33. Sakit?

2.6K 301 141
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

***

Menjaga batasan dengan yang bukan mahram dan begitu menghormati seorang wanita. Membuat siapa saja akan merasa kagum padanya.

Pinta [Terakhir]
Rani Septiani

***

Kayla sampai di kontrakannya jam setengah lima sore. Ia tadi sudah mampir di masjid untuk melaksanakan shalat Ashar. Ia langsung duduk di sofa. Badannya terasa sangat lelah, padahal ia ingin segera mandi. Tetapi tubuhnya sudab terasa sangat lelah, sehingga Kayla memutuskan untuk berbaring di sofa.

Satu jam berlalu, tetapi tubuh Kayla tetap saja merasa lelah. Baru kali ini Kayla merasa tubuhnya selelah ini. Biasanya sebanyak apapun kegiatan Kayla, setelah istirahat sebentar dengan membaringkan tubuhnya rasa lelah itu menghilang. Berbeda dengan saat ini. Akhirnya Kayla berusaha untuk bangkit dan akan membersihkan diri dengan mandi.

Setelah membersihkan diri sekitar dua puluh menit, Kayla keluar kamar mandi dengan badan yang sudah segar. Ia mencari baju di lemari dan mengenakannya. Tetapi tubuhnya malah merasa dingin yang berlebihan. Akhirnya Kayla menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya. Hingga tatapannya beralih ke lengan kanannya yang muncul bintik-bintik merah. Kayla mengecek lengan kirinya, ternyata di sana juga muncul bintik-bintik merah. Jumlah bintik-bintik itu tidak banyak. Hanya beberapa saja. Kayla berusaha mengingat.

"Ini kenapa ya? Apa digigit nyamuk tadi di wc? Tapi nggak gatel." Kayla bermolog. Ia cemas, tetapi tetap berusaha berpikiran positif.

Waktu terus berlalu, saat memasuki waktu shalat Isya tubuh Kayla menggigil. Sebenarnya Kayla itu tidak bisa mandi terlalu sore, sehingga berakibat seperti ini. Ia berusaha untuk tetap melaksanakan shalat Isya. Karena shalat adalah kewajiban umat islam. Walaupun sakit, itu tidak bisa menjadi alasan untuk tidak melaksanakan shalat. Islam adalah agama yang indah dan tidak menyulitkan pemeluknya. Jika tidak bisa shalat seperti biasa dengan berdiri, kita bisa shalat dengan duduk. Jika tidak bisa dengan duduk, bisa dengan berbaring. Jika dengan berbaring pun masih tidak bisa, cukup dengan isyarat saja.

Setelah melaksanakan shalat tubuhnya semakin menggigil. Kayla bingung harus meminta tolong pada siapa. Jika ia menelpon orang tuanya atau Zia, itu hanya akan membuat keluarganya khawatir. Jika ia menelpon Rere, pasti Rere juga akan khawatir, bisa-bisa ia langsung terbang ke Surabaya sekarang juga.

Apa iya Kayla harus menelpon Risa? Tetapi Kayla tidak ingin merepotkan orang lain. Tapi kalau dibiarkan seperti ini, kalau semakin parah dan berakibat fatal bagaimana? Sementara Kayla masih bergelut di bawah selimut dan berkutat dengan pikirannya. Telepon yang terletak di sampingnya berdering.

"Hallo. Assalamualaikum," ucap Kayla masih dengan keadaan menggigil. Sesekali terdengar bunyi dari giginya yang saling beradu.

"Waalaikumussalam. Astaghfirullah! Kakak baik hati dan tidak sombong kenapa?" tanya Risa panik bukan main.

Kayla ingin menjawab, tetapi air matanya turun lebih dulu. Ini yang paling Kayla tidak mau. Membuat orang lain khawatir karenanya.

"MAS ARAZZZ!" Risa berteriak dan Kayla mendengar itu.

Araz yang sedang berada di ruang kerjanya, yang berada di seberang kamar Risa terlonjak kaget saat mendengar sang adik berteriak dengan nyaring. Ini adalah pertama kalinya Risa berteriak seperti ini, untung saja kedua orang tua mereka masih berada di rumah sakit. Orang tua mereka memang sangat sibuk di rumah sakit. Pulang larut malam, pergi pagi-pagi sekali.

Araz berlari menuju kamar Risa dan langsung membuka pintu kamar yang sudah terbuka sedikit, "Astaghfirullah. Kamu kenapa, Dik?"

Risa berlari mengambil tas di atas nakas dan mengambil khimar yang tergeletak di atas kasur.

Pinta [Terakhir] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang