Lutfan menarik tangannya dengan cepat setelah dera mengobatinya. Dera tersenyum senang, akhirnya lutfan tidak menolak hal itu. Ia menjadi semakin yakin bahwa lutfan akan suka padanya.
"Kita lanjut" ucap lutfan, semuanya kembali sibuk dengan pekerjaannya. Kecuali dera, sedari tadi pekerjaannya hanya memperhatikan lutfan. Gina melirik ke arah dera menjadi gemas ingin mencolok mata cewek itu agar berhenti menatap lebih ke arah lutfan.
"Jangan bengong" Aldo menoyor muka gina dengan daun bayam yang masih utuh bentuknya.
Gina menoleh, menatap Aldo tak terima karena sudah membuat wajahnya kotor karena tanah.
"Ish" gina membalas perlakuan Aldo, Aldo menghindar. Hal itu membuat gina geram dan mencubit tangan cowok itu.
"Awash,, beraninya cubit" sindir Aldo seraya mengelus tangan bekas cubitan gadis itu.
Gina tak peduli, ia membalas dengan gerakan mengejek. Aldo tertawa, ekspresi gina sangat lucu saat mengejeknya.
"Muka jelek aja masih di jelek-jelekin. Tambah jelek tau" ejek Aldo, ia gemas pada gadis itu. Rasanya ia ingin mencubit pipi itu, namun malu karena ia sedang bersama orang lain juga pada saat itu.
"Bodo" timpal Gina dengan malas.
Lutfan semakin cemburu melihat itu "apa ini? Kenapa rasanya seperti aku melihat sari bercanda gurau dengan temannya dulu. Apa rasa ini juga sama saat aku merasakan cemburu seperti dulu aku cemburu sari dekat dengan cowok lain?" Batin lutfan. Ia menampik pikiran bahwa ia cemburu melihat gina bersama orang lain.
"Aku melihat senyumnya bersama orang lain. Senyum itu lebih tulus, berbeda saat ia tersenyum padaku. Rasanya seakan ia terpaksa jika denganku"
***
Setelah 2 jam mereka berkutat, akhirnya keripik bayam itu pun jadi. Tak sia-sia mereka membuatnya, hasil nya pun sangat memuaskan. Soal rasa? Jelas tak ada keraguan karena yang meracik bumbu nya adalah lutfan. Lutfan sering kali mengikuti lomba memasak di luar sekolah, itupun karena perintah mamanya. Jadi tak heran jika hanya membuat keripik bayam, rasanya akan sangat sangat enak.
"Kalian yang mau nyicip, ambil aja. Tapi jangan yang mau di presentasikan ya"ucap lutfan menawarkan.
Tanpa ragu mereka semua menyicipi bayam tersebut. Semuanya mengangguk ringan, merasa keripik bayam itu sangat enak.
"Enak parah, duh gue gak nyesel 1 kelompok sama lutfan" puji sesel.
"Jelas enak lah, yang bikin kan calon suami gue" dera lagi-lagi berhalusinasi, bahwa ia setiap hari akan di masak kan makanan enak oleh lutfan. Saat mereka berumah tangga nanti.
"Lutfan, aku semakin mencintaimu" puji gina sambil menundukkan wajahnya karena malu, tidak mungkin ia mengatakanya langsung. Ia tidak memiliki keberanian berbicara seperti itu.
Lutfan memperhatikan gina dengan senyumnya, pasti gina sedang menahan malu karena barusan ia mencicipi masakannya. Lutfan tersnyum penuh arti. Gina, itulah gadis yang akan ia jaga mulai saat ini.
"Biasa aja, gue juga bisa kali masak beginian doang mah. Kenapa semua puji lutfan. Kalau gue yang masak, pasti gue juga yang akan di puji" umpat Aldo dalam hati. Ia tak terima dengan pujian dari ke 3 wanita di hadapannya ini. Mentang-mentang lutfan yang masak, semuanya jadi memujinya. Ia sebagai lelaki yang tak di puji jadi kesal karena hanya lutfan yang di sanjung-sanjung. Dirinya tidak!
***
"Duh maaf ya ra, rumah kita kan gak searah. Lo mau gue turunin di perempatan sana?" Tunjuk dera ke arah perempatan yang tak jauh dari gang perumahan lutfan. Dera mendengus, apa tidak ada yang ingin mengantarnya.
"Do, mending kamu antar dera, kesian dia. Rumah kamu kan se arah sama dera" ucap gina membujuk, karena Aldo pelit memberi tumpangan pada dera. Ia tidak suka gina sok baik pada dera. Dera saja sering jahat pada nya, kenapa gina sangat peduli pada cewek licik itu.
"Iya, Lo pulang bareng Aldo aja Ra" ucap lutfan memutuskan sepihak.
Aldo tak terima, ia tidak ingin motornya di naiki orang lain selain ibu, ayah, adik, dan gina. Ia tidak akan sudi "enggak enggak, gue ogah" tolak aldo.
"Please do, Kali ini aja. Ini hampir magrib, kasihan dera. Diakan cewek" imbuh gina membujuk.
"Iya, biar gina gue antar" ucap lutfan membenarkan.
"Gak, gua yang akan anter gina" tolak aldo pada lutfan.
"Egois banget sih kamu do" kesal gina, ia paling tidak suka pada cowok yang egois.
"Ta..tapi"
"Gada tapi-tapian. Aku marah, kalau kamu gak anter dera" balasnya merajuk.
Aldo mendengus, tak bisa menolak permintaan gadis itu yang kini sudah merajuk. "Iya deh iya, aku akan anter tuh anak" ucap Aldo pasrah, dera pun senang karena ada yang mengantarnya pulang. Meski dengan cara terpaksa dan menyedihkan.
Sebenernya Aldo tidak rela motornya di naiki orang lain selain gina, namun karena paksaan gadis itu. Ia harus mau!
Aldo memberikam helm yang tadi gina pakai kepada dera, dera menerimanya. Dan dera menaiki motor Aldo "kamu langsung pulang" tunjuk Aldo kepada gina. Gina hanya mengangguk bersemangat.
"Iya, hati-hati"
Motor Aldo pun melesat cepat, di susul oleh sesel di belakangnya "gin, fan, gue balik" ucapnya di balik helm.
"Iya hati-hati sel" teriak gina karena motor sesel sudah menjauh.
Gina dapat bernapas lega karena akhirnya mereka semua sudah pulang dan meninggalkan rumah lutfan.
"Ikut aku" ucpa lutfan tiba-tiba lalu masuk ke rumah. Gina heran, ia jadi takut di marahi. Tapi salah nya apa?
Ia melihat lutfan membawa kunci mobil, gina semakin heran "mau kemana?" Tanya gina.
"Kit kerumah mamah, aku kangen bi Marni" balasnya.
"Bi Marni? Siapa tuh?" Tanya gina seraya memakai tas selempangnya yang menggantung di tangga, lutfan yang mengambilkan tadi.
"Pembantuku di rumah"
Gina hanya membalas dengan gerakan mulut saja, lalu ia mengunci rumah dan memastikan semuanya aman.
Lalu gina menyusul lutfan yang sudah menunggunya di mobil, mobil pun melesat keluar pekarangan rumah. Sebelumnua lutfan sudah memberi klakson pada satpam penjaga sekedar meminta izin keluar. Pak satpam hanya mengangguk ramah.
Nantikan part selanjutnya gais..
KAMU SEDANG MEMBACA
you are everything
Teen FictionIni rumit,tidak mudah memperjuangkan cinta seorang diri, apalagi aku wanita. bagaimana jika kamu jadi aku? di jadikan layaknya pembantu dirumah, dijadikan pelampiasan dirinya atas kebenciannya pada keluargaku. aku paham hadirku bencana bagi hidupmu...