10. Penolakan Kayla

3.3K 317 75
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

***

Tidak mau pacaran maunya langsung ke pelaminan. Semoga saja yang ditunggu pun sama-sama sedang memantaskan. Agar kelak bisa bersanding di pelaminan.

~Pinta [Terakhir]~
Rani Septiani

***

Di salah satu rumah sakit terbesar di Surabaya seseorang sedang merapikan rekam medis pasien-pasiennya. Tangannya bekerja namun hatinya tetap mengingat Allah dengan senantiasa berdzikir.

Drettt drettt drettt

"Assalamualaikum," ucap orang di seberang sana begitu Araz menempelkan benda pipih itu ke telinga kanannya.

"Waalaikumussalam, Mas. Apa kabar?" tanya Araz.

"Alhamdulillah, baik. Kamu dan Risa apa kabar?"

"Alhamdulillah, baik juga. Papa dan Mama juga baik."

Araz mendengar orang yang diseberang sana menarik napas berat lalu mengembuskannya. Seolah beban yang dipikulnya begitu berat. Tanpa Araz tanya pun ia sudah tahu apa penyebabnya. Sebenarnya Araz tidak tega, sudah berapa banyak nasihat Araz berikan tetapi sepertinya lelaki itu masih tetap teguh pada pilihannya. Araz bisa apa? Yang Araz lakukan kini hanya dengan mendo'akan yang terbaik dan agar lelaki itu bisa segera sadar dan bisa sedikit memahami situasi.

"Ya sudah. Aku cuma mau nanya itu. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab Araz.

Araz memerhatikan layar ponsel yang masih menyala, lalu ia menaruhnya dan melanjutkan aktivitasnya. Tidak berselang lama ponselnya berbunyi segera Araz membuka aplikasi WhatsApp ternyata lelaki yang menelponnya tadi yang mengirim chat. Lelaki itu memberi tahu kalau ia membelikan novel bergenre religi untuk Risa dan hari ini paketan buku itu akan sampai. Araz mengetikkan balasan dengan mengucapkan terima kasih.

***

Kini Araz sedang duduk di balkon kamarnya sembari menatap indahnya langit malam yang dihiasi bulan dan ditemani bintang. Terkadang Araz ingin seperti bulan dan bintang itu, saling menemani walaupun dalam keadaan gelap karena malam hari. Layaknya Araz yang selalu menantikan kehadiran jodohnya. Yang akan menemani di segala situasi dan kondisi. Membantu Araz meredam emosi hanya dengan menatap wajah teduh sang bidadari hati. Menjadi rumah ternyaman untuk cintanya saat kembali dari rutinitas yang melelahkan. Yang memberikan pelukan hangat dan menjadi tempat ternyaman saat ia mulai merasa tidak karuan.

Ting

Fauzan
Assalamualaikum.
Apa kabar bro?
Sekarang hubungan aku sama doi ada kemajuan😎

Araz terkekeh membaca chat dari Fauzan. Bagi Araz, Fauzan itu sama lucunya dengan Risa. Fauzan juga sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

Araz
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, saya baik. Kamu apa kabar?
Kemajuan yang seperti apa? Kemajuan yang bagus itu kalau ada langkah serius menuju pelaminan 👍

Tentu Araz sangat bahagia saat mendapat kabar bahwa sahabatnya sudah ada kemajuan dengan sang calon istri itu. Araz akan selalu mendo'akan yang terbaik untuk sahabatnya. Araz mengetik demikian karena merasa senang mengerjai Fauzan. Menurutnya mengerjai Fauzan itu ibarat hiburan.

Fauzan
Alhamdulillah, aku juga baik.
Tenang setelah dia lulus kuliah langsung aku lamar. Kamu kapan ngelamar doi? Atau ngelamarnya mau barengan? Kalau perlu acara nikahannya juga bareng😂

Pinta [Terakhir] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang