Malam hujan yang hangat

20.9K 396 1
                                    

"Halooo pap"

Kulihat mas indra mulai mendekati kursi meja makan dan sedikit terkejut melihatku, aku berusaha untuk setenang mungkin berhadapan dengannya kali ini. Kulihat dia memeluk meta lalu mengecup kening tante anita dengan lembut

"Halo giska, kapan datang"

"Tadi bareng metta om"

Aku bersalaman dengannya, masih hangat seperti siang tadi dia meninggalkanku dengan basah.

"Ayooo ayoo duduk, om ganti baju dulu ya"

Kami duduk dan menunggu mas indra kembali dengan baju lebih santai, aku baru menyadari tebalnya bulu tangan dan kaki mas indra seperti orang arab pada umumnya.

"Wah,,makan besar kita kali ini"

"Iya dong pa, mama special minta mbok nah masak banyak buat nyambut giska"

"Ayo giska jangan malu, ambil yg kamu suka" dengan ramah tante anita menawariku banyak pilihan lauk malam itu.

Aku duduk disamping metta dan ingin mengambil udang mentega didepan mas indrawan. Tak sengaja mas indra pun ingin mengambilnya juga, tangan kami bertemu sejenak lalu aku langsung mengurungkan niatku.

"Giska suka udang mentega juga?"

"Giska suka apa aja om,,hehehe"

"Pa,,giska lagi cari kerja lho,,gimana kalo masuk kantor papa aja" ujar meta ditengah makan malam kami

"Uhukk,,,,,hmm,,,bo..boleeh"

"Nanti papa cek ya posisi apa yg kosong"

"Kan mbak dewi lagi cuti melahirkan, bisa kali pa giska yg gantiin sementara"

"Hmmm...kerjaan dewi kan gak ringan metta"

"Jangan repot om,,metta,,sy lg nunggu panggilan kerja juga"

"Halah ngapain susah sih, mending kamu kerja sama om saja giska" tambah tante anita yang seperti tidaj mencurigai apapun.

Aku dan mas indra hanya saling menatap kemudian kami menunduk, makan malam kali ini benar-benar sejuta rasa bagiku.

Selesai makan malam kami ngobrol diruang tengah bersama sambil menikmati pisang goreng hangat dengan teh manis. Metta masih memaksa papa nya untuk menerimaku sebagai sekrestaris kantornya sementara waktu. Mau tidak mau mas indrawan mengiyakan juga paksaan metta.

"Okee,,oke,,giska bisa kerja sama papa mulai minggu depan"

"Maaf kalo giska merepotkan om"

"Om senang bisa membantu giska"

Jam sudah menunjukkan jam 10 malam, aku berencana berpamitan namun metta kembali membuatku harus tinggal lebih lama.

"Iya, nginap disini aja giska,,uda malam hujan deras juga. Pulang besok pagi saja ya"

Ujar tante anita terdengar tante anita sudah mulai lemah

"Pakai kamar tamu sj giska, sudah dibersihkan"

"Makasih om,,tantee"

Kulihat mas indra mengantarkan tante anita untuk kembali kekamarnya, tidak ada sama sekali perasaan cemburu aku melihatnya. Akupun kembali terbenam pada metta dan segala cceritanya.

Jam 11 lebih 30 menit, metta menberiku pajamas dengan motif micky mouse pendek selutut bentuk daster,,aku menerimanya dan segera menuju ke kamar tamu yg ada diujung koridor ruang tamu.

Aku memasuki ruangan cukup luas tersebut, bergegas ingin ganti pakaian dan mandi sejenak, aku sudah memakai pajamas metta dengan rambut basah dalam handuk terikat diatas kepala. Aku segera keluar dari kamar mandi dan terkagetnya aku melihat mas indra sudah berada diranjangku dengan piyama garis biru mudanya.

"Mas indra"

"Halo canduku"

Dia menghampiriku dan memelukku erat seakan sangat merindukanku

"Kau membuatku merindu sepanjang hari ini"

Aku masih belum menjawab setiap kalimatnya, karena takut ada orang yang belum tidur.

"Tenang sayang, jam segini semua sudah pada tidur"

"Mas indra kenapa kesini"

"Tentu mas indra rindu pada wanita penggoda ini"

Tuturnya sambil meraih wajahku, melumat bibir basahku dan mengabsen setiap jengkal wajahku dengan bibirnya

"Oh,,mas,,,,"

Aku semakin mengeratkan tanganku dileher mas indra, sambil mengisyaratkan untuk memuaskanku lagi malam ini.

Mas indra membawaku masuk kekamar mandi dan melucuti piyamaku dengan cepat,,membuka celana pendeknya dengan batang yang sudah tegang sekali ingin nenyerangku.

"Oh, melihatmu basah saja membuat mas ingin memasukimu sayang"

"Lakukan dengan cepat mas,,giska gak tahan"

Tanpa banyak pemanasan mas indra duduk diatas closet dan menarikku duduk dipangkuannya menghadap padanya.

"Ahhhh..masss,,,sakittt"

"Sempitttt sekaliii sayang,,,enaaakk,,ahhh""

Mas indra mulai mengocok batangnya dalam vaginaku dengan cepat, sambil mulutnya menikmati payudaraku, sensai apa ini yang kurasakan,,tubuhku bergetar melayang dibuatnya atas bawah diriki dinikmati mas indra dengan perkasa,,tangannya menaikkan bokongku naik turun di batangnya,,dan lidahnya menikmati puting besar hitamku sambil meracau.

"Ah...kau sexy sekali giska ku"

"Ah...batang mas indra nikmat sekali mengaduk didalam"

Kami bergumul dengan cepat, aku merem melek dikalahkan keperkasaan mas indra dalam sekejap,,mampu membuatku meneriakkan namanya

"Mas,,,,,mas indra akuu mau keluaaar"

"Tahan sayaang,,mas juga mau nyampek"

Kutahan sekuat tenanga rasa ingin meledakku demi kenikmatan kami bersama, tiba-tiba mas indra memegang bokongku dengan kuat dan menghujamkan batangnya dengan sangat kuat sebanyak 3kali dengan waktu sekali hujam 5detik berdiam divaginaku. Kujepit dengan kuat batang itu agar dia ketagihan denganku.

"Ah...ah..ah....giska sempit sekali,,enaaak....mas keluar"

"Ah..mas indra,,giska ndak tahan"

Kami berdua saling meledakkan hasrat diatas closet tersebut, cairan kami bercampur hangat dalam vaginaku, tentu sensasi luar biasa itu membuatku lemas dalam pelukannya.
Dia mengecup keningku lembut dan mulai membenahi bajunya.

"Aku harus kembali kekamar"

Dia pergi meninggalkanku dengan sejuta fantasi gairah kehangatan dimalam yang hujan ini.

Dear, Destiny!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang