DOUBT

3K 117 11
                                    

Arsha membanting pintu kamarnya keras. Beruntung ayah dan bundanya sedang pergi. Kalau tidak, Arsha yakin 1000% dia pasti diomelin. Arsha menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang, meremas rambutnya dengan gemas.

Tadi saat di kafe, Arsha meninggalkan Elina sendirian tanpa mengantarkannya pulang. Cowok itu sudah tidak perduli. Saat ini Arsha sedang berperang dengan hati dan perasaannya. Kedatangan Elina kembali ke kehidupannya, seolah-olah membuat apa yang sudah dikuburnya dalam-dalam muncul kembali. Tak bisa dipungkiri kalau Arsha juga sangat merindukan gadis itu.

"Masalahnya gue udah punya Aiy. nggak mungkin gue khianati Aiy. Gue sayang banget sama Aiy," lirih Arsha.

"Elina licik. Dia pasti melakukan apapun untuk memenuhi keinginannya. Gimana kalau hati gue meminta dia untuk kembali? Hubungan gue sama Aiy gimana? Gue juga gak mau nyakitin dia. Gue udah janji untuk ada di sampingnya." Arsha semakin dibuat frustasi.

Drrttt ... drrttt ... drrttt ....

Arsha melirik ponselnya yang di letakkan tergeletak di sampingnya.

Akhlakless Human. Itu adalah nama si pemanggil yang tertera rapi di layar ponselnya. Tanpa berpikir panjang, Arsha langsung mengangkat panggilan itu. "Halo."

"Halo, Shaa. Gue yakin lo pasti udah tau kalo si Elina kembali," ujar suara di seberang sana.

Mata Arsha terbuka lebar. Tubuhnya langsung menegak, duduk di tempat tidur. "Kok lo tau? Dia nemuin lo?" tanya Arsha.

"Iya, dia nemuin gue di rumah gue."

"Apa tujuan dia nemuin lo?" tanya Arsha lagi.

"Kali ini dia nanya-nanya tentang Aiy. Dia mau nemuin Aiy."

Mata Arsha semakin membola. Perasaan takut langsung menjalar di sekujur tubuhnya. "HAH? SERIUS?" teriak Arsha.

"Iya, serius. Dia nanya alamat Aiy tadi sama gue," adu Jevan.

"Terus lo kasih?"

"Iya, mungkin dia mau kenalan sama pacar lo. Siapa tau si Elina pas liat Aiy dia langsung insecure dan jauhin lo. Secara pacar lo kan cantik banget," jawab Jevan polos.

"Bodoh!" maki Arsha. "Elina licik. Lo kok bodoh banget, sih, ngasih alamatnya Aiy sama dia," omel Arsha.

"Ya, maaf."

Arsha berdecak kasar. "Gue harus pergi sekarang."

Tanpa menunggu Jevan menyelesaikan kalimatnya, Arsha langsung memutuskan sambungannya. Arsha meraih bomber yang biasa dia pakai juga kunci motornya. Dengan kecepatan maksimal Arsha keluar dari kamarnya dan menuruni tangga. Arsha harus ke rumah Aiy sekarang. Elina pasti merencanakan sesuatu.

🌿🌿🌿🌿🌿

"Kok lo bisa tau nama gue?"

"Gue tau dari seseorang. Oke, Aiy. Salam kenal, gue Elina."

Aiy memandang Elina sesaat. "Oke, Elina. To the point aja. Darimana lo tau gue dan rumah gue, dan apa tujuan lo nemuin gue."

Elina terkekeh sebentar. "Ternyata lo orangnya gak suka basa-basi, ya," kata Elina.

Aiy memandang Elina dengan tatapan risih. "Gue gak punya banyak waktu. Sekarang jawab pertanyaan gue tadi."

"Oke-oke. Pertanyaan pertama, gue tau lo darimana? Simpel. Gue tau lo dari pacar lo, Arsha. Soal alamat lo, gue tau dari sahabat pacar lo, Jevan," jawab Elina.

Kening Aiy berkerut. "Lo kenal mereka?" tanya Aiy.

Elina kembali terkekeh sesaat. "Tentu. Gue kenal mereka, jauh sebelum lo. Gue juga hapal sifat-sifat mereka," ujar Elina memberitahu.

AIYARSHA #AlisonSeries1[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang