HAPPY BIRTHDAY

2.7K 119 6
                                    

Aiy dan Zara duduk di kursi kantin sambil menunggu Jevan dan Arsha yang katanya masih otw.

“Kak Aiy, happy birthday. Wish you all the best," ujar salah satu adik kelas Aiy.

Aiy hanya tersenyum menanggapi. “Iya, makasih.” Aiy merogoh sakunya dan memberikan sebuah kartu undangan pada gadis itu. “Itu undangan ultah gue. Jangan lupa datang, ya.”

“Oke, Kak, makasih. Gue pasti datang.” Setelahnya adik kelas itu pergi meninggalkan Aiy dan Zara.

Aiy menghela napas. “Huh! Capek banget senyum mulu. Ini gara-gara lo, nih. Lo posting foto gue semalem di instastory makai caption HBD. Makanya pada banyak yang tau kalo gue hari ini ultah," keluh Aiy.

Zara tersenyum puas. ”Bagus, dong. Jadi undangan yang banyak-banyak lo bawa dari rumah gak sia-sia.”

“Ah, terserah,” pasrah Aiy.

Tadi pagi Sena menyodorkan satu plastik undangan ultah pada Aiy dan Sasa. Sena bilang, jika ada yang mengucapkan ‘selamat ulang tahun’ pada mereka, mereka harus membagikan undangan itu pada yang mengucapkan. Dan akibat ulah Zara yang membocorkan dirinya ulang tahun hari ini, membuat Aiy sedikit kesal karena dia harus terus memasang senyum. Sepertinya Zara dan Sena sudah merencanakannya.

“Hei, Sayang. Happy birthday," ucap Arsha padanya tiba-tiba.

“Yo, Ay, HBD. Jangan lupa makan-makannya," kata Jevan sambil memberikan cengirannya.

Aiy tersenyum kembali seperti sebelumnya-sebelumnya. Namun kali ini bedanya, Aiy tersenyum dengan tulus bukan paksaan. ”Thank’s.” Aiy kembali merogoh sakunya untuk memberikan kartu undangannya pada Arsha dan Jevan. “Nih, jangan lupa dateng nanti malem.”

Arsha dan Jevan menerima kartu undangan itu dan meliriknya sebentar. Jevan mengulum senyumnya. “Inviting card?” tanya Jevan tak percaya.

Kening Aiy bergelombang. ”Why? Any something wrong?”

Nope! But i think, you like a child.”

Ah, I see. Lo pikir gue mau bagi-bagiin kartu kayak gini? Gue juga males. Gue tuh dipaksa, tau, nggak, sih.” Aiy mencebikkan bibirnya kesal.

“Dipaksa? Siapa yang maksa kamu?”

“Tuh, pacar sahabat kamu dan juga kakak perempuan lucknut," kesal Aiy.

Zara tertawa puas. “Bagus. Biar HSS lo lebih sedikit meriah dari sebelum-sebelumnya.”

“Serah lo.”

Mereka bertiga tertawa melihat wajah kesal Aiy yang lucu. Arsha mencubit gemas pipi Aiy. “Udah, ah. Lagi ultah nggak boleh kesal-kesal. Udah semakin dewasa, jangan kaya anak kecil lagi.”

Entah kenapa saat mendengar ucapan Arsha, senyumnya di bibir Aiy langsung mengembang dengan sempurna. “Iya. Btw, nanti jangan lupa dateng. Jam 7. Oke?” Aiy menjulurkan jari kelingkingnya pada Arsha.

Arsha mengacak-acak puncak kepala Aiy gemas. Cowok itu terkekeh sebentar lalu menautkan jari kelingkingnya pada Aiy. “Iya. Pasti dateng. Kamu mau aku bawain kado apa?” tanya Arsha.

Aiy menggeleng cepat. “Nggak perlu. Cukup dateng aja.”

“Oke.”

“Kalai gue lo wajibin dateng nggak, Ay?” tanya Jevan iseng.

“Serah lo!" jawab Aiy jutek.

“Dih, galak amat lo. Ya udah nanti gue dateng, deh.”

“Serah.”

AIYARSHA #AlisonSeries1[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang