Tak ada rahasia abadi

10.7K 277 1
                                    

Setelah ke supermarket aku langsung pulang dan menyiapkan dinner untuk mas indrawan nanti. Tak sabar rasanya aku ingin segera bertemu dengannya setelah terakhir dijogja kami melepas rindu.
Aku memutuskan akan masak makanan kesukaan kami, udang mentega dan salad alpukat kesuakaan mas indra.
Dua jam aku berkutat dipantry sampai tak sadar sudah jam 6 sore.

Triinnggg...tringgg

Aku berlari membuka pintu dan melihat lelakiku sudah tersenyum membawa sebuket mawar putih.
Aku memeluknya dan mengecup singkat bibirnya.

"Thanks a lot mas"

"I miss you a lot dear"

Kami masuk dan aku membantu mas indra melepas pakaian kerjanya, menyiapkan air panas untuk mandi dan pakaian ganti yg lebih santai. Dia mendekatiku dan mulai menggodaku.

"Mas,giska lagi bau minyak goreng"

"Mas suka bau wanita dari dapur sayang"

"Ihhh....mandilah dulu mas,giska uda siapin air panasnya"

Mas indra bergegas ke kamar mandi dan tiba-tiba dia memanggilku.

"Sayang"

"Ya mas,,,kenapa?"

"Kemarilah sebentar"

Aku segera mendatanginya dan menengok apa yg terjadi. Kulihat mas indra sedang mencukur bulu kemaluannya, aku geli melihatnya namun aku tau dia minta bantuan.

"Sini giska bantu"

Aku mulai merapikan bulu tebal itu menjadi tipis dan kejantanan mas indra terlihat sedikit menegang. Sudah bersih dan tipis aku membilasnya pelan. Mas indra dengan santai menikmati pelayananku sambil fokus pada handphone nya.
Akù mulai tak tahan juga melihat batang mas indra yg mulai tegang itu menganggur. Aku bernafsu sekali melihatnya.

Aku kembali duduk didepan batang itu dan mulai memegangnya, mengulumnya lembut dan melakukan blowjob pada mas indra.

"Ah...bitch...kamu nakal sekali"

Dia merem melek menikmati layananku. Tak tahan juga dia rupanya, menarikku keatas wastafel dan mulai menikmati payudaraku. Tanganya tak tinggal diam, tangannya masuk menerobos vaginaku dan memainkan klitorisku.
Aku melayang dibuatnya.

"Ah mass...masukkan batangmu,giska pengen"

"Pengen apa sayang"

Ucap mas indra mempermainkanku,katakan lagi sayang.

"Giska pengen dientot sm mas indra..ahhh..arggg"

Mas indra segera menggendongku dan langsung memasukkan batang besarnya divaginaku. Sungguh aku kecanduan dengan keperkasaan mas indra.
Dia membawaku ke bawah showe air hangat dan menyalakannya. Aku benar- benar menikmatinya, suara sodokan batang mas indra serta gemericik air. Aku keenakan dan sesekali mengginggit pundak mas indra karena nikmat.

"Arrhghgggg...ah..ah...ah..."

"Panggil namaku bitch"

"Mas indrawankuuu ohh...nikmat sekaliii sayangg...faster baby"

Mas indra menggenjotku lebih cepat hingga aku kewalahan. Dan aku merangkulnya dengan erat. Memberikan putingku pada mulutnya untuk dinikmati.

"Ahhh...ahhhhh...mas,giska mau keluar"

Dia mempercepat sodokannya dan dengan tiga kali sodokan kuat dia membuatku orgasme, aku juga merasakan dia menyemburkan spermanya padaku.
Kami merasa lega setelah pelepasan itu. Kami pun mandi bersama dan sudah sangat merasa lapar.

Aku keluar dari kamar mandi terlebih dahulu memakai bathrope ku dan kudengar bunyi bel pintu apartku.

Kubuka perlahan dan bagai petir disiang bolong rezky tersenyum menyapaku

"Rez..ky"

"Hey...nyokap masak banyak dan...."

"Siapa sayang?"

Sebelum rezky melanjutkan perkataannya mas indra keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai handuk dan memanggilku.

Suasana tegang saat itu benar-benar kurasakan, namun aku tau mas indra berusaha mengontrol keadaan dengan bersikap sangat tenang.
Rezky masih berada didepan pintu diam dan mungkin juga tidak tau harus bersikap apa.

"Eh rezky, masuk ky, kita dinner bareng"

"I...i...iya pak, saya hanya antar masakan dari mama untuk giska"

"Oh, ngobrol dulu aja, om tinggal sebentar"

Rezky melihatku dan menunggu aku membicarakan ini dengannya. Namun tentu aku tak tau harus mulai dari mana konfirmasi yg dia butuhkan.

"Jadi ini yg selama ini lo coba tutupin dari gue gis"

"Rezky,,seperti yg gue selalu bilang sama lo waktu gue nolak lo"

"Tapi ini pak indrawan giska,,jadi lo wanita yg belum metta tau"

Aku terdiam agak lama saat rezky menyerahkan kotak berisi makanan dari tante lisa untukku.

"Gue cuman mau anter ini, gue pergi dulu"

"Makasih ky,,"

Aku menutup pintu dan bernafas legaa, dunia seperti mau runtuh dipundakku. Aku ke pantry dan membuka kotak makan dari rezky, tante lisa membuatkanku fuyung hai daging kepiting andalannya.

"Udah balik rezky sayang"

"Gimana ya mas nanti?"

"Besok mas yg urus darl"

Mas indra memelukku dan menenangkanku. Aku tau dia akan mengatasi keadaan ini.

"Ayo kita makan saja"

"Giska ganti baju dulu ya mas"

Kemudian aku berganti pakaian dan keluar  dengan daster bungaku yg jarang kupakai saat ada mas indra.

"Sini sayang duduk, mas bantu ambil makanannya ya"

"Aku ambil dulu fuyunghai dari tante lisa mas"

"Enak banget masakanmu sayang"

"Lain kali giska masak yg lain buat mas indra"

"Seneng sekali mas sayang, pulang kerja dilayani seperti ini, kamu tau kalo mas pulang kerumah mas tidak akan merasa sebahagia ini"

Aku tersenyum dan melanjutkan makan malam kami, setelah itu mas indra mengajakku berbaring di sofa pojok menikmati pemandangan malam ibu kota.

"Sayang, mas serius dengan ucapan mas tempo hari"

"Yang mana mas?"

"Tentang mas pengen punya anak dari kamu sayang"

"Mas yakin dengan ini?"

"Kamu tau mas belum punya anak laki-laki"

"Tapi keluarga mas?"

"Nanti kalo aliya dan metta dapat menerima hubungan kita, mas mau kita menikah sayang"

"Beneran mas indra ngajak nikah aku?"

"Tentulah sayang, mas gak mau giska dilirik laki-laki lain"

Aku memeluk tangan mas indra yg dibelakangku lebih erat dan dia mencium tekuk leherku lebih dalam. Bahagia aku mendengar mas indra serius denganku. Hanya saja aku kawatir dengan metta dan aliya.

"Kita tunggu sampai anak-anak mas nerima giska ya "

Mas indra memelukku erat, sekali lagi kami bercinta dengan panas di sofaku dan kami terlelap hingga pagi.

Dear, Destiny!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang