18. Mencoba berusaha

307 15 0
                                    

Terkadang sebuah pilihan dalam hidup itu rumit,
Tapi dari sebuah pilihan itu
aku mengerti hikmah nya selalu ada

~lutfan

Lutfan memegang pundak sari untuk membantunya bangun.

Sari menangis, lutfan melihatnya menjadi tidak tega. Sebesar itu kah cinta sari pada dirinya. Bahkan dirinya sendiri merasa cinta nya pada sari tidak terlalu besar.

"Aku gak pantas untuk kamu"

"Kenapa? Selama ini aku bahagia dan memandang kamu sempurna" ucapnya purau.

"Gak ada yang sempurna di dunia, kecuali Tuhan. Termasuk aku!"

"Aku tahu"

"Jangan cari aku lagi" ucap lutfan memutuskan, lalu ia pergi meninggalkan sari sendirian. Sari mengejarnya, ia tidak akan rela melepaskan lutfan begitu saja setelah perjuangannya yang selama ini ia lakukan.

"Kamu jahat. Kamu tega! Kamu cuma permainin aku aja. Iya kan? Jawab jujur lutfan" teriak sari di tengah-tengah dirinya berlari. Langkah lutfan terhenti, lalu berbalik menatap sari yang sudah mendekat, hingga kini berdiri dihadapannya lagi.

"Aku gak cuma jahat dan tega. Aku lebih dari itu! Aku berengsek, pecundang, dan juga aku satu-satunya cowok yang udah nyakitin hati wanita sebaik kamu. Maka dari itu aku pergi" balasnya memaki diri sendiri. Tanpa ia sangka itu semakin menyakiti hati sari. Tak ingin melihat sari yang terus menangis karena ulahnya, dan ia sendiripun tidak bisa menghapus air mata itu. Lutfan langsung berlari kencang meninggalkan sari.

"Iya, aku memang benar-benar jahat sar sama kamu. Maafin aku" gumamnya lemah dan memasuki kelasnya dengan napas tersengal-sengal.

***

Aldo mencari keberadaan gina yang tak kunjung datang, 5 menit lagi jam pertama akan segera di mulai. Namun tidak ada kabar sama sekali dari gadis itu. "Apa dia sakit?" Pikirnya.

Aldo pun berniat bertanya pada ketua kelasnya, lutfan. Karena cowok itu pasti tau tentang semua data siswa-siwi setiap harinya.

"Lutfan" panggil Aldo.

Lutfan sedang tidak mood, ia menoleh malas ke arah Aldo. Di tambah Aldo adalah orang terdekat gina, ia menjadi semakin malas. Tapi Aldo tidak memperdulikan tatapan itu dan langsung bertanya "gina kemana? Apa dia ngirim surat?" Tanya nya.

Seketika lutfan baru ingat bahwa ia belum membuat surat izin untuk gina. Saking sibuknya menghadapi sari yang menolaknya untuk putus, ia jadi melupakan gina.

Dalam hati lutfan berterimakasih pada Aldo yang sudah mengingatkan nya secara tidak langsung.

"Iya, dia ngirim surat. Dia sakit" balasnya.

Benar saja dugaan Aldo, pasti gina sakit. Karena dari raut wajahnya kemarin, Aldo melihat wajah gina yang sedikit kusut, lesu, dan tak bertenaga. Saat di tanya, gina hanya membalas 'gak papa'. Hingga pada akhirnya Aldo menjadi khawatir sendiri pada gadis itu.

Bagaimana mungkin Aldo membiarkan gina, wanita yang ia sukai sakit. Oleh sebab itu sedari kemarin aldo sangat memperhatikan gina. Sampai-sampai lutfan di buat panas oleh sikap Aldo yang terkesan berlebihan. Lutfan saja tidak terlalu berlebihan dengan istrinya itu tapi orang lain malah sangat lebay, pikirnya.

Istirahat tiba, lutfan berniat untuk menelpon papahnya di kelas. Biasanya teman sekelasnya yang lain itu selalu berisitirahat di luar. Sehingga menyebabkan kelas kosong.

"Assalamu'alikum pah" Salam lutfan saat telpon sudah di angkat.

"Waalaikum salam lutfan" jawab Toni di sebrang sana. Nada bicaranya terdengar bersemangat. Sepertinya Toni sudah membaik.

"Papah apa kabar?"

"Papah baik disini, semenjak papah di rawat di Singapur. Ternyata rumah sakit pilihan mu tidak salah" ucap Toni bangga pada anaknya itu.

"Iya dong pah, kan lutfan mau papah sembuh"

"Gimana hubungan kamu sama gina?"

Lutfan terhenti, akankah ia berkata jujur? Atau malah berbohong. Pasalnya hubungannya dengan gina tidak baik karena perilakunya sendiri selama ini. Tapi ia juga takut akan kemarahan papahnya

"Lutfan sedang berusaha menjadi lebih baik pah" ucapnya tepat, ia tidak jujur dan juga berbohong.

"Baiklah, sayangi dia sebagaimana mestinya. Jadilah lelaki sejati yang mencintai wanita tanpa syarat"

"Lutfan akan berusaha pah"

Tut Tut

Sambungan di putuskan sepihak. Lutfan tidak ingin berlebih lama berbincang dengan papahnya jika membicarakan pernikahannya. Ia tidak ingin keluarga nya tahu tentang keluarga kecilnya. Biarlah ia dan gina yang menghadapinya.

Aldo yang sedari tadi bermain game terhenti, entah bisikan dari mana ia menjadi menguping pembicaraan orang. Padahal dalam kamusnya, ia tidak suka mencampuri urusan orang lain.

"Sekilas aku dengar lawan bicara lutfan menyebutkan nama gina? Dan juga hubungan?. Hubungan apa yang mereka maksud?" Batin aldo bertanya-tanya.

Lutfan terhenyak saat menyadari Aldo yang sedari tadi berada di kelas. Saking terhanyut dengan rasa rindu kepada orang tuanya, ia menjadi tidak sadar bahwa ada orang lain selain dirinya di kelas. Apa cowok itu mendengar pembicaraanya dengan papahnya itu? Saat dirinya dan papahnya membicarakan gina?. Lutfan jadi takut rahasianya terbongkar di depan Aldo. Untung hanya Aldo yang berada bersamanya saat ini.

"Tapi kan Aldo teman dekatnya gina" lutfan menjadi takut hubungannya semakin tidak baik dengan gina karena adanya orang yang lebih dekat dengan gina di banding dirinya. Ia hanya takut gagal menjadi yang baik untuk dirinya, keluarganya, dan keluarga kecilnya.



Don't forget to follow my account wattpad @nengratnayulia

you are everythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang