TIME AND FUTURE

2.7K 113 3
                                    

Malam ini Aiy, Arsha, Zara dan juga Jevan melakukan double date. Kedua pasangan itu memilih sebuah restoran yang cukup banyak di datangi para pasangan muda seperti mereka. Young's Restaurant.

Pesanan mereka diantar oleh seorang pelayan cewek yang ramah. "Silakan dinikmati hidangannya. Kalau perlu sesuatu, tinggal panggil saja. Selamat menikmati."

Mereka hanya membalas dengan senyuman dan memulai acara makan mereka. Lalu mereka melanjutkan perbincangan ringan, tertawa bersama dan saling bercanda. Membahas sesuatu yang random. Mulai dari acara Sena hingga perkembangan Zara di embrio sehingga menjadi gadis yang heboh dan memiliki penyakit kepo akut.

Drrrt ... drrrt ....

Ponsel Arsha berdering diatas meja. Semua sontak tertuju pada satu benda pipih di atas meja yang dilapisi taplak meja berwarna coklat.

Saat Arsha melihat si penelpon, dari nomor tak dikenal ternyata. Tapi Arsha merasa tak ingin mengangkatnya. Dia tau siapa yang menelpon.

Drrrt ... drrrt ....

"HP kamu bunyi. Gak mau di angkat?" tanya Aiy.

"Tau, bising, lho. Ganggu suasana," omel Jevan.

"Biarin aja. Paling dari nomor kesasar doang. Gue udah pernah kena tipu. Untung gue cepat tanggap," bohongnya.

Drrrt ... drrrt ....

Lagi dan lagi, ponsel Arsha menganggu acara mereka. "Angkat aja, Sha. Ganggu banget. Siapa tau penting," saran Zara.

"Iya, angkat aja."

Arsha menghela napasnya. Dia meletakkan garpu dan pisau diatas piring. Mengambil ponselnya, melihat sebentar lalu kembali menghela napas.
"Ya udah gue angkat dulu."

Arsha pamit undur diri dari hadapan teman dan pacarnya. Dia menuju keluar restoran karena tak ingin mengganggu. Bukan karena itu juga. Tapi alasan utamanya, karena Arsha tau dia akan emosi saat mengangkatnya.

🌿🌿🌿🌿🌿

10 menit berlalu, namun Arsha tak kunjung kembali. Kalau yang menelpon nomor random, pasti Arsha tak akan selama ini.

Jevan merasa bahwa ada sesuatu yang aneh. Ada sesuatu yang Arsha sembunyikan dari mereka. Jevan tau itu.
"Gue ke toilet dulu, ya," pamit Jevan.

"Oh, oke."

Jevan pergi dari hadapan dua gadis itu. Tujuannya bukan ke toilet, tapi menyusul Arsha keluar restoran.

"Gue mohon lo jangan hubungin gue lagi. Gue hanya ingin bahagia."

Suara Arsha terdengar seperti sebuah melasan. Jevan dapat melihat Arsha tengah berdiri membelakangi restoran sambil menelpon. Jevan semakin mendekat. Arsha terlihat sudah menutup teleponnya. "Siapa, Sha?"

P

ertanyaan Jevan membuat Arsha terpelonjat kaget. Cowok itu membalikkan badannya dan menemukan Jevan tengah berdiri sambil menunggu dirinya. "Oh, bu--bukan siapa-siapa. Nomor random," elak Arsha.

Jevan menyipitkan matanya. "Kalau nomor random, lo gak mungkin neleponnya selama ini. Gue tau ada yang lo sembunyikan." Arsha diam tak mampu membalas perkataan Jevan. "Gue harap lo jujur. Siapa yang nelepon lo? Kenapa wajah lo panik? Ternyata benar. Bahwa yang nelpon bukan nomor random."

AIYARSHA #AlisonSeries1[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang