Kuterbangun saat mas indra mulai menggodaku kembali. Merekuhku dengan nafsu menggebu. Seperti tak cukup permainan kami semalam. Dia telah membuatku orgasme sebanyak tujuh kali dan sekarang dia masih menginginkanku. Benar-benar hukuman bagiki yg telah menjauh darinya selama dua bulan ini.
Aku menikmati setiap sentuhannya dibadanku, menyerahkan diriku sepenuhnya pada mas indraku seorang. Tak mampu aku menolak pesona dan gairah laki-laki bapak dadi sahabatku ini.
Ntah apa yg difikirkan orang tentangku, yg jelas aku tak bisa lepas dari kecanduanku pada maa indrawan. Bahkan rezky yg juga telah kucicipi keperkasaannya pun tak mampu mengalahkan pesona bapak berusia 48 tahun ini. Bagaimana hidupku nanti tanpanya, tanpa pemuasan darinya.
Kami berteriak lega saat pelepasan kami terakhir setelah setengah jam mas indra memompaku kuat hingga kami bercucuran keringat. Kami ambruk dan tak mampu lagi membuka mata.
•••
Dia masih memelukku erat saat kurasa matahari pagi masuk kecelah gorden kamar kami. Jam berapa sekarang, aku bahkan tak mampu beranjak dari posisiku. Bagian intimku sangat sakit kali ini. Semalam mas indra benar-benar membuatku kebobolan dan kewalahan menghadapinya.
"Mas...mas indra"
"Hmmmm..yess baby"
"Giska nggak bisa gerak "
Dia tersenyum dan bergerak duduk, berusaha mendudukanku di sandaran ranjang kami.
"Maafkan aku sayang"
"Nope mas, aku menikmati malam yg luar biasa berkat kamu"
"Kau benar-benar gadis nakal semalam, bagaimana mungkin kau masih bertahan dengan semua seranganku"
"Hahahaha...tak mungkin aku menolak gairahmu mas, akupun merindukanmu lebih banyak selama dua bulan ini.
Kami tertawa dan berpelukan sambil melihat keluar suara ombak pantai parangtritis dan langit biru cerah jam 10 pagi.
"Kembalilah ke jakarta darl"
Aku semakin mengeratkan pelukanku padanya, malas aku menjawab pertanyaannnya kali ini.
"Anita telah memberi restunya pada kita"
"Aku tau kau telah mengetahuinya"
Aku mengingat saat tante anita memang memberikan ikhlasnya kepada hubunganku dan mas indra, seolah dia mengerti bahwa takdirnya tak lama lagi. Justru itulah yg membuatku semakin bersalah pada akhirnya.
"Mas...giska..."
"Ssstttt...kali ini kita akan membuatnya lebih mudah dan nyaman bagimu sayang"
Aku hanya kembali memeluknya dan memikirkan kembali jawaban yg tepat untuknya.
"Mas, antar giska ke kamar mandi, giska ingin berendam"
Mas indra menggendongku menuju kamar mandi, menyiapkan air hangat dan sabun cair di bathtub itu. Aku memperhatikannya dengan seksama, dia memang laki-laki penyayang yg sangat memahami wanitanya.
"Yukss..sudah siap"
Dia menggendongku dari meja wastafel menurunkanku di bathtub dengan sangat hati-hati.
"Nikmati air hangatmu, mas akan mengerjakan beberapa pekerjaan"
Aku memasukkan tubuhku lebih dalam untuk merileksasi semua bagianku saat ini. Nyaman sekali rasanya kali ini, aku bersandar dan membiarkan pikiranku melayang memikirkan smw perkataan mas indra padaku tadi.
Selesai badanku enteng aku keluar dari kamar mandi, kulihat mas indra sedang selonjor di sofa panjang depan pintu menuju balkon sambil berkutat dengan macbook nya serius. Aku tau betapa sibuknya dia saat harus meninggalkan kantor dan terbang ke jogja.
Aku melihat banyak makanan terletak di meja tempat kami bercinta semalam."Makanlah sayang,kau pasti lapar"
Aku tertarik menikmati salad sayur dan chicken grill ini, aku mulai lahap menikmatinya.
"Mas, bagaimana mas bisa menemukanku"
"Hmmm..dasar kau gadis kecil yg nakal..mana mungkin mas tidak mampu menemukanmu"
"So?"
"Sejak pertama kali kamu pergi, mas sudah menemukan kalau kau terbang kejogja saat itu. Hanya saja mas tau bahwa kita butuh waktu jeda untuk anita"
Aku mendengarnya dengan seksama dan kembali lahap pada makananku
"Mas juga sudah membereskan jack untukmu"
"Whaat???"
"Sehari setelah rezky berkelahi dengan jack di tempat clubbing itu dia kerumah dan bercerita pada metta, mas segera ambil tindakan untuk mengamankan jack agar dia tidak mengganggu kita lagi"
Aku berlari menuju mas indra dan memeluknya dari belakang.
"Mas indra the best pokoknya"
Aku memberikan kecupan hangat dipipinya dan dia tersenyum mengelus tanganku mesra.