Tak ingin Berkhianat

21.6K 558 2
                                    

- indrawan pov -


"Maaf om,,giska buru-buru"

Kata-kata giska barusan menyadarkan lamunan nakalku tentang dia.

"Oh,,oke"

Kulihat dia agak berlari, namun masih jelas kuingat dada montoknya yg menempel didadaku dan harum tubuh nya yg jelas keharuman menggoda. Sulit rasanya menghilangkan ingatan tentang rasa seorang wanita setelah kurang lebih setahun aku tanpa rasa.

Kulihat iphone XR terbaru tergeletak ditempat kami tadi terjatuh, apa mungkin ini milik giska, pikirku. Kuambil dan kubawa, ingin kuberikan namun aku melihat kursi tempat metta dan giska td sudah kosong.

"Hmmm...bagaimana ini"

Aku menelepon metta ingin menanyakan tentang giska

"Halo sayang, papa tadi tidak sengaja menemukan hp giska, apa dia sedang bersamamu"

"Oh, di papa, iya tadi giska bingung hp nya ilang., tapi sekarang dia sudah pulang, nanti metta wa alamatnya ya pa"

"Iya sayang, nanti papa anter ke rumah giska setelah papa selesai meeting,,mungkin agak sore"

Kututup telepon anakku, sambil ku coba nyalakan hp giska. Terkunci, namun sekilas kulihat wallpaper foto giska yg erotis mengenakan bikini sedang berjemur di atas pasir pantai. Tubuhnya benar - benar dambaan pria manapun, apalagi kalau dia adalah gadis nakal yg suka menggoda. Lengkaplah imajinasiku sebagai seorang pria.

Kubuang jauh-jauh pikirankm kotor kelelakianku, aku tau istriku tak lagi menarik. Namun berdosa rasanya aku jika menghianatinya.

Kulanjutkan meetingku sampai jam 4 sore, setelah ini akan kuantar hp giska, kasihan rasanya jika dia sedang kebingungan mencari hp-nya.

Apartemen rasuna said, gedung B-1508

Wa metta masuk  dan kulihat alamat giska, tak jauh dari mall ini.

Segera aku meluncur menuju alamat ini.
Entah kenapa aku merasa bahagia akan bertemu dengan gadis itu.

Dear, Destiny!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang