Aku pulang ke apartemenku dengan sendu, tak mampu membendung air mataku sendiri aku berniat mengalihkan sedihku dengan pergi clubbing.
Jam 9 malam aku sampai disebuah diskotik yg terkenal dijakarta.
Tak ingin diganggu siapapun aku duduk sendiri disudut bar dengan minuman beralkohol ini. Berharap minuman ini mampu menenggelamkan rasa bersalahku.
Aku sudah setengah mabuk saat kudengar seseorang memanggil nama yg ingin kukubur dalam-dalam"Monaaa..."
Aku menajamkan mataku seolah ingin mempertegas apakah jack yg memanggilku.
"Hallo darling"
"Looks your boobs still big"
Dengan tidak sopan dia menyentuh payudara implan ku ini. Aku risih dan berusaha mengalihkan tangannya.
Namun dalam keadaanku yg setengah limbung tak mampu aku berdiri melawannya.Tiba-tiba ada seseorang yg menarik jack dan memukulnya hingga tersungkur.
"Hey bung,,,yg sopan anda dengan teman saya"
Jack berusaha berdiri namun pemuda itu kembali memberinya pukulan telak hingga membuat jack limbung dan jatuh berdarah-darah.
"Yukkk giska, kita pergi"
Samar-samar aku melihat wajah yg tak asing lagi bagiku. Rezky atau bukan aku tak yakin, mungkin sangking kalutnya perasaanku serta minuman yg ku tenggak hampir satu botol membuatku pingsan dipundaknya.
•••
Kubuka mataku pelan dan kupandangi sekitarku, ternyata aku berada dikamarku sendiri, dengan kepala berat aku terduduk dan berfikir bagaimana aku pulang semalam.
Terdengar diluar kamar ada suara yg sedang dipantry, aku bergegas bangun dan melihat laki-laki tegap menghadap ke dapur, hatiku berdebar apakah itu mas indra. Tanpa pikir panjang aku memanggilnya begitu saja."Mas indra"
Dia menoleh dan ternyata rezky yg menoleh dan menjulurkan lidahnya
"Sialan lo"
Aku duduk bersila di sofa sambil mengumpulkan nyawa, saat rezky mendekatiku membawakanku sarapan dan teh panas.
"Hayoo siapa yg lo panggil"
"Kok lo bisa ada dirumah gue"
"Gilaaa nih cewek, untung ketemu gue semalem lo, bisa dimanfaatin laki belang lo kalo lo mabuk kayak semalem"
"Oh,,,lo yg anter gue pulang?"
"Siapa lagi bebs"
"Maacihhh ecyyyy"
Panggilku manis sambil memeluknya mesra, tentu pelukan seorang sahabat.
"Ngapain lo sampe k.o kayak semalem"
"Gue lg gak pengen sedih"
"Kalo gak pengen sedih nonton komedi, malah clubbing sampe mabok"
"Lo tau gue gak punya temek ky"
"Apa yg bikin lo sedih"
Tidak mungkin aku menceritakan masalahku dengan mas indra tentunya, aku tak mau rezky masuk terlalu dalam pada hidupku.
"Bukan apa-apa, lupain deh curhatan gue barusan"
Aku menikmati roti bakar buatan rezky sambil masih memikirkan mas indra yg tak menghubungiku sama sekali.
"Ky,,kayaknya gue butuh kerjaan deh. Maybe kalo lo ada info kerjaan apa aja buat gue ya"
"Tajir gini lo mau kerja apa hoyyy"
"Apa aja,,kalo bisa gue move on dari jakarta"
"Tar..tar..asli lo pengen moving on?"
Aku mengangguk, sepertinya keputusan ini adalah yg paling benar. Disamping aku ingin sendiri dulu, setidaknya aku akan memberi ruang pada mas indra menikmati kebahagiaan bersama tante anita.
"Gini gis,,temen gue ngajak gue ngelola coffee shop tapi tempatnya di jogja"
"Berangkaaaat gueeeee"
"Yakin lo mau move ke jogja?, gak ada diskotik disana hoy"
"Hahahaha brengsek lo, kabarin gue detailnya ya next"
Kami menghabiskan pagi bersama sebelum rezky berangkat kerja. Kurasakan rezky orang yg humoris dan selalu membuatku tertawa. Sejenak aku merasa nyaman didekatnya. Meski hatiki masih sangat memikirkan mas indra seorang.