• indrawan pov•
Aku melihatnya keluar dari kamar mandi dengan pakaian yg benar-benar membuatku tak tahan. Ingin rasanya aku menerkamnya begitu saja, namun aku telah mempersiapkan skenario untuk menghukumnya kali ini karena telah berani meninggalkanku selama ini.
Kami menikmati makan malam indah dengan deburan ombak, menatapnya lebih sering dan melampiaskan kerinduanku padanya. Dia lebih banyak tertawa kali ini, terlihat jauh bahagia dari terakhir kali kami bertemu. Aku tau dia merindukanku lebih banyak dari yg kukira.
Setelah makanan kami habis, aku meraih tangannya dan mengajaknya berdansa. Lagu istimewa lembut yg membuatnya menempelkan kepalanya di dadaku. Aku memelukknya erat. Mengisyaratkan kalau aku tak lagi akan menyakitinya.
"Honey,, kau bahagia disni"
"Tentu mas, tapi tidak sebahagia dengamu tentunya"
Kali ini tak ada keraguan sedikitpun dalam diriku untuk memilikinya lagi, anita telah memberikan restunya padaku dan memintaku menjaga giska dengan baik. Hanya masalah metta dan aliya yg mestinya akan sedikit lebih sulit dari dugaanku.
Tapi biarkan mulai malam ini aku menikmati kebersamaan kami tanpa rasa khawatir. Aku tak sabar ingin membuka hubungan ini tanpa mesti kami harus malu dan takut lagi pada pandangan masyarakat."Mas,,mikir apa?"
Aku tersenyum dan kembali memeluknya lebih erat, kami melampiaskan rindu dua bulan yg telah lama terpendam.
"Tentu memikirkan hukuman yg cocok untukmu"
"Ahhh mas indra,,,,"
Aku membalikkan tubuh giska dan menutup matanya dengan kain, menuntunnya kedekat pintu kaca lebar terbuka menghadap laut. Aku telah mempersiapkan peralatan malam ini untuk membuatnya menjadi boneka permainanku. Nafsuku menggebu ingin menyalurkan hasratku pada gadis ini.
Aku menali tangan giska pada kursi depan jendela, aku ingin bercinta dengan angin malam lagi malam ini.
Aku mengikat tangan giska kesandaran belakang kursi dan mulai mencambuknya pelan."Ahhhhh...mas indra"
"Nikmati sakitnya ini sayang"
Masih berpakaian lengkap aku dengan kasar meremas payudara giska dari belakang dan dia menggeliat keenakan.
"Oh mas indraku,,nikmatin giska"
"Meracaulah terus my bitch, teriakkan namaku"
Aku mengambil dildo yg kubawa untuk ku mainkan padanya. Ku robek semua bajunya dan kumasukkan dildo bergerigi itu ke vaginanya.
Dengan remote dildo ditanganku aku ingin melihat giska meraung-raung dulu merasakan kenikmatan."Ahhhhh massssss....."
Aku memencet tombol slow pada remote tersebut dan dia mulai menggeliat menikmati. Aku menontonnya dengan tenang dikursi depan nya, bagai menonton dia disetubuhi orang lain dihadapanku.
Kemudian aku mulai memencet tombol hard dan dia mulai berteriak padaku"Ahh...fuck,,fuckk,,,enaaak mas indra"
Aku berdesir mendengar teriakannya, namun aku ingin menikmati tontonan ini dulu sebelum menyudahinya.
Akhirnya giska berteriak untuk orgasmenya yg pertama. Aku puas sekali melihatnya, namun tentu aku belum puas dengan ini. Sekali lagi aku memencet tombol hard agar dildo itu mengaduk-aduk kembali lubang giska."Ah...mas indraku...arhhhhh argggg"
Aku sudah tak sabar ingin menaikinya kali ini, aku menunggu giska hingga dia akan berteriak untuk pelepasan keduanya.
Aku segera menggendongnya dan menaruhnya di meja kaca bulat depan ranjang kami. Dengan tangan masih tertali diatas kepala, aku menyedot puting besarnya dan tanganku masuk kemulutnya agar dia menjilatinya."Mas...giska mau keluaaaar....,,arrgghhh shiiittt"
Segera aku lepas dildo tersebut dan memasukkan lidahku kedalam vaginanya, mencari klitoris giska dan memainkannya begitu menggiurkan. Sesaat terasa dia menegang dan menyemburkan cairan hangat pada lidahku dan tentu saja aku menyedotnya dengan rakus. Meminum cairan orgasme giska hingga giska meneriakkan namaku dengan lantang.
"Mas indraaaaa hebaaaat....arggggg sayang"
Aku kembali bermain pada payudaranya dan tanganku masuk kembali mencari klitorisnya. Aku tak mau memberinya istirahat kali ini, dia terengah-engah menerima seranganku kali ini. Aku tau dia sangat lelah kali ini. Dia hampir lemas dan hanya pasrah padaku. Aku merasa menjadi lelaki perkasa padahal usiaku mendekati 50.
Aku memberdirikan nya dengan posisi duduk diatas meja, menggendongnya dan memasukkan batangku pada vagina yg masih sempit itu."Ah shitttt kamu benar-benar bitch darling"
Aku menikmati kekacauan ini pada giska, menggendongnya dengan gagah hingga dia kembali terangsang olehku.
Kemudian aku meletakkannya dipinggir ranjang dan mulai memompa dia yg terlentang dan lemas. Aku memainkan payudara montoknya dengan rakus.
Tak hanya itu aku membalikkan posisinya dan mengambil dildo itu kembali, aku menyetubuhinya bak seekor anjing dan aku memasukkan dildo itu bersamaan dengan batangku divaginanya. Aku tau dia kesakitan saat ini, menerima dua batang besar yg mengocoknya dengan kuat."Mas. Mas......giska...aargghhh enaak mass...."
Aku menjambak rambutnya dan semakin cepat memompanya dengan batangku dan dildo itu. Aku semkin dekat dengan pelepasan pertamaku sehingga kutarik dia ke tembok sebelah kanan kamar kita. Dalam posisi berdiri aku memegang payudaranya dan dia berpegangan pada pantatku menahan sakiy dan nikmat bersamaan.
"Rasakam maniku ini bitch"
Aku memasukkan batangku lebih dalam hingga giska harus membuka kaki kirinya keatas, membenamkan dan menyodoknya keras lalu menyemburkan sperma ku sebanyak 3 kali padanya. Sperma kental yg berisi gairahku selama 2bulan tanpanya. Menetes jatuh diantara kaki-kaki kami.
Aku benar-benar puas malam ini, aku melihat giska benar-benar lemas kali ini. Ambruk pada badanku dan tidak mampu berdiri lagi.
Aku menggendongnya dan menurunkannya diranjang. Memberi kesempatan gadisku ini bernafas sejenak."Kau hebat sekali sayangku"
"Mas indra yg luar biasa malam ini"
Dia membenamkan kepalanya pada tekuk lenganku meminta kasih sayang untuk dipeluk sepanjang malam ini.