Lutfan menghampiri gina dengan perasaan yang campur aduk. Gina memasang senyum saat lutfan datang menghampirinya setelah beberapa waktu ia menunggu.
"maaf ya nunggu lama" ucap lutfan merasa bersalah. Sorot matanya tak lepas menatap wajah polos gadis itu hingga membuatnya semakin merasa bersalah.
"iya gak papa" balas gina tak memudarkan senyumnya. "ayok pulang"
Mereka pun menaiki motor dan melesat cepat melewati jalanan yang cukup ramai.
Gina sudah berani memeluk lutfan tanpa rasa malu apalagi takut. Ia menikmati kebersamaaanya selama 3 bulan ini yang berjalan dengan baik. Lutfan sangat perhatian dan sayang padanya, tak dapat di pungkiri lutfan berhasil menjatuhkan hatinya untuk lutfan sepenuhnya.
Lutfan tak bergeming. Satu sisi ia memikirkan nasib gina nanti jika ia melukainya lagi. Tapi satu sisi ia memikirkan nasib seseorang yang telah berhasil membuatnya frustasi seperti ini. Siapa lagi jika bukan sari pelakunya.
Flasback
"Lo pilih sekarang. Lo pilih nyawa gina apa nyawa gue yang nanti akan terancam" tanya sari dalam dekapan lutfan.
Sehentak lutfan mampu mengehempaskan tubuh sari yang menempel padanya. Seakan tak sadar setelah sari menyebut nama gina membuatnya hilang akal.
"maksud lo apa?" tanya lutfan marah penuh emosi. Setelah mendengar penuturan sari barusan yang seakan mengancamnya. Wanita di hadapannya ini sedang mempermainkannya dengan menyangkut pautkan masalahnya dengan gina. Lutfan tak suka, melihat gina di ganggu atau pun di perlakukan jahat di sekolah. Sudah cukup ia melihat gina sering di bully bahkan adik kelasnya sekalipun berani pada gadisnya. Untuk kali ini, sari sangat berbahaya. Takkan ia biarkan sari mengganggu istrinya.
"bentar lagi gue mati, sebelum gue mati gue mau ajak cewek lo" sari tersenyum miring lalu sedetik kemudian ia tertawa.
"maksud lo apa bawa-bawa nama gina hah??. Kalau lo mau mati mati aja silahkan. Jangan sekali-kali lo sangkut pautkan cewek gue dengan masalah lo" bentak lutfan keras. Tak mengingat jika ini masih di lingkungan sekolah.
"gue gak main-main sayang"
"mau lo apa hah?" tanya lutfan pada intinya.
"jadi pacar gue selama 4minggu sebelum gue benar-benar mati" balas sari serius.
Lutfan membelalakkan matanya, mengapa sari membawa-bawa kata 'mati' di setiap ucapannya.
"apa maksudnya ?" tanya lutfan bersikap biasa, tak kasar seperti tadi.
"aku cuma ingin kamu jadi orang terakhir yang ada di samping aku sebelum aku benar-benar pergi"
"kenapa lo bawa-bawa kata mati terus dari tadi. Apa lo sudah bosan hidup" tanya lutfan menahan rasa bingung dan ambigu yang ia rasakan saat ini.
Sari menutup matanya sekilas lalu menatap lain arah, seperti seakan siap tak siap menceritakan ini semua pada orang lain. Selama ini ia hanya menyimpan itu sendiri, tapi semakin lama ia tak mampu menyimpan rahasia besar itu. Gadis itu menguatkan dirinya sendiri sebelum memberikan sesuatu di saku baju nya.
"ini" sari memberikan surat resmi berlogo rumah sakit. Lutfan menerima itu dengan sangat bingung. Apa sebenernya yang terjadi dengan gadis itu.
Lutfan membuka isinya lalu matanya terbelalak saat mengtahui isi kertss tersebut "kanker otak stadium 4" lutfan terkejut, lalu menatap sari dengan tatapan tak terbaca.
Sari mengangguk, sedetik kemudian ia menangis. Lutfan melihat banyak sekali beban yang sari rasakan saat ini. Lutfan bukanlah orang jahat. Selama ini ia menghindar dari sari hanya untuk membuatnya lupa dan agar sari tak berharap terus padanya. Ia sama sekali tak memiliki rasa benci pada sari meski ia tahu sari seringkali berbuat jahat pada gina.
Dengan ragu tangan lutfan terulur untuk mengusap bahu sari yang naik-turun tak beraturan. Semakin lama ia menangis, lutfan memeluk sari, hanya untuk menenangkan gadis itu.
"kata dokter, hidup aku sudah di ujung batas. Aku hanya tinggal menunggu ajal menjem"
"ssuutt" lutfan mengeratkan pelukan sari, tak membiarkan sari melanjutkan ucapannya yang membuat dirinya sendiri terluka.
"aku mohon. Jadi pacar aku, aku janji gak akan bully gina lagi. Aku akan jadi anak baik selama sisa hidup ku yang sangat sedikit ini" ucap dari meyakinkan lutfan.
"apa lo bisa jaga ucapn lo itu, selama ini apa yang lo ucapkan gak pernah lo tepati"
"selama ini aku bully gina hanya untuk menarik perhatian kamu, supaya kamu mau jadi pacar aku lagi. Tapi kayaknya cara itu gak mempan"
"cukup. Jangan bully gina lagi"
"janji. Asal jadi pacar aku"
"baiklah, dengan satu syarat"
"apa?" sari menahan senyumnya
"jangan ada yang tahu. Terutama gina"
"baiklah, asal kamu juga selalu di sisi aku setiap hari. Kamu harus prioritasin aku"
Lutfan mengangguk pasrah. Ia tak tahu apa yang akan terjadi nanti padanya dan gina. Saat ini ia hanya akan menjalankan kemauan sari selama 4minggu sesuai janjinya.
"na, 4minggu kedepan aku terpaksa ingkar. Tapi aku harap kamu percaya kalau aku setia. Sesuai ucapan aku dan janji kamu dulu" batin lutfan.
Demi gina agar ia tak di bully seperti sebelumnya.
Dan demi kebahagiaan orang lain yang tak memiliki umur panjang.
Lutfan rela mengesampingkan egonya, untuk wanita yang ia cintai. Dan wanita yang pernah hadir di hidupnya bahkan sempat memberikannya kebahagiaan, meski itu dulu."aku setuju, hanya sekedar balas budi" lutfan meninggalkan sari sendiri di rooftop. Kali ini gadis itu membiarkan lutfan pergi karena tujuan nya sudah terpenuhi.
Sari tersenyum bahagia. Tak apa hidupnya akan berakhir, agar ia bisar bersama cowok yang ia cintai.
Flasback off
Follow
Vote
Komen
Share jg ke teman² kalian ya gais.Btw, yang mau masuk grup wp bisa pc aku / klik link undangan grup yang ada di bio akun wp ku.
0895384276685
Nambah teman gak salah kan? :)Sekian terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
you are everything
Teen FictionIni rumit,tidak mudah memperjuangkan cinta seorang diri, apalagi aku wanita. bagaimana jika kamu jadi aku? di jadikan layaknya pembantu dirumah, dijadikan pelampiasan dirinya atas kebenciannya pada keluargaku. aku paham hadirku bencana bagi hidupmu...