SHOOTING STAR

3.8K 130 0
                                    

Malam ini Aiy menikmati semilir angin di pinggir kolam renangnya. Dengan memakai hot pants putih dan juga baju big size, Aiy duduk dengan posisi kedua kakinya di dalam air. Angin malam menerpa anak rambutnya yang tidak ikut terikat bersama dengan messy hair bun-nya. Matanya menatap kearah pantulan dirinya di air.

Banyak hal yang sedang di pikirkannya. Mengenai masalah-masalahnya di sekolah yang ternyata sudah merembes ke Zara. Aiy bingung. Siapakah yang sudah memfitnahnya hingga seperti ini. Lalu, sepertinya ada orang lama yang sudah pergi dari kehidupan mereka yang sekarang kembali lagi untuk menghancurkan mereka berdua. Tapi pertanyaannya, siapakah orang itu? Lalu, apa tujuannya kembali dan membuat mereka sengsara seperti ini. Memikirkannya benar-benar membuat Aiy pusing.

Saat Sena ingin ke dapur, ia melihat Aiy sedang melamun di pinggiran kolam. Sena tersenyum lalu melanjutkan langkahnya ke dapur. Setelah urusannya dengan dapur selesai, Sena menghampiri Aiy. Ia menggeser pintu kaca yang cukup besar, yang menghubungkan rumah dengan kolam renang dan taman mereka. Ia membawa secangkir hot chocolate untuk adiknya.

Setibanya di samping Aiy, Sena langsung mengambil duduk dengan posisi yang sama dengan Aiy. Karena melamun, Aiy jadi tidak menyadari keberadaan kakaknya. Sena menyenggol lengan Aiy pelan. "Nggak malmingan?"

Aiy terkejut dan langsung menoleh ke arah Sena. "Eh, Kak Sena. Ngagetin aja." Pandangannya kembali ia alihkan ke air.

"Kok, nggak, malmingan?" tanya Sena mengulang.

Aiy tertawa hambar. "Malmingan sama siapa?"

"Sama Arsha, lah, masa jin kolam renang?"

Aiy mendelik. "Dih, kita nggak ada hubungan apa-apa, tau."

"Emang malmingan harus ada apa-apa?"

Aiy mengangkat kedua bahunya acuh.
Sena terkekeh. Ia memberikan secangkir hot chocolate yang dibawanya. "Nih, gue buatin hot chocolate."

Aiy menoleh kembali dengan dahi di penuhi kerutan. Pasalnya Sena jarang sekali seperti ini kepadanya. "Tumbenan lo buatin gue beginian. Kesambet jin apaan, lo?" Walaupun begitu, Aiy tetap menerima minuman itu dari Sena.

"Ya ... sekali-sekali, nggak apa-apalah jadi kakak yang baik buat adik bungsu yang cantik ini. Sekalian latihan jadi ibu rumah tangga."

Sena terkekeh mendengar penuturannya sendiri. Berbeda dengan Aiy, dia malah memasang wajah ingin muntah. Sena yang melihat itu mendelik tidwk terima

"Kenapa, sih, lo nggak pernah bikin gue senang. Sekali-sekali nyenengin gue, gitu,"omel Sena.

"Ya ... ya ... ya ..., serah lo, deh." Aiy menyeruput minumannya sedikit untuk mencicipi.

"Gimana? Enak, nggak? Enak dong, ya, soalnya yang buat, kan, cantik," ujar Sena sambil mengibaskan rambutnya.

"Apa hubungannya enak sama cantik? Nggak ada perasaan."

"Jangan suka pake perasaan, Ay. Nanti baper."

Aiy memukul lengan Sena gemas. "Bucin, dasar."

"Ngeselin, lo. Jadi gimana, enak, nggak?"

"Lo bikinnya nggak pake racun, kan?" tanya Aiy polos.

"Ih, lo minta di toyor, ya, lama-lama. Ya nggak, lah."

"Tumben enak. Biasanya juga enek." Aiy kembali meminum coklat panasnya.

"Enak? Bener? Yeay, berarti gue udah cocok dong jadi ibu rumah tangga!" seru Sena.

"Ibu rumah tangga?" Aiy tertawa dengan keras saat dia mengulangi ucapan Sena, sementara Sena hanya bisa menekuk wajahnya.

"Kok lo ketawa?"

AIYARSHA #AlisonSeries1[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang