MY BRO, SEAN

4.2K 145 0
                                    

"Aiy!" panggil sebuah suara berat dari sofa dibalik ruang santai keluarga Alison.

"Kk--Kak Sean? Kok lo dd--disini?" tanya Aiy gugup.

"Harusnya gue yang nanya sama lo. Ngapain lo disini? Harusnya kan lo sekolah."

Sean memindahkan laptop dari pangkuannya ke meja. Mata Sean berkerut saat mendapati mata adiknya sembab dan memerah. "Lo abis nangis?"

Aiy tak tau harus menjelaskan bagaimana. Ia langsung memeluk kakak laki-lakinya dan menangis di pelukan Sean. Sean bingung namun ia tetap membalas pelukan adiknya dengan rasa penasaran. Namun bukan saat yang tepat untuk bertanya sekarang.

"Mereka, hiks hiks jahat, Kak."

Sean hanya menenangkan adiknya tanpa bertanya apa-apa. Sean bisa merasakan kesedihan adiknya. Hati Sean tidak tahan mendengar tangis pilu Aiy. Ada rasa geram di diri Sean pada orang yang membuat Aiy menjadi seperti ini.

Sean kemudian melihat Arsha masuk. Lalu tatapannya beralih pada cowok mancung itu. Ia kemudian melayangkan tatapan bingung pada Arsha. Arsha hanya tersenyum tipis.

"Nanti aja, Kak," lirih Arsha tanpa suara. Hanya dari gerak-gerik mulutnya saja yang untungnya Sean paham.

Sean mengangguk dan kembali fokus pada adiknya. "Udah, ya. Jangan nangis lagi."

Sean melepaskan pelukan adiknya. Ia dapat melihat kepedihan yang dialami adiknya. Sean membelai lembut puncak kepala adiknya.

"Ke kamar sana, istirahat. Nanti Kakak ke sana. Kakak mau nge-gosip dulu sama Arsha."

Aiy mengangguk menurut dan beranjak menuju kamarnya di lantai dua.

"Jangan lupa ganti baju!" teriak Sean. Aiy tak menoleh ataupun merespon, tapi dia bisa mendengarnya.

"Duduk, Sha."

Sean mempersilakan Arsha duduk. Sean kemudian menutup laptopnya sejenak. Masalah Aiy lebih penting dari apapun sekarang.

"Iya, Kak." Arsha kemudian duduk tepat di sofa depan Sean.

"Bik! Bik Nani!" teriak Sean memanggil ART di rumahnya.

"Eh, gak usah repot-repot, Kak, makasih. Gue masih belum haus. Tadi pagi juga udah sarapan," ujar Arsha merasa segan.

Sean menatap Arsha bingung. "Yang mau nawarin lo siapa? Orang gue mau nyuruh bikinin kopi buat gue."

Skakmat! Arsha merasakan pipinya memanas karena malu. Ini akibat penyakit PD Arsha yang tidak pernah hinggap dari dirinya.

Maluu batt dah. Di depan calon kakak ipar anjir. Mau ditaruh di mana nih muka gue.

Arsha hanya tersenyum kikuk pada Sean. "Oh."

"Ada apa, Tuan?" tanya bik Nani ketika dia sudah sampai di depan Sean.

"Bikinin saya kopi ya, Bik. Gulanya 2 sendok aja kaya biasa," pinta Sean

"Baik Tuan." Bik Nani lalu menoleh pada Arsha yang sedang menetralisir rasa malunya.

AIYARSHA #AlisonSeries1[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang