Dia bukan giska yang dulu

12K 242 0
                                    

-rezky hendrawan pov-

"Ntar malem kerumah yuk"

Aku mendekati meja giska dan langsung aja bertanya padanya

"Hah,,,ngapain?"

"Mama ngajak dinner dirumah, kebetulan habis ngerjain catering gede, jadi ada sisa banyak makanan enak"

"Oh,,gitu,sama metta juga?"

"Tadi gue hubungi metta belum pasti sih"

"Oh,,oke,,im free hari ini"

Yess,,,aku berhasil mengajak giska kerumah dengan alasan mama, ntah bagaimana lagi aku mesti mengajaknya jalan denganku.
Dia wanita yg sulit sekali didekati. Setiap hari aku terpesona dengannya, penampilannya, wangi tubuhnya dan setiap kali dia bicara.

Aku penasaran dengan wanita ini, beberapa kali kupancing dia untuk mengatakan statusnya selalu dijawab dengan polos bahwa dia masih sendiri. Namun kenapa dia selalu menolak setiap aku mendekatinya.

Tak ada cara lain untuk mengajaknya jalan selain menggunakan mama sebagai alasan, dan akhirnya dia mau juga.

Pukul 17 kami selesai dan tak sabar aku ingin mengajak giska jalan

"Yuk giska,,,"

"Sekarang?"

"Kamu mau pulang dulu atau gmn?"

"Hari ini gue gak bawa mobil sih, langsung aja kali ya"

"Oh oke sama-sama kalo gt"

"Kalian mau kemana?"

Tiba-tiba pak indrawan berada dibelakangku dengan tatapan curiga, dan bertanya dengan singkat

"Mmm...saya mengajak giska makan malam dirumah pak, mama pengen ketemu giska"

"Oh,,"

Pak indrawan berlalu dan pergi begitu saja, ada keanehan kurasa dari tatapan matanya padaku. Tapi, ntahlah biar saja. Hari ini aku ingin bersama giska saja.
Kami pergi dari kantor menuju rumahku yg kurang lebih 1,5jam perjalanan. Di dalam mobil aku mulai mencoba mencairkan suasana.

"Tumbenan lo mau gue ajak jalan gis"

"Hehhehe,,,apaan sih, kalo gak cuman berdua ya gue mau aja"

"Takut banget ketahuan pacar ya kalo berduaan"

"Idih apa an sih"

"Beneran gue nanya nih,"

"Bukaaan,,,takut lo jd demen sama gue, hahahhaa"

"Emang gak boleh temen jadi demen?"

"Tuh kan mulai,,,ky,baiknya lo cari cewek baik yg lain yaaa"

Ucapan giska kubalas dengan senyum lebar, ada perasaan aneh kenapa dia masih sendiri dan memintaku seolah untuk menjauhinya. Apakah giska bukan giska yg kukenal dulu.

Kami berhenti di toko kue langganan giska, dia ingin membelikan ibuku kue untuk buah tangan. Aku menunggunya dimobil dan memandangnya dengan seksama, aku yakin aku makin penasaran dengannya.

Dear, Destiny!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang