- indrawan pov-
Aku melihat giska berjalan kearah mobilku dengan sedikit buru-buru, dan melihat rezky dipagar yg melihatnya dengan tatapan curiga.
"Halo mas"
"Hallo canduku"
Giska segera mengecup pipiku dan aku langsung menjalankan mobilku dengan cukup cepat
"Gimana tadi dinnernya"
"Fun,,tante lisa masih sangat humoris"
"Pasti kamu dijodohkan sama rezky ya"
"Mas indra ko tau sih"
"Lisa selaku berusaha menjodohkan rezky pada semua temen perempuannya"
"Tapi giska cuman punya mas indra kok"
Dia memeluk lenganku dengan manis dan aku mengusap pahanya dengan lembut.
"Shitt...mas selalu tidak tahan dekat denganmu"
"Hihihihi,,giska belum apa-apa mas"
Aku mulai fokus nenyetir lagi, dan kami melanjutkan obrolan kami.
"Giskaa..."
"Ya mas"
"Mengandunglah anakku"
Dia terdiam, aku yakin dia kaget dengan permintaanku barusan
"Mas indra..."
"Mas serius sayang,,mas ingin cinta kita ada wujudnya, dan mas akan mewariskan kekayaan mas juga pada anak kita nanti"
"Mas,,giska belum siap untuk itu"
"Baby, saat kau hamil nanti akan kukirim kau ke malaysia dan lahirkan anakku disana"
"Tidak ada yg akan mencurigaimu"
"Mas,,,bukan itu maksud giska, giska hanya tidak siap dengan status giska"
"Sebagai apa mas? Simpanan mas?, dan anak kita akan lahir tanpa status?
Aku terdiam menyimak jawaban giska, aku tau dia ingin aku menikahinya agar dia memiliki status. Tapi aku tidak boleh gegabah saat ini, anita masih hidup. Metta tak mungkin mau menerima sahabatnya menjadi ibunya.
"Baiklah, kita bicarakan lain kali saja rencana ini"
Aku melihatnya terdiam dan terus melihat kaca mobil dengan tatapan kosong.
Aku mengemudikan mobilku lebih cepat ke arah bogor."Mas,,kita mau kemana?"
"Menikmati malam ini sayang"
Kita telah sampai di villa ku yg ada dibogor, aku sengaja membawanya kemari karena aku sangat merindukan kenyamananku ini.
"Ayuk masuk"
"Tidak ada orang disini mas"
"Hanya ada penjaga villa yg setiap sore dia pulang"
Aku menyalakan perapian untuk menghangatkan kami berdua. Tentu aku mengambil wine yg tadi kusiapkan untuk kita nikmati.
"Wah,,ada wine juga"
Aku menuang wine digelas kami berdua dan kami meminumnya, membiarkan alkohol ringan itu menghangatkan tubuh kami.
"Sayang,,kau ingat malam terakhir kita dilombok?"
"Tentu mas,,tiap malam giska sm mas,,giska ingat detailnya"
"Hmmm...bagaimana kalau malam ini mas memerkosamu lagi"
"Ahhh...mas indra langsung gt ngomongnya"
Aku melihatnya kepanasan karena akibat viagra yg kucampur pada gelas wine nya. Ntah kenapa hari ini aku ingin melihat giska yang binal.
"Kenapa jadi panas gini ya mas"
Giska mulai melepas setelan baju kantornya perlahan, dan mengibaskan rambutnya yg tak beraturan
"Ah......panass mas"
"Jadilah kau my bitch honey"
Giska tersenyum dan meliuk-liukan tubuhnya di pilar depan perapian, menari seperti penari striptis dengan hanya menggunakan pakaian dalam berenda hitam pemberianku.
Aku melihatnya dengan nafsu pada payudara sintal yang menggantung menjepit pilar itu."Mas..mas...ahhhh..."
Giska beraksi seperti sedang dimasuki, aku hanya melihat dan menikmati pemandangan ini dengan intens, dia menghampiriku dan mulai membuka semua bajuku. Aku membiarkannya menjadi binal dan menikmati setiap perlakuannya.
"Hmmm..ahhh,,batang mas indra yg kuat"
Dia langsung mengulum batangku dengan sempurna, padahal mulutnya hanya mampu menampung setengah dari kejantananku.
Setelah itu dengan binal dia langsung jongkok diatas batangku dan memasukkan kejantananku langsung dalam sekali hentakan.
Dia berteriak sambil meracau"Ahh...enaaaaak...ah..ah...ah"
Dengan bangganya aku melihat dia menikmati keperkasaanku sambil meliuk-liuk. Tak hanya berjongkok, dia memutar-mutar mr.p ku dengan sensualnya, membuat sensasi dalam diriku terbakar kenikmatan.
"Bitchhh,,damn,,your hole"
Sebisa mungkin aku menahan gejolak untuk meledak karena tak ingin begitu saja menyelesaikan malam ini.
"Mas indraaa,,,aah.....ahh,,aku mau keluar"
Dia membenamkan batangku begitu dalam di vagina basahnya, terasa sekali kedutan nikmat yg luar biasa, dia mendongak kenikmatan.
Seegera kudorong dia kedepan dan kujadikan posisi doggy. Sexy sekali dia dengan rambut basah berantakan dan payudara montok menggantung.
Aku mengeluarkan batangku dari vaginanya dan memasukkannya di anus giska,,Sreeerttr,,,blesssssss
Aku memaksakan batangku masuk sempurna dengan sekali dorongan
"Arggggghhhhhhhhhhhh"
Pelacurku berteriak kesakitan, aku tau itu menyakitkan namun setelah ini dia akan memohon untuk dipuaskan lagi.
Aku menampar bokongnya dengan keras, menjambak rambutnya namun tidak memompa batangku. Aku ingin dia memohon padaku."Mas,,,aghhrrrhhhh,,,ko diem"
"Memohonlah padaku pelacur"
Aku kembali menyentil putingnya agar dia semakin terangsang, memasukkan ke empat jariku ke vaginanya..
"Ohhh,,,,mas,,,indrawan yg hebat,,setubuhi akuu"
"Apa sayang aku tak dengar"
Aku menjambaknya dan menampar bokongnya dengan keras, seperti aku sedang menyetubuhi seekor hewan.
"Arhhh...argggg mas indrawan,,,giska mau dipompa"
"Rasakan ini pelacur"
Aku memompa dengan kuat anus giska, menikmati kesempitan ini sambil menjambaknya dan memainkan puting besar itu.
"Arhhhh,,ahhhh,,agggghhh,,yess,,yess,,faster baby"
"Apa kau bilang,,lebih cepat"
Aku mempercepat sodokanku sehingga menghasilkan suara sangat keras,,,,aku menikmati malam ini.
"Ahhh,,mas indraa ampunnn"
Seolah aku tak mendengar permohonannya, aku memasukkan batangku ke vaginanya, bergantian dengan anusnya.
"Mas,,,,giskaaaa ,giskaa,,,arhhhhhh"
Setiap dia akan orgasme aku memasukkan batangku ke vaginanya untuk menikmati kesempitan itu. Setelah itu aku akan memompa anusnya kembali.
Kulihat dia sudah lemas, kami berkeringat dan sebentar lagi aku akan meledak.
Kulepaskan dia untuk kuubah posisinya, agar duduk menghadapku."Rasakan ini pelacur..."
"Arhhhhh..aghhhhh"
Aku menembakkan maniku kedalam vagina giska, membenamkannya dengan kuat sambil menyedot payudara montok itu.
Aku benar-benar merasa perkasa malam ini. Membuatnya orgasme sebanyak 4kali dan aku masih sekali.
Dia ambruk dibadanku, dan aku ambruk lemas di lantai tempat kami bercinta.