temanku bagian dari dosaku

10.9K 272 1
                                    

Dua bulan aku telah menetap disini, kota kecil dengan segudang tempat wisata. Setiap hari aku berangkat dengan riang menaiki sepeda motorku ke coffee shop tempatku bekerja.
Aku menyewa sebuah apartemen kecil ditengah kota jogja.
Menikmati pagi indah dengan bersepeda motor adalah rutinitasku tiap hari. Menyapa orang yg kukenal dan mendengar banyak orang berbahasa jawa kalem itu yg paling kusukai dari kota ini.

Tibalah aku di coffee shop tempatku berkerja, aku memarkir sepeda motorku tepat disamping area pantry saat kulihat ada rezky yg sedang ngobrol dengan boss ku.

"Wiihhhh ada tamu agung rupanya"

"Hallo giskaaaa...."

Kami berpelukan erat dan bergembira layaknya anak SD yg baru saja bertemu.

"Tumbenan lo kesini nggak bilang-bilang"

"Biar surprise gituuu"

"Haaalaaah apaan"

"Eh wait,,lo mau minum apa?"

"Biasa...espresso doble shot"

"Gilaa...masih pahit aja hidup lo sob"

"Hahahahhaa brengsekk lo "

Aku kembali masuk dan membuatkan rezky minuman pesananya, membawanya keluar saat bossku doni beranjak pergi.

"Gileee lu makin bohay cantik lo disini gis"

"Apaan sih tiba-tiba bahas ini"

"Tadi si doni cerita banyak yg deketin lo tapi lo nya adem ayem"

"Yeaaayyyyy kucing kali gue perlu dideketin pus pus gitu"

"Lo masih belum move on dari siapa itu yg lo salah panggil gue dulu"

"Plizz deh jangan bahas lagi"

"Okee okeee,,eh gue punya 2kabar baik sama buruk - lo mau denger yg mana dulu?"

"Hmmmm....kabar baiknya dulu deh"

"Ehm ehm...perkenalkan gue sekarang jadi manager legal "

"Hwaaaaaa selamat ya ky"

Aku memberinya pelukan hangat sahabat, mengelus pundaknya dan sangat senang mendengar kabar baik itu.

"Then..the bad news?"

"Minggu lalu mamanya metta meninggal gis"

Aku kaget mendengarnya, setelah dua bulan aku sama sekali mendengar kabar tentang tante anita. Tiba-tiba kabar yg paling tidak ingin kudengar datang juga.

"Metta gimana ky?"

"Of course dia sedih banget"

Tentu aku tak bisa bayangkan betapa sedih metta ditinggal mama nya, bagaimana dengan mas indra? Apakah dia juga sangat sedih. Batinku saja.

"Gue jadi ngerasa bersalah gak bisa disamping metta"

"Iyaa,,,lo sih acara ngilang segala"

Gue ngelanjutin kerja sementara rezky pergi dengan donni. Beberapa kali aku melamun membayangkan bagaimana kondisi mas indra. Aku sangat merindukannya, belaian dan keperkasaannya. Dua bulan lebih aku tak dijamah dan aku berhasil bersikap tenang pada diriku sendiri.

Rezky datang tepat jam 6sore, mengajakku untuk jalan-jalan ke malioboro sejenak menikmati suasana joga malam hari sambil nongkrong di angkringan langgananku

"Berapa hari lo bakal disini?"

"Maybe 3hari"

"Lo sendiri bakal berapa lama pergi dari masalah?"

"Hah? Maksud lo?"

"Udah deh lo pergi kesini buat ngindarin sesorang kan"

"Gue males ngebahasnya ky"

"Giska, gue yakin seberat apapun maslah lo, lari bukan jalan terbaik. Karena masalah bakal tetep ngikutin kita kayak bayangan "

"Sok bijak lo,,gue tonyor juga"

"Hahahahaha"

Kami tertawa lepas kali ini, seolah sepasang sejoli yg sedang kasmaran. Rezky tak henti-henti menatapku dalam, mengisyaratkan mata yg ingin selalu melindungiku.

Selesai kami makan malam, dia mengantarku pulang. Saat ingin menyebrang tak sengaja ada sebuah motor melaju kencang ingin menabrakku, rezky langsung menarikku dalam pelukannya. Ntahlah perasaan apa ini, aku menikmati pelukan rezky. Hangat dan nyaman. Mungkin karena lama aku merindukan pelukan mas indra.

"Lo gak pa-pa gis?"

"Gue baik baik aj ky,makasih"

Dia menggandengku dan mengemudikan motorku sampai ke apartemenku.
Aku menyuruhnya mampir dengan niatan membuatkannya teh jahe kesukaannya.

"Duduk ky"

"Apart lo kecil banget, gak kayak yg dijakarta"

"Udah deh gak usah ngeledek"

Saat aku ingin mengambil teh kemasan yg ada di lemari atas, aku lupa menggunakan kursi. Tiba-tiba dari belakang rezky mengambilkannya untukku.

"Ambil apa gis"

"Teh..teh kemasan ijo"

Aku tak berani berbalik, harum badan rezky menggoyahkan imanku, belum lagi dia berbicara tepat disamping telingaku, nafasnya menyapu geli telingaku.

"Nih"

Dia menyodorkan teh hijau kepadaku, aku berbalik karena kukira rezky telah mundur. Namu ternyata dia masih tepat dibelakangku.
Wajah kami bertemu, tatapan rezky tajam menatap wajahku. Aku membalas tatapannya dengan bingung. Gelora dalam dadaku memintaku untuk tetap diam membeku.
Rezky meraih wajahku dan mendaratkan ciuman lembut di bibirku, basah dan lama-lama aku membalasanya. Ntah karena terlalu lama aku tidak dijamah atau karena memang aku menginginkannya..

Kami berciuman semakin dalam, aku berani mengalungkan tanganki dileher rezky untuk lebih menikmatinya.
Tangan rezky mulai berani masuk dalam baju longgarku dan mencari bongkahan payudaraku.
Aku mendesah nikmat dibuatnya.
Aku merasakan kejantanan rezky sudah mulai tegang. Dia menggendongku dan menjatuhkanku ke ranjangku.
Membuka seluruh bajunya dan mulai menggerayangiku. Aku pasrah dan menikmatinya.

Kepala resky bermain di selangkanganku, membuatku meliuk-liuk kesetanan.

"Ohm..ahhhhh arggg,,,fuck me"

Secara tidak sadar aku memintanya menyetubuhiku, rezky bersiap memasukkan batangnya padaku saat aku melihatnya dengan nafsu.

Blessss....

"Ahhhhhhh"

Resky berteriak saat memasukiku, dan mulai memompaku perlahan. Aku menikmati permainannya meski terlihat dia seorang pemula.

Dia memompaku cepat dan menyedot putingku dengan kuat, jebol juga pertahananku.

"Arrhgggggg....yes baby....aku keluaaar"

Rezky dengan mantap semakin cepat memompakan batangnya di vaginaku, kurasa dia akan segera meledak. Ditariknya batangnya ke arah perutku dan menyemburkannya disitu

"Ahhhhh....."

Rezky melepaskan hasratnya dengan sangat cepat. Jujur itu bukan bercinta yg nikmat bagiku. Batang rezky tak sekuat punya mas indra, perlakuannya pun tak sebinal mas indra yg mampu membuatku berkali-kali orgasme. Namun lumayan juga hari ini aku bisa terpuaskan.

Setelah kami benar-benar sadar, kamipun mulao bicara.

"Maafkan gue gis"

"Apa sih lo ky, anggep yg barusan one night stand kita"

Dia menatapku bingung, mungkin baginya seharusnya aku marah padanya namun sebaliknya aku menanggapinya dengan santai.
Kami memakai baju masing-masing dan rezky pergi ke hotel  tempat dia menginap.
Setelah rezky pergi aku semakin merindukan mas indra dan segala bentuk kenangan kami.

Dear, Destiny!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang