SEPATU

2.7K 111 6
                                    

Hari ini Minggu. Aiy dan Arsha memilih untuk jalan-jalan mengelilingi kota Jakarta sekalian menikmati hari. Hanya berdua. Sedangkan Zara dan Jevan memilih untuk pergi bareng berdua.

Pagi-pagi sekali Aiy sudah bangun. Kemarin dia memasang alarm jam 5 pagi. Segitu niatnya Aiy. Dia sudah mulai maskeran selama 15 menit, lalu mandi dan berendam sedikit lama di bathub juga bermain bersama busa. Semuanya itu dilakukannya selama kurang lebih satu jam.

Setelah itu Aiy keluar dari kamar mandinya dan langsung membuka seluruh lemari di kamarnya. Berjalan dari ujung lemari pertama hingga ke ujung lemari ketiga untuk mencari baju yang cocok dipakainya hari ini. “Pake baju yang mana, ya? Punya baju sebanyak ini bisa bikin pusing juga ternyata,” gumam Aiy.

Pilihan Aiy jatuh pada kaus lengan panjang berwarna peach yang dipadukan dengan rok jeans denim sedikit dibawah lutut juga sepatu tanpa heels berwarna peach yang dihadiahkan Sena pada Aiy saat dia kembali dari Sydney.

Tak ingin mengacaukan penampilannya, Aiy juga memoleskan make-up tipis berupa bedak, blush on, maskara dan juga lipbalm, menyemprotkan parfum merk ternama dengan wangi vanila ke bajunya. Sedangkan rambutnya hanya di biarkan tergerai begitu saja. Aiy meraih sling bag cokelatnya lalu memasukkan ponsel dan dompet.

Setelah itu Aiy bergegas turun ke bawah. Semalam dia sudah berpamitan pada Sean dan Sena. Biasanya crazy twin jam segini bangun sedikit lebih lama karena hari libur. Jadi waktu itu dimanfaatkan mereka untuk beristirahat di rumah.

Aiy menunggu Arsha didepan rumahnya sambil sesekali mengecek penampilannya, apakah masih perfect atau sudah berantakan. Entah kenapa dia ingin terlihat sempurna di depan Arsha hari ini. Maka dari itu Aiy melakukan itu semua. Terniat.

Tin... Tin... Tin!

Aiy menatap motor yang kini sudah berhenti tepat di depannya. Saat Arsha membuka helm-nya, Arsha sedikit mengibaskan rambutnya yang mulai lebat itu. Memberikan efek sihir untuk Aiy. Shit! Dia tampan.

Arsha datang dengan kaus polos putih, kemeja biru dengan aksen kotak-kotak yang kancingnya dibiarkan terbuka, juga celana jeans selutut dan sepatu sneakers berwarna hitam. Ditambah penyugaran rambut selama beberapa saat tadi benar-benar menyihirnya. Arsha begitu tampan.

“Kok masih berdiri disana? Sini, dong.”

Aiy menarik dirinya kembali pada dunia nyata. Dia langsung berjalan sambil membawa helm miliknya di tangan. “Pagi,” sapa Aiy.

Pagi juga.” Arsha mengacak pelan rambut Aiy dengan gemas. “Aduhh gemes banget.”

Aiy terkekeh sebentar. “Ayo," ajak Aiy.
Aiy langsung naik ke atas motor Arsha dan berpegangan pada pinggang cowok itu. Setelahnya, motor Arsha melaju meninggalkam halaman rumahnya untuk menuju kepada tujuan pertama mereka.

🌿🌿🌿🌿🌿

Aiy dan Arsha sedang sarapan pagi di rumah pohon milik Aiy yang diberikan Arsha tempo hari. Mereka janjian buat tidak sarapan agar bisa sarapan bersama. Sebenarnya paksaan Arsha, sih.

Ternyata Arsha sudah menyiapkan semuanya. Makanan, minuman, alat-alat makan. Semuanya. Tapi yang Aiy bingungkan, kenapa piringnya cuma satu. Harusnya 2 dong. "Sha, kok piringnya cuma 1? Harusnya, kan, 2.”

Arsha nyengir sebentar. “Biar romantis, kita makannya sepiring berdua.”

Mata Aiy membelalak lebar. “Ih, kamu apa-apaan, sih?” Semburat merah muncul di kedua pipinya.

AIYARSHA #AlisonSeries1[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang