REVEALED

3.1K 134 1
                                    

Mobil Jevan terparkir di halaman parkir kafe Vintage. Namun Zara tak langsung turun. Dia menunggu seseorang di dalam mobil itu.

Zara mengirimkan chat pada Aiy untuk menyuruh mereka menyusul dirinya dan Jevan ke mobil. Tak lama kemudian, Arsha mengetuk mobil Jevan. “Masuk aja," suruh Zara dari balik kaca mobil.

"Kamu sebenernya kenapa sih?" tanya Jevan menyuarakan kebingungannya.

"Kalian inget nggak waktu gue diculik di sekolah. Gue di bawa ke gudang, kan. Nah, gue inget banget, tuh, gue dorong satu cewek dan cewek itu tangannya kegores ujung paku kursi. Gue inget banget lukanya kayak apa terus dimana. Itu mirip banget sama luka di tangannya Sasa. Matanya juga gue inget, kok," jelas Zara. "Terus tadi ada chat dari kak Alexa. Dia bilang udah nunggu di kafe Vintage. Dibawahnya, gue liat ada chat dari Varissa juga. Makanya gue curiga sama dia," terang Zara.

"Jadi lo mikir kalau Sasa yang ngelakuin itu semua?"
"

Yups! Gue yakin banget."

"Sebenernya gue juga sedikit curiga, sih. Tapi bukan ke Sasa," ungkap Aiy.

"Terus?"

"Gini, waktu gue dituduh jambret, sebenernya ada satu orang cewek yang ngasih dompet ibu-ibu itu ke gue. Dia pake penutup kepala. Jadi gue nggak tau dia siapa. Tapi, seragamnya mirip banget dengan seragamnya Voni, Wendy sama Sasa."

"Bisa jadi itu Sasa."

"Kok lo yakin banget?"

"Ya ... nggak tau. Firasat gue, sih, gitu."

"Terus kita ngapain disini?"

"Nunggu Sasa. Tadi aku sempet intip kafe, Sasa belum dateng."

Mereka menunggu di dalam mobil Jevan. 15 menit berlalu, akhirnya sebuah taksi berhenti tak jauh dari tempat mereka parkir. Sasa turun dari taksi itu. Dia terlihat buru-buru. "Itu dia!" seru Zara.

Saat Sasa masuk, mereka mengikuti dari belakang. Sasa menemui 2 orang cewek yang sangat familier di indera mereka. Alexa dan Varissa. “Tuh, kan, dugaan gue bener. Dia pasti ada apa-apanya sama mereka," lirih Zara. Mereka duduk di salah satu meja yang sangat jauh dari tempat Sasa, Alexa dan Varissa.

"Za, mau kemana?" tanya Aiy saat melihat Zara berdiri.

"Mau duduk di deket merekalah. Gue nggak denger mereka ngomongin apa." Zara berjalan dengan perlahan mendekati salah satu meja yang memang kebetulan kosong. Posisinya sangat strategis untuk menguping. Tidak terlalu jauh, dan juga terhalang oleh salah satu pilar. Zara yakin dia pasti bisa mendengar percakapan mereka bertiga.

"Nekat banget pacar lo, Van," takjub Arsha.

"Udahlah. Siapa tau dia bener. Kalo emang mereka bertiga sebenernya dalang dibalik semua kejadian-kejadian yang menimpa Aiy sama Zara."

🌿🌿🌿🌿🌿

"Lo dari mana sih, Sa? Tumben lama."

"Dari mall. Lo tau, nggak, sih, tadi gue ketemu siapa?"

"Siapa?" tanya Varissa penasaran.

"Aiy sama Zara, lengkap sama pacar-pacar mereka," adu Sasa.

"Ih, kok gue kesel, ya." Varissa meminum jus martabenya dengan dengkusan kasar.

"Gue hampir aja kepergok sama si Zara."

"Maksudnya?" Alexa memandang Sasa lekat.

“Iya. Tadi dia lihat luka ini di tangan gue. Sialnya, dia inget peristiwa waktu kita ngurung dia di gudang. Kan waktu itu dia ngedorong gue. Lo bedua inget, kan, yang tangan gue luka?" Alexa dan Varissa mengangguk. “Nah, dia inget sama luka itu. Terus tiba-tiba pesan dari lo masuk, Kak. Pake dia baca nama lo segala lagi, Kak. Untung aja gue bisa kabur," lanjut Sasa.

AIYARSHA #AlisonSeries1[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang