BITTER REALITY

2.8K 115 24
                                    

Zara duduk di bangkunya sendiri. Tubuhnya disini, tapi pikirannya melayang pada Aiy yang terbaring lemah di rumah sakit.

Tak ada yang tau bahwa Aiy mengidap penyakit gagal ginjal. Hanya dirinya, Jevan, Dika dan Arsha. Sean meminta mereka untuk tak membeberkan tentang masalah Aiy.
Jadi saat ditanya Aiy kemana, Zara hanya menjawab bahwa Aiy terserang demam dan dia akan segera sembuh dalam beberapa hari ke depan.

"Lo kok lemes banget?" tanya Nafia.

"Biasa. Paling karena gak ada Aiy," jawab Fika.

Zara tak mempedulikan omongan teman-temannya. Dia terus bergelut dengan pikirannya.

"Za."

Panggilan lembut dari Jevan menyadarkannya. Zara menoleh. Dia memandang Jevan sebentar lalu menunduk kembali.

"Mikirin Aiy?" tanya Jevan.

Zara hanya mengangguk. "Aku khawatir."

Jevan tersenyum. "Dia pasti baik-baik aja."

Zara menoleh kembali pada Jevan. "Kamu yakin?"

"Why not? Aiy itu gadis jutek. Gak ada penyakit yang tahan di tubuhnya," canda Jevan.

Z

ara terkekeh pelan. "Kamu bisa aja."

"Gitu kan cantik," goda Jevan.

"Tapi soal Om Dev, gimana kalau Aiy tau? Pasti dia sedih banget," kata Zara lemah.

Jevan membelai lembut rambut Zara.
"Dia pasti bisa menenangkan dirinya. Aku yakin."

"Ya udah, kantin, yuk."

Zara mengangguk lalu bangkit dari kursinya untuk pergi ke kantin bersama Jevan. Setidaknya makanan bisa melupakan sejenak kekhawatirannya pada Aiy.

🌿🌿🌿🌿🌿

Pagi ini, ruangan Aiy dipenuhi gelak tawa antara dirinya dan Arsha. Arsha kembali menemani Aiy hari ini.

Berbeda dengan hari sebelumnya, ruangan Aiy nampak sepi. Sejak semalam pagi hingga pagi ini, tak ada keluarganya yang datang menjenguknya ke rumah sakit. Aiy sedikit heran. Namun Arsha menjelaskan bahwa tak ada yang perlu di khawatirkan. Mungkin semuanya sedang kelelahan karena beberapa hari ini harus begadang menjaganya.

Aiy duduk di brankarnya sambil bercengkrama dengan sang kekasih. Sambil memotong buah-buahan untuk Aiy, Arsha terus mendengarkan kekasihnya itu bercerita tentang banyak hal. Entah roh apa yang menghinggapi Aiy sehingga dia menjadi banyak omong hari ini. Setidaknya itu akan membuat Aiy merasa lebih baik.

"Kamu cita-citanya jadi apa?" tanya Aiy sambil menerima suapan apel dari Arsha.

"Aku? Jadi pilot," jawab Arsha.

"Pilot?"

Arsha mengangguk. "Kenapa?"

"Kak Sean dulu mau jadi pilot juga," kata Aiy memberitahu.

"Oh, ya?" Arsha kembali menyuapkan apel potongannya untuk Aiy.

"Iya. Sampai-sampai kamar lamanya di sulap jadi gudang berisi pengetahuan dan hal-hal berbau pesawat dan sejenisnya."

"Kenapa jadi CEO sekarang?"

"Papi gak izinin Kak Sean jadi pilot. Makanya papi maksa Kak Sean jadi pebisnis. Kasihan Kak Sean. Dia ngumpulin itu dari kecil berharap bisa terwujud. Tapi nggak."

"Mungkin itu yang terbaik untuk Kak Sean," tanggap Arsha.

Aiy mengangguk. "Kamu kalau mau belajar tentang dunia pilot, tanya Kak Sean aja. Atau sekali-sekali masuk aja ke kamar Kak Sean yang dulu. Pasti kamu bisa belajar banyak hal."

AIYARSHA #AlisonSeries1[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang