SHAPE FORM

3K 123 7
                                    

Suara gitar dipetik terdengar membuat semua atensi teralih pada objek di hadapan mereka. Tak ada yang mengalihkan pandangannya. Semuanya fokus pada cowok di panggung yang sekarang ini sudah membalikkan tubuhnya.

Terlihatlah wajah Arsha, khas dengan senyumannya yang kini tengah menatap pada satu objek, yaitu Aiy. Sementara Aiy sudah menatap cowok itu dengan senyum dan mata yang berbinar, tak sangka jika cowok yang sedari tadi di tunggunya akhirnya memunculkan dirinya. Arsha masih belum membuka topi hoodie-nya.

Walaupun dari raut wajahnya Aiy merasa senang, tapi dia juga merasa kebingungan dengan apa yang dilakukan Arsha didepan panggung itu. Dia ngapain disana?

Saat Aiy sedang bergelut dengan kebingungannya, satu tangan Arsha tersodor pada Aiy membuat Aiy mengerutkan keningnya. Namun Arsha meyakinkan gadisnya untuk menerima uluran tangan itu. Dengan perlahan, tangan Aiy terulur untuk menerimanya dan Arsha membawa Aiy ke atas panggung.

Pandangan para pengunjung kini terfokus pada 2 objek, Aiy dan Arsha. Arsha melepaskan tangannya dan mulai memetik gitarnya kembali.

"Aku tak tau apa yang lain. Darimu hari ini."

Arsha memandang pada Aiy. "Apa itu karena sepatu flatmu, atau kukumu yang baru kau warnai."

"Pernahkah kau bertanya. Seperti apa bentuk, air tanpa wadah. Pernahkah kau mengira. Seperti apa bentuk cinta ....."

Arsha melepaskan gitarnya dan membuka topi hoodie yang menutupi kepalanya. Terlihatlah rambut Arsha yang di cat berbagai macam warna. "Rambut warna-warni, bagai gulali Imut lucu walau tak terlalu tinggi." Arsha mengacak-acak puncak kepala Aiy.

"Pipi chubby dan kulit putih." Arsha mencubit pelan pipi Aiy dengan gemas.
"Senyum manis gigi kelinci. Membuatku tersadar, bentuk cinta itu ... ya kamu." Arsha mencolek hidung Aiy yang membuat Aiy semakin mengembangkan senyumnya.

Kini 'ku tau apa yang lain
Darimu hari ini
Itu bukan karena sepatu flatmu
Atau kukumu yang baru kau warnai

Pernahkah kau bertanya
Seperti apa bentuk air tanpa wadah?
Pernahkah kau mengira
Seperti apa bentuk cinta?

Rambut warna warni bagai gulali
Imut lucu walau tak terlalu tinggi
Pipi chubby dan kulit putih
Senyum manis gigi kelinci
Membuatku tersadar
Bentuk cinta itu

Ya kamu ....

Suara tepuk tangan terdengar riuh, bahkan sampai ada yang memeluk temannya sendiri karena baper. Semuanya larut dalam tampilan yang disuguhkan oleh Arsha pada Aiy.

Aiy menatap Arsha yang juga kini menatapnya. "The shape of my love, is you." Aiy tersenyum. Dia tak bisa menahan matanya untuk tidak terharu pada apa yang ditampilkan Arsha. Aiy tersentuh.

🌿🌿🌿🌿🌿

Bibir Aiy sedari tadi tak henti-hentinya untuk tersenyum. Dia sangat bahagia. This is my best birthday, batin Aiy.

Arsha memperhatikan Aiy yang terus menerus memandanginya sambil tersenyum. Arsha terkekeh sesaat. "Kenapa senyum-senyum?"

Aiy menggeleng pelan. "Thank's for the present birthday. I like it."

"Kado? Sejak kapan aku kasih kamu kado?" bingung Arsha.

"Yang tadi? Penampilan kamu yang tadi?"

Arsha menggeleng sambil tersenyum lembut. "Sayang, itu bukan kado ultah kamu. Aku hanya ingin memberikan kejutan. Itu saja."

"Kalau gitu, kado kamu apa?" tanya Aiy.

Arsha merogoh saku hoodie-nya dan mengeluarkan sebuah kotak dengan bentuk dan ukuran yang sama dengan apa yang diberikan Jevan dan Dika padanya. "Watch again?"

Arsha mengerutkan keningnya. "What do you mind with 'again'?"

"Tadi Jevan ngasih aku jam, Dika juga. Sekarang kamu."

"Aku bisa jamin, jam dari aku paling terbaik. Karena belinya pake cinta."

Aiy terkekeh. Dia membuka jam itu dan benar saja. Jam itu sangat indah karena terukir nama Aiy disitu. Aiy menatap kagum jam itu. Benar-benar indah.
"Kamu suka?"

Aiy mengangguk cepat. "Sangat."

"Sudah aku bilang, bahwa hadiah ku terbaik," kata Arsha bangga.

"Iya-iya." Aiy kembali memasukkan jam itu ke kotaknya karena tak ingin jam itu rusak. Lalu dia kembali menatap Arsha. "Kamu kok telat? Aku kira kamu nggak jadi dateng, lho."

"Iya, maaf, ya. Nggak mungkinlah aku nggak dateng. Kan yang ultah pacarku." Arsha menjawil hidung Aiy.

"Terus kok lama banget datangnya?"

"Iya, soalnya ini tukang salonnya lama banget ngecatnya. Jadi telat, kan. Tapi nggak apa-apa, deh. Jadi aku bisa kasih kamu surprise."

"Kamu kok ngecat-ngecat rambut, sih? Nanti kena marah sama BK gimana?"

"Ya tinggal cat item lagi," jawab Arsha enteng.

"Kapan?"

"Ntar habis pulang dari sini."

"Nanti rusak gimana?" tanya Aiy sambil memegangi rambut Arsha.

Arsha tersenyum sambil menatap Aiy. "Nggak apa-apa demi kamu."

🌿🌿🌿🌿🌿

Terimakasih sudah membaca, babay❤️

AIYARSHA #AlisonSeries1[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang