22. Tawaran Risa

2.5K 285 71
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

***

Bersama rasa yang kian membuncah di dalam hati. Semoga tak ada kata bertepuk sebelah tangan diantara kita. Agar tak ada rasa yang harus ditarik paksa untuk berhenti mencintai.

Pinta [Terakhir]
Rani Septiani

***

Kayla berjalan menuju kamarnya sembari membawa buku yang dibawakan Fauzan tadi. Satu sisi ia merasa bahagia karena sepertinya orang tuanya memberi lampu hijau pada Fauzan. Namun, disatu sisi ia merasa khawatir terhadap Risa. Jujur Kayla sudah menganggap Risa seperti adiknya sendiri.

Sesampainya di kamar ia menaruh buku kedokteran itu di atas meja belajar, lalu Kayla membuka pintu yang menuju balkon kamarnya. Begitu pintu dibuka udara malam yang begitu dingin menyapa permukaan kulitnya. Kayla bergidik karena merasa sensasi dingin yang sejuk ini.

Kayla menempelkan benda pipih itu ke telinga kanannya, "Assalamualaikum, Risa."

"Waalaikumussalam, Kak Kay. Kakak apa kabar? Risa kangennn banget sama Kakak."

"Alhamdulillah, Kakak baik. Kamu sendiri apa kabar? Sama. Kakak juga kangen sama kamu," jawab Kayla. Ia berjalan menuju kursi dan duduk di sana.

"Alhamdulillah, kabar aku baik banget. Oh iya, aku juga mau bilang makasih banget sama Kakak. Alhamdulillah, orang tua aku setuju kalau aku kuliah jurusan sastra Indonesia, Kak. Aku seneng banget," kata Risa. Kayla yakin sekarang kedua mata Risa sedang berbinar-binar. Betapa rindunya ia pada anak itu.

Kayla menarik napas lega begitu mendengar penuturan Risa, "Alhamdulillah. Kakak ikut seneng dengernya. Karena kamu sudah mendapat izin dari orang tua. Kamu jangan sampai mengecewakan mereka ya. Kakak yakin meskipun kamu nggak kuliah dijurusan kedokteran, tapi kamu bisa membuat bahagia orang tua kamu."

"Iyaa siap Kakak Kay tersayang. Nasihat Kakak itu mirip banget sama nasihat Mas Araz. Apa kalian jodoh ya?" tanya Risa seraya terkekeh.

Kayla ikut terkekeh, "Kamu bisa aja. Karena udah malam, telponannya dilanjut besok aja ya. Kamu juga tidur ya, jangan begadang. Jangan lupa wudhu sebelum tidur. Dan baca surah Al-Mulk sebelum tidur karena ada banyak keutamaan membaca surah ini, salah satunya adalah terhindar dari siksa kubur. Niatkan membaca Al-Qur'an karena Allah."

"Iyaa siap calon Kakak ipar tersayang. Kalau Kakak jadi Kakak ipar aku pasti pengetahuan aku makin bertambah. Tapi nasihat kakak yang ini juga mirip sama Mas Araz. Semoga kalian benar berjodoh. Aamiin. Ya udah aku tutup ya teleponnya Kak ... selamat malam Kakak Kay tersayang. Mimpi indah yaa. Assalamualaikum."

"Iyaa. Terima kasih Risa sayang, kamu juga ya. Waalaikumussalam."

Kayla tersenyum, ada-ada saja Risa ini. Kayaknya Risa pengen banget ya aku jadi kakak iparnya itu artinya jadi istrinya Dokter Araz? Tapi aku sudah terlanjur suka sama Dokter Fauzan. Aku nggak berani bilang ke Risa, takut menyakiti hatinya. Tapi cepat atau lambat, Risa pasti bakalan tahu aplagi kalau aku benar-benar nikah sama Dokter Fauzan, begitu pikir Kayla.

***

Fauzan sedang duduk di gazebo yang ada di belakang rumahnya sembari menikmati teh hangat buatannya sendiri dan kue kering buatan Ibunya.

"Kalo nanti udah nikah sama Kayla, nggak akan bikin teh sendiri. Ya iya udah ada istri pasti dia bakalan siap sedia menyiapkan segala keperluan. Tapi kalo aku nikah sama Kayla, nggak akan aku suruh dia buat ngerjain ini itu. Karena dia itu istri yang harus aku perlakukan bagaikan seorang ratu," Fauzan bermonolog sembari menatap bunga mawar yang bergoyang karena tertiup angin.

Pinta [Terakhir] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang