

2.3K 263 14
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

***

Pertemuan yang dinantikan untuk melepas rindu. Nyatanya tidak terjadi. Dan, kini harus kembali menahan rasa rindu.

Pinta [Terakhir]
Rani Septiani

***

Setelah sampai di Surabaya, Kayla dan Zia langsung menuju hotel yang sudah di-booking oleh pihak sponsor sebagai salah satu fasilitas yang disediakan untuk bintang tamu. Setibanya di hotel, Kayla dan Zia langsung bersiap untuk tidur karena hari semakin larut. Dan, besok Kayla kebagian mengisi materi pukul 11 pagi.

Setelah melaksanakan shalat subuh, Kayla berkutat dengan materi yang sudah ia print kemarin di kosnya. Kayla membaca ulang materi apa saja yang akan ia sampaikan. Agar nanti saat acara berlangsung, Kayla bisa memberikan yang terbaik. Berharap ilmu yang ia punya bisa bermanfaat dan menjadi amal jariyah untuknya.

Sementara Zia masih mengaji di atas sajadah. Didikan orang tua memang sangat berpengaruh terhadap gaya hidup seorang anak. Namun, tidak menutup kemungkinan. Mereka yang kurang didikan orang tuanya juga bisa menjadi anak yang baik dan sukses. Sebenarnya segala sesuatu kembali lagi pada diri setiap orang. Orang tua diibaratkan sebagai perantara penyampaian nilai-nilai kehidupan yang baik agar seorang anak bisa menjadi manusia yang sesungguhnya. Yang berilmu juga beretika.

Ada juga orang tua yang mendidik dengan baik, tetapi sang anak seolah tidak pernah mendaat didikan. Ini terbukti kalau faktor lingkungan juga sangat berpengaruh. Seperti lingkungan tempat tinggal, dan juga lingkungan sekolah. Pasti ada penyebab kenapa sang anak bisa sampai seperti itu. Ini artinya orang tua perlu kesabaran lebih untuk mendidik anaknya. Betapa berat tugas orang tua. Mencukupi kebutuhan sang anak, mendidik, dan nanti di akhirat dimintai pertanggung jawaban. Sudah seharusnya kita sebagai seorang anak bisa membantu meringankan beban orang tua dengan menjadi anak yang baik.

Setelah menyelesaikan mengaji, Zia menghampiri Kayla dan duduk di tepi ranjang, "Teh kenapa kita nggak sekalian aja liburan di Surabaya. Ya ... minimal 3 hari hehe."

"Teteh juga pengennya gitu. Tapi besok hari Senin, dan Teteh harus kerja. Masa iya baru masuk satu bulan udah ngambik cuti? Insyaa Allah, nanti kita ke sini lagi bareng ayah sama bunda," jelas Kayla sembari menaruh kertas materi karena ia sudah selesai membaca.

"Iyaa juga ya Teh. Oke deh kalau begitu." Setelah mengatakan itu Zia berbaring di kasur.

"Kalau mau baring aja nggak papa, asal jangan tidur. Nggak boleh tidur lagi. Nanti aja tidurnya kalau udah shalat dzuhur." Kayla mengingatkan sang adik dengan lembut.

"Iyaa Teteh tercinta. Zia cuma baringan aja, ini badan pegel-pegel. Jadi gini ya rasanya jadi Teteh," Zia berucap sembari menatap langit-langit. Membuat Kayla merasa bingung dengan ucapan sang adik.

"Jadi Teteh?" tanya Kayla bingung.

"Iyaa ... Teteh dulu waktu kuliah juga pernah kayak gini kan? Jam kuliah padat, terus sore berangkat ke luar provinsi. Besok sorenya udah harus balik lagi ke Samarinda karena ada jam kuliah. Terus besoknya lagi ngisi seminar kepenulisan di Samarinda. Waktu orang-orang nanya, Teteh capek apa nggak? Jawaban Teteh selalu bilang, Alhamdulillah, saya bersyukur bisa menikmati ini. Jawabnya juga sambil senyum manis banget. Zia ngira beneran nggak capek sama sekali. Eh ... nggak tahunya melelahkan juga ya Teh?" ungkap Zia sembari menatap kagum sang kakak, masih dengan posisi berbaring.

Kayla tersenyum, "Ini adalah anugerah buat Teteh. Jadi sudah seharusnya Teteh bersyukur. Ada banyak orang di luar sana yang menginginkan bisa merasakan kesibukan seperti yang Teteh rasakan. Bahkan ada yang menjemput rezeki dengan bekerja pagi pulang pagi. Atau kerja sore pulang sore. Contohnya kayak kerja di perusahaan pertambangan. Perusahaan batubara contohnya. Bukankah itu jauh lebih melelahkan dari apa yang Teteh jalani? Tapi hebatnya mereka tetap tersenyum, dan selalu melangitkan rasa syukur. Jadi ... apa yang mau Teteh keluhkan?" jelas Kayla tidak kalah panjang lebar. Membuat Zia semakin merasa kagum. Zia sangat bersyukur memiliki seorang kakak sebaik Kayla. Dari Kayla juga ia banyak belajar berbagai hal terutama tentang bersyukur dan tidak mengeluh.

Pinta [Terakhir] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang