Lutfan sudah beres dengan tugas nya, ia sedikit merenggangkan ototnya untuk sekedar pergerakan lelah. Lutfan mengecek handphone nya yang sedari tadi ia anggurin karena sibuk mengerjakan tugas kimia.
"Haa! 18 panggilan tak terjawab dari mamah. Kenapa aku tidak dengar ya? Kalau ini penting bagaimana" panik lutfan saat melihat terdapat 18 panggilan dari mamanya yang tak terjawab olehnya.
Lutfan membuka aplikasi WhatsApp untuk mengecek siapa tau mamahnya mengirim pesan disini.
"Ternyata di wahastap pun mama telpon... Dan juga,, kirim pesan" ujar lutfan berbicara sendiri, ia pun membuka pesan itu dan membacanya
Mamah : lutfan kamu dimana? Papah mu kritis dan tidak sadarkan diri. Sebelumnya papah mu sempat mengigau menyebut nama mu nak, cepat kesini papah mu butuh kamu lutfan
Lutfan membaca pesan pertama yang mamahnya kirim pukul 19.38
Pesan kedua sudah berubah kembali, pesan dikirim saat jam 20.15
Mamah : papah mu sudah tenang, kamu tidak perlu kesini. Istirahat yang cukup ya nak! Selamat tidur
Lutfan hanya membaca itu, tanpa berniat membalas apapun. Jujur ia bingung, apa papahnya sangat menginginkan dirinya menikah. Pertanyaan itu menjadi hal yang sangat lutfan tanyakan alasannya mengapa, lutfan bingung dengan papahnya. Menikah muda, masih sekolah, bahkan baru kelas 11. Tapi papahnya kenapa berani ingin menikahkannya dalam waktu dekat ini. Apa ia nantinya akan putus sekolah? Disuruh bekerja atau bahkan ia dipaksa tua sebelum waktunya? Argh lutfan pusing sendiri jadinya. Bahkan obat yang tadi ia minum hanya mampu membuat kepalanya tidak pusing selama 3jam. Itupun sudah digunakan belajar.
Lutfan beranjak dari kursi belajarnya dan berjalan ke arah kamar mandi untuk mengambil Wudhu, setelah itu lutfan melaksanakan kewajibannya yaitu solat isya.
***
Di dalam kelas, ia hanya diam tanpa mendengarkan guru berbicara. Pikirannya sedang kacau saat ini, ia bahkan tidak mendengarkan Bu rita berulang kali memanggil namanya.
"Lutfan" panggil Bu Rita, guru kimia yang saat ini sedang mengajar. Namun panggilannya itu tidak di dengar oleh lutfan untuk kesekian kalinya.
"Lutfan" panggilannya lagi, kali ini Bu Rita berjalan ke meja lutfan dan menggebrak meja hingga membuat lutfan terlonjak kaget atas tindakan yang di lakukan oleh Bu Rita barusan.
"Astagfirullah ibu, bagaimana jika saya jantungan setelah ini" kagetnya seraya mengelus dadanya. Hal itu menarik perhatian temannya untuk tertawa.
"Kamu sedang melamunkan apa lutfan? Sedang memikirkan beras dirumahkah? Hingga tidak mendengarkan setiap panggilan yang saya lontarkan sedari tadi"
"Maaf Bu, saya memang sedang tidak fokus belajar tapi saya juga sedang tidak memikirkan beras di rumah", jelasnya
"Ibu tidak peduli, sekarang kamu keluar! Belajar sendiri sana di perpustakaan dan kerjakan soal bab 2. Selesai tidak selesai ibu tunggu hari ini pulang sekolah" titah Bu Rita.
"Baik Bu, saya permisi" izin lutfan lalu membawa buku-buku dan peralatan menulis nya yang penting untuk di bawa ke perpustakaan.
Lutfan merasa semakin terpojokkan oleh suasana. Suasana perpustakaan yang sepi membuatnya semakin memikirkan masalah yang datang karena papahnya. Ia semakin tidak fokus belajar. Namun lutfan paksakan mengisi soal yang di perintahkan Bu Rita. Waktunya pun 3 jam, bagi lutfan ia hanya butuh mengerjakan itu 1 jam jika ia fokus. Lutfan berusaha untuk fokus, agar sisa waktunya bisa ia gunakan untuk beristirahat.
Dengan cepat ia mengembalikan rasa fokus belajarnya di perpustakaan, ia pun dengan lihai mengisi setiap soal-soal kimia yang tertera di buku paket tersebut. Dengan kemampuan akademik nya yang cukup tinggi lutfan mampu mengerjakan soal kurang dari 1 jam. Dan benar saja, saat ini tinggal beberapa soalan karena menurutnya sedikit rumit.
Namun bukan lutfan jika ia tidak bisa mengerjakannya. Jika mentok otaknya, maka ia akan bertanya kepada Mbah Google yang sangat cemerlang itu. Meskipun jawabannya kadang tidak sepenuhnya benar, kadang pula ada yang menyesatkan. Tapi lutfan tetap mencontek jika itu terpaksa/darurat nyontek.
"Beres" lega nya lalu meluruskan kaki serta tangannya. Ia bersandar pada tembok perpus dan menatap depan dengan pandangan kosong. Pikiran nya melayang entah kemana setelah kesibukannya berlalu. Seperkian detik dirinya diam akhirnya kantuknya pun datang, menguap. Tanpa butuh waktu lama, lutfan pun tertidur dalam posisi bersandar dinding.
Part terpendek dari part sebelumnya.
Happy reading gais. Tinggalkan jejak kalian di Bawah sini, tqu vrymch :)
KAMU SEDANG MEMBACA
you are everything
Teen FictionIni rumit,tidak mudah memperjuangkan cinta seorang diri, apalagi aku wanita. bagaimana jika kamu jadi aku? di jadikan layaknya pembantu dirumah, dijadikan pelampiasan dirinya atas kebenciannya pada keluargaku. aku paham hadirku bencana bagi hidupmu...